Review telat: Zootopia

Ya, akhirnya saya nonton Zootopia. Justu ketika yang lain membahas Ice Age 4, saya malah baru menyaksikan film Zootopia yang entah akhir tahun lalu terbitnya kalau tidak salah. Hehee, maklum masih dalam suasana hemat finansial dan tentunya waktu selama di perantauan Jakarta. Nah, jika film ini haya berkelakar tentang kisah lugu khas anak kecil, sebaiknya revisi opini itu. Film ini menyumbang banyak pesan moral yang sangat berutrisi dan itu terbuka untuk semua segmen. Semua segmen/ Ya, film ini tidak semata pantas dihidangkan bagi anak kecil yang terbiasa dibius kecanggihan film ala Star Wars. Bagi orang dewasa yang kerap menonton Conjuring pun patut direkomendasikan film ini.

Harmonis dalam Keanekaragaman
Ini sudah jadi pesan moral yang diumbar paling dominan di film ini. Di dunia nyata, fauna-fauna tersebut dipisahkan dengan status sebagai kontestan-kontestan sebuah siklus bertajuk rantai makanan dimana ada yang berperan sebagai mangsa serta ada yang menjabat sebagai predator yang antagonis. Di sini diceritakan para fauna tersebut telah hidup berdampingan. Kantor kepolisian yang dihuni kucing, macan, badak, serigala, gajah, hingga kepala polisi yang seekor bison. Mungkin inilah maksud dari kata 'topia' yang mengacu ke 'utopia' alias impian dimana tidak ada lagi penindasan dan pemangsaan. Namun film ini tak lupa menyelipkan kegalauan tentang ke-utopia-an tersebut. Simak bagaimana kosakata predator masih dipakai oleh para herbivora sebagai indikasi masih adanya kecurigaan justru dari pihak yang 'merasa' terancam ditindas.


Berani Move On untuk Cita-Cita
Dengan fakta bahwa seluruh anggota keluarga besar Judy adalah kelinci, maka profesi yang mereka gusung sebagai tradisi adalah petani wortel. Rasa khawatir menggelayuti orang tua Judy tatkala tahu bahwa anaknya ini bercita-cita menjadi polisi, profesi yang 'keras'. Bukannya urung niat saat dijelaskan oleh orang tuanya bahwa tidak pernah ada kelinci menjadi polisi, justru Judy bahwa makin termotivasi menjadi yang pertama. Keberanian Judy akhirnya menggiringnya meninggalkan Bunnyburrow, kota asalnya, menuju sebuah kawasan metropolitan bernama Zootopia yang artinya dia harus jauh dari keluarga besarnya.

Mengakomodasi Berbagai Karakter Fisik
Lihat kereta Zootopia Express yang pintu beraneka ragam sesuai ukuran tubuh fauna di situ/ Ya, itu adalah sebuah pesan untuk membangun infrastruktur, termasuk transportasi, yang mengakomodasi berbagai karakteristik. Ada pula penjual jus yang menyediakan alat untuk mengkat hidangannya ke atas guna melayani pelanggan dari fauna berpostur tinggi, misalnya jerapah.

How unique this hehee

Bersikap 'Fair'
Memang Nick kesal bukan main dengan kengeyelan Judy yang teru menyeretnya untuk mengendus kasus hilangnya si berang-berang Mr. Otterton, tapi tanpa diduga Nick justru membela Judy saat terancam dipecat oleh kepala polisi. Dengan kecerdasannya merangkai kata, Nick menang telak dalam berargumentasi melawan Mr. Bogo. Padahal kalau mau, ini adalah kesempatan Nick untuk lepas dari cengkraman Judy. Tapi Nick bersimpati pada situasi Judy yang selalu diremehkan dan itu mengignatkannya pada masa lalu Nick yang serupa. Maka, Nick pun bersikap fair dengan membela Judy. Karakter yang awalnya antagonis, yaitu Mr. Bogo pun sebetulnya memeiliki sikap fair terhadap hal-hal yang bersifat penugasan. Awalnya dia memang sangat meremehkan Judy. Tapi jika kita amati, Bogo bersikap adil dengan memenuhi panggilan darurat Nick sangat diserang Mr. Manchas. Pun dengan sikapnya yang tidak menghalangi Judy untuk terus mengorbit di kepolisian kota Zootopia. Bahkan sikap keras kepala Bogo saat mengabaikan prestasi Judy di akademik kepolisian pun ada sisi betulnya, yaitu tidak mudah membebankan tugas berat kepada rekrutan baru dan tidak mudah silau dengan prestasi yang belum teruji di lapangan sebenarnya. Memang doi agak tengil, tapi ada nilai positif yang bisa digali hohoo.


Jangan Remehkan
Tebak siapa karakter yang dimaksud dengan Mr. Big/ Ternyata seekor kukang kecil. Padahal, sebelumnya kita disuguhi beberapa ekor beruang kutub yang berukuran raksasa sebagai pengawalya ala mafia. Hohohoo. Kejutan yang menjadi 'bumbu' dari film ini adalah sosok Flash selaku kungkang yang gerakannya sangat super lambat. Tapi kita disuguhkan mobil ngebut kecepatan 115 mil per jam yang ternyata dikemudikan oleh Flash. Pesan terselubung agar kita tidak meremehkan orang lain hanya dari sesuatu yang tampak mata ataupun hanya ucapan lisan semata.

No Response to "Review telat: Zootopia"