Review of SPIS 7th Session

Alhamdulillah akhirnya tiba jua di pertemuan ke-7, pertemuan terakhir sebelum memasuki milestone UTS. Bisa dikatakan, perjalanan sudah separuh dari sisi waktu, tentu bukan perjalaan yang enteng mengingat perkuliahan ini penuh dinamika tugas dan berbagai kesibukan mengumpulkan literatur yang layak dibahas. Pada akhirnya, komponen-komponen pengetahuan tentang bisnis serta SI/TI memasuki ulasan yang implementatif, yaitu bagaimana sih melakukan PSSI itu. Bagaimana proses implementasi itu akan menjadi suguhan pasca-UTS sehingga yang diulas di pertemuan 6 dan 7 hanyalah preview atau ulasan awal yang relatif singkat. Perlu ditambahkan embel-embel 'relatif' karena durasi kuliah 150 menit jelas mendorong dosen cerdik mengisinya dengan materi berkualitas.

Pertemuan ke-7 ini sebetulnya kelanjutan dari pertemuan 6 berupa pembahasan kerangka kerja dan metodologi dalam PSSI. Agar 'PEDEKATE' terhadap beberapa kerangka kerja di pertemuan 6 tidak lupa, maka hal tersebut kembali dibahas, khususnya dari sisi karakteristik spesial yang membuat tiap kerangka kerja berbeda satu sama lain. Bisa dikatakan perbandingan antara kerangka kerja PSSI itu mirip buah-buahan. Maksudnya, tiap buah berbeda satu sama lain, mulai dari bentuk, rasa, hingga kandungan nutrisi dan khasiat kesehatannya. Maka, perlu penjelasan yang kualitatif dalam membandingkannya.

Sebagai tambahan, pertemuan ke-7 ini juga melengkapi beberapa kerangka kerja yang belum sempat dibahas di pertemuan 6, misalnya Wetherbe dan Hospital Strategic Information System. Keduanya ini lalu disoroti pola pikir ilmiahnya dan dibandingkan dengan UI ITMP, Ward and Peppard, Be Vissta Planning, hingga Tozer. Walau secara detail berbeda, mereka punya benang merah, yaitu adanya proses 'introspeksi' terhadap kondisi bisnis dan SI/TI saat ini. Hal ini sangat logis karena apa yang diusulkan tentunya harus sesuai kebutuhan saat ini dan berangkat dari realitas yang ada.

Khusus di pertemuan ke-7 ini, ulasan utama selanjutnya adalah konsep Enterprise Architecture. Konsep ini harus diakui merupakan istilah yang jarang diketahui oleh anak prodi Informatika. Selain karena porsi besar informatika di ranah komputasi, kenyataannya arsitektur organisasi/perusahaan tidak tersedia mata kuliahnya khusus, bahkan setingkat mata kuliah pilihan. Padahal, perkembangan bisnis saat ini sudah memicu kebutuhan pengetahuan tentang arsitektur organisasi/perusahaan. Barangkali keberadaannya di salah satu bab di mata kuliah Sistem Informasi dianggap sudah cukup. Secara pribadi, saya berpendapat lain.

Konsep Enterprise Architecture ini dituangkan dalam dua kerangka kerja PSSI paling 'laku' sepanjang sejarah, yaitu TOGAF dan Zachman. Khusus TOGAF, saya punya pengalaman pribadi riset yang sifatnya terapan dnegan memakai TOGAF, yaitu di Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, bahka hasi risetnya alhamdulillah sampai lolos putaran final SNATI 2012. Zachman sendiri, saya baru sebatas tahu komponen-komponennya, itu pun tidak secara detail.

TOGAF, dapat dikatakan sebagai proses pembuatan Enterprise Architecture yang dijalankan runut/sequential, bahkan mungkin saja iteratif. Namun jelas titik mulainya. Dengan 8 fase mayor yang ada, terdapat jenis-jenis arsitektur yang menjadi produknya. Selain itu, terdapat 3 fase yang secara khusus disediaka untuk menangani manajemen perubahan. Hanya saja, sebelum 3 fase ini dijalankan, terdapat fase Opportunities and Solution yang merupakan bentuk lain dari Gap Analysis. Praktis, jika kondisi yang menjadi rencana masa depan tidak jauh berbeda dibandingkan saat ini, ataupun kemungkinan penolakan/resistensi atas usulan yang ada, tiga fase terkait manajemen perubahan tidak terlalu dipertimbangkan secara masif.

Zachman, yang ini dapat disebut sebagai ensiklopedi yang 'sapu jagat'. Pola pikir pembentukannya relatif menarik, yaitu berangkat dari urutan sebuah proses, yaitu inisiasi s.d. teknis pelaksanaan, dipadu dengan kebutuhan jenis informasi, yaitu 5W dan 1H. Yang menjadi unik, matriks yang dihasilkan ada kesamaan pola pikir dengan Information System Building Block yang digagas oleh Whitten. Nah, kalau Zachman sendiri, dalam kenyataan praktiknya, tidak melulu dipakai seluruh matriksnya. Apabila secara teknis hanya perlu merancang asitektur yang ada dengan asumsi tidak ada perubahan pada arsitektur yang lain, maka pengguna dapat mencomot 'potongan kue' Zachman sesuai kebutuhan.


No Response to "Review of SPIS 7th Session"