Review of SPIS 9th Session

Pasca-UTS, PSSI memasuki CLO-3 dan 4. Setelah mahasiswa berhasil lolos dari standar minimum yang ditetapkan di CLO-1 dan 2, kecuali mahasiswa yang memang bermasalah, tentu diharapkan semua mahasiswa bisa menggaet hasil yang optimal di CLO-3 dan 4 agar nilai akhir seperti yang diharapkan oleh masing-masing mahasiswa. Secara pribadi, saya mematok nilai AB sebagai target seorang mahasiswa di mata kuliah pilihan. Malah nilai A seharusnya bisa diraih jika strategi yang diterapkan tepat. Nah, awal dari CLO-3 ini adalah kajian PSSI dari sisi riset.

Yeyeye lalalala desain cover baru, biar lebih kekinian

Sepintas antara konsep riset ilmiah dengan PSSI tidak ada hubungan yang erat. Mengapa demikian/ Wajar saja, PSSI lebih menekankan praktik penerapan yang kadang 'menyederhanakan kompleksitas akademik'. Berbagai teori yag dipelajari di akademik kenyataannya perlu banyak modifikasi agar tepat guna. Namun, PSSI sebetulnya tidak akan berhasil jika tidak menerapkan konsep riset. Hal ini yang dipaparkan di awal berupa dua poin, yaitu

  • SP in SPIS stands for Strategic Planning that should be proclaimed officially as policy in an enterprise.
  • SPIS should be designed and formulated using systhematic logical thinking which comply with research concept.


Materi yang diulas di kelas banyak terinspirasi dari apa yang diajarkan oleh Pak Riri Satria serta pengalaman empiris bareng Pak Yudho. Sebagai awalan, konsep Research Policy dibahas meliputi pembuatan kebijakan serta analisis kebijakan. PSSI sendiri kalau dari nama dan sampul produknya merupakan riset pembuatan kebijakan. Namun di dalam penyusunannya, tentu ada analisis kebijakan yang sudah ada, termasuk jika sudah ada Renstra SI/TI yang 'menjelang kadaluarsa'.

Memang, apa yang saya hasilkan di riset terdahulu tidak sempurna. Namun saya mencoba untuk mendidik diri sendiri agar apresiasi terhadap apa yang sudah diperbuat dan pede tentunya.

Ulasan selanjutnya adalah proses 'pencaplokan' masalah pada sebuah organisasi. Yang ini sebetulnya sudah menjadi 'pemicu' mahasiswa untuk berpikir mengenai bagaimana sih menangkap permasalahan yang sebetulnya terjadi di sebuah organisasi. Lebih lanjut lagi, apa penyebabnya detail dan bagaiamana SI/TI bisa menjadi solusinya. Ilustrasi sebagai simulasi sederhana coba kami diskusikan, yaitu demo transportasi umum serta kekurangsuksesan iDEA. Sebetulnya saya melihat mahasiswa lebih melek saat diskusi dibandingkan momen saat 'ceramah', ya iyalah sudah gede mereka punya gagasan yang jangan banyak diempet.



Setelah mahasiswa mengenali strategi mengidentifikasi masalah, berikutnya mereka diajak berkenalan dengan tinjauan pustaka. Barangkali ini menjadi ulasan yang teoretis dan agak abstrak, terutama jika mahasiswanya belum membayangkan topik skripsi. Maka apa yang diulas di sesi ini tidak terlalu njelimet. Fokusnya ada pada fungsi tinjauan pustaka dan cara melakukan tinjauan pustaka. Insya Allah pekan depan barulah memasuki sesi penerapan.

Contoh bentuk tinjauan pustaka berupa kritik terhadap literatur yang kita baca

No Response to "Review of SPIS 9th Session"