Timur Tengah makin Gerah

Gejolak politik global belakangan malah semakin runyam. Justru di tengah konflik Semenanjung Korea, kisah lucu tapi memantik konflik malah terjadi dari Gedung Putih. Presiden Amerika Serikat menyatakan rencananya [entah baru wacana layaknya pemerintahan di salah satu negara Asia Tenggara yang di kemudian hari ternyata nggak jadi ataukah sudah berupa hal legal ] untuk memindahkan ibu kota Israel ke Yerussalem yang selama ini menjadi ibu kota de facto dan de jure Palestina.

Kejutan memang karena dalam kurun waktu satu tahun ini belum ada konflik 'di atas rata-rata' yang menjadi alasan kuat pemindahan tersebut. Justru Amerika Serikat lebih berkutat dengan potensi pecahnya perang rudal dengan Korea Utara. Nyatanya, Amerika Serikat malah membuka potensi perang dunia ketiga di jazirah Arab. Jika ternyata benar perang dunia ketiga dimulai lantaran konflik ini, sudah bisa ditebak bahwa eksistensi Amerika Serikat di peta dunia adalah taruhannya dan itu tidak sebanding jika Amerika Serikat fokus ada krisis Semenanjung Korea misalnya.

Indonesia sendiri, melalui pernyataan resmi Presiden Joko Widodo, telah menegaskan sikap kontranya dengna berbagai pertimbangan. Faktor sosial, histori, serta politik memang tidak ada yang mencondongkan republik ini untuk pro terhadap pemindahan tersebut. Jika konflik makin meruncing, bukan tidak mungkin imigrasi Indonesia akan 'kebobolan' terkait arus emigrasi WNI untuk ikut terjun ke wilayah konflik di Arab.

Hal yang lumrah sebuah negara memindahkan ibu kotanya. Malaysia, Myanmar, Brazil, Republik Tiongkok, bahkan Indonesia sendiri pernah dalam kondisi seperti itu. Jika Malaysia, Myanmar, dan Brazil terdorong kondisi pembangunan, maka Republik Tiongkok [bukan Republik Rakyat Tiongkok] dan Indonesia sedang dirundung prahara keamanan. Tapi status kelima negara itu adalah 'memindahkan sendiri', bukan 'dipindahkan oleh negara lain'. Hal yang sangat lucu melihat sejarah sebuah negara yang ibu kotanya pindah atas keputusan negara lain. Tentu dipertanyakan kedaulatan pemerintahannya. Walau kasus pemindahan ibu kota Israel oleh Amerika Serikat ini tidak menunjukkan bahwa Israel ada di bawah Amerika Serikat. Justru hal ini adalah bentuk nyata Amerika sebagai negara boneka dari Israel.

Hmmm

No Response to "Timur Tengah makin Gerah"