A, lalu ...

Universitas Telkom masih dihinggapi suasana riang lantaran predikat A selaku perguruan tinggi yang berhasil diraih. Predikat ini dapat dikatakan angin segar saat usia universitas ini memasuki tahun keempat. Untuk ukuran perguruan tinggi swasta yang belum genap setengah windu, prestasi ini bisa dibilang kelewatan istimewa. Namun dengan status sebagai suksesor empat perguruan tinggi, salah satunya Institut Teknologi Telkom, maka predikat ini menjadi bukti non-formal bahwa proses transformasi telah mampu membuahkan perguruan tinggi yang mampu melejit di kancah pendidikan tinggi Indonesia.



Akan tetapi prestasi ini sebetulnya menjadi ajang evaluasi yang kebetulan bumbunya manis. Saya terus terang agak samar untuk membandingkan kualitas operasional dan kualitas akademik IT Telkom dengan Universitas Telkom. Alasannya sederhana, saya berada di posisi berbeda, dulu mahasiswa sedangkan saat ini dosen. Banyak proses bisnis, walah bahasa anak SI/TI, yang 'terlihat' jauh lebih rapi dan sepengamatan saya, ada andil SI/TI. Ya, predikat A ini tidak lepas dari peran SI/TI di Universitas Telkom yang menjadi media untuk mengoperasikan berbagai proses bisnis yang ada di sini. Memang sulit untuk menyebutkan berapa persen kontribusi, maka silakan saja lakukan 'blusukan' ke ekosistem Universitas Telkom kini.

Saya berharap predikat ini mampu disikapi dengan bijak. Kita perlu mengubah paradigma inferior yang selama ini mendekap lantaran status sebagai kampus swasta. Pada kenyataannya, minimal pengalaman angkatan saya, status swasta tidak berpengaruh saat mencari pekerjaan. Kita pantang minder karena kampus ini diakui kualitas layanannya. Namun, di sisi lain kita pula pantang sombong karena predikat ini punya tanggal kadaluarsa. Mau sampai kapan 'mencantumkan' huruf ini di website ataupun brosur jika tidak ada peningkatan kualitas. Ya, predikat A bukanlah akhir dari perjuangan civitas akademika, justru itu hanya 'sanjungan sesaat' yang harusnya memacu kualitas untuk lebih ditingkatkan lagi.

No Response to "A, lalu ..."