Petaka Bernama PSG

Kejutan terbesar babak 16-besar UEFA Champion League atau UCL atalah dilumatnya FC Barcelona 0-4 oleh PSG. Skor yang keterlaluan untuk klub yang hanya menang sekali dalam 8 pertemuan sejak 2010. Terlalu parah juga untuk Barcelona yang kurang dari sepekan sebelumnya baru saja menghajar lawannya 6-0. Sebelum pertandingan ini, nyaris di berbagai aspek Barcelona diunggulkan. Namun, apa yang terjadi di lapangan merupakan kejutan yang di luar bayangan siapa pun, bahkan mungkin para pemain PSG sendiri.  Saya tidak pernah menghitung berapa kali menonton Barcelona berlaga dengan hasil nirpoin, termasuk saat melawan tim medioker macam Celta Vigo atau malah tim kelas kakap seperti Real Madrid. Yang mengejutkan penampilan kemarin adalah permainan terburuk, versi saya lho ya, yang pernah saya lihat. FC Barcelona bermain tanpa penetrasi, kalah gesit dan mudah diserobot bolanya oleh pemain PSG. Hal yang sangat langka terjadi, bahkan Real Madrid pun tidak pernah menggebuk Barcelona dengan cara demikian. Lini belakang Barcelona memang bermain buruk, tapi masih relatif 'wajar' dibandingkan lini tengah yang kolaps.

PSG kini berdiri sejajar dengan FC Bayern Muenchen serta Athletic Club Bilbao yang berhasil menghajar Barcelona dengan skor sama sejak 2007, 4-0. Muenchen di semifinal UCL 2012-2013, sedangkan Bilbao final Supercoppa Espana 2015. Sebetulnya masih ada Real Madrid dan Celta yang mampu menceploskan 4 gol ke gawang Barcelona, tapi mereka masing-masing mampu dibalas Barcelona dengan 1 dan 3 gol. Yang bikin ngeri, Muenchen maupun Bilbao di 90 menit laga kedua masih sukses mempertahankan kemenangan agregat. Bilbao memang kalah di laga kedua 1-2, tapi agregat 2-5 membuat Barcelona gigit jari. Muenchen malah lebih gila lagi dengan gelontoran tiga gol yang berarti agregat menggila 0-7. Di dua pasang laga tersebut, memang ada fenomena tersendiri. Bilbao memecundangi Barcelona saat mesin klub Barcelona belum panas lantaran Supercoppa Espana adalah kompetisi yang 'tahu-tahu final' sehingga tidak ada pemanasan. Plus, Barcelona terlalu meremehkan Bilbao lantaran gelontoran treble di musim 2014-2015. Saat digebuk Muenchen, Barcelona dalam kondisi kritis, yaitu kerap ditinggal pelatihnya yang sakit. Di kompetisi domestik, La Liga, pun sedang adu sprint dengan Real Madrid. Sementara itu di Copa del Rey sudah disingkirkan oleh Real Madrid. Bagaimana dengan kekalahan PSG ini?

bencana...
sumber gambar dailymail.co.uk

Bisa dibilang, situasi Barcelona memang tidak ideal. Mereka memang lolos ke final Copa del Rey. Tapi, nasib di kompetisi domestik sangat memprihatinkan. Tertinggal 1 s.d. 7 poin dari Real Madrid adalah bencana. Ya, jarak bisa menjadi 7 poin karena Madrid menabung 2 laga tunda. Sementara itu Barcelona gagal mendulang poin dari laga yang sepintas mudah seperti kalah dari Deportivo Alaves hingga dibungkam Celta Vigo. Memang betul, FC Barcelona belakangan ini patut dipertanyakan komitmennya mencaplok trofi La Liga. Alasannya sederhana, beberapa hasil minor menghampiri justru di saat mereka dituntut konsentrasi mengumpulkan poin mengingat jarak antara mereka dengan pemuncak klasmen, Real Madrid, kian menjauh. Ada apa dengan Barcelona. Peluang mempertahankan gelar tengah terancam, ya bola berpihak ke Madrid sekarang.

Namun di tengah suasana kurang meyakinkan di kancah La Liga, Barcelona justru sempat diunggulkan melaju kencang di UCL. Faktor kegagalan dramatis atas Atletico Madrid plus penampilan gemilang di putaran grup sedikit banyak meguatkan aroma kebangkitan. Tapi, jagoan ini justru terkapar di 90 menit pertama laga 16-besar. Babak yag terlalu dini bagi Barcelona meningat mereka selalu lolos 8-besar sejak 2007-2008, hanya di musim 2013-2014 dan 2015-2016 gagal menembus semifinal. Artinya musim ini tradisi gemilang Barcelona terancam punah.

Masih ada 90 menit, tapi beban mengejar skor defisit empat gol adalah hal yang sangat sulit, itu pun hanya untuk hasil imbang menuju perpanjangan waktu. Jika ingin lolos otomatis ya tentunya lima gol. Lawan mereka adalah juara bertahan Ligue 1 Prancis yang sudah mulai lancar berkiprah di UCL. Belum lagi jika PSG melesakkan 1 gol tambahan, Barcelona wajib menggelontorkan enam gol. Bukan perkara mudah. Barcelona memang pernah digebuk AC Milan 0-2 lalu membalas 4-0 di laga kedua. Tapi selisih 4 gol berbeda levelnya. Pertanyaan sederhananya kini dua. Apa sebenarnya yang terjadi di lini tengah Barcelona di laga kemarin? Kedua, bagaimana strategi nanti untuk menceploskan 5 gol ke gawang PSG?

No Response to "Petaka Bernama PSG"