Call for Remote Solution

Tantangan menceburkan diri di dunia e-commerce, tidak hanya terkait mengembangkan online directory sebagaimana disinggung di post sebelumnya. Ada pula "panggilan" lain sesama pemuda belia (yang harusnya menjadi) harapan Bangsa Indonesia. Panggilan ini kebetulan datang dari seorang pakar desain yang sering bersentuhan dengan proyek-proyek IT. Kolaborasi yang insya Allah menarik dan akan banyak manfaatnya, bismillah :)

Tidak banyak yang ingin diutarakan di sesi ini karena pesen domain aja belum hehee. Intinya, ada kesamaan ide untuk mengembangkan sebuah media online untuk manajemen proyek jarak jauh yang lebih kece. Btw, jangan tanya lingkup "kece"-nya itu bagaimana? Kalau saat ini saya mengartikan "kece" itu adalah mampu memikat orang-orang yang kerja jarak jauh, ya macam LDR-an gitu. Cieee memikat Cieee LDR-an. #eh #malahsalahfokus #hehee #OOTbentar. Yups, ini akan sangat menarik karena beberapa bulan lalu saya memperoleh tugas dari dosen MPPPPTI tentang Global Software Development Project. Dari tugas tersebut, saya memperoleh wawasan yang lumayan banyak tentang tantangan mengembangkan proyek secara ghoib, punya rekan tapi nggak tahu secara pasti dia ada dimana. Akan banyak permasalahan, khususnya yang bersifat sosial, misalnya komunikasi, budaya, manajemen konflik, etika, hingga penarifan, terkait proyek yang sifatnya remote, jarak jauh, ghoib tim proyeknya, dan berbagai istilah serupa.

Alhamdulillah ada pengalaman di kantor lama mengenai manajemen proyek yang bersifat remote, malah ikutan di dalamnya. Dan memang betul tantangannya lebihhh gokillll. Alhamdulillah pula bekal di kuliah MPPPPTI musim lalu, selain membuatkan wawasan, juga menambatkan berbagai koneksi proyek yang nggak akan sia-sia.

Yang unik saya dan Bang Yasir, si pakar desain, ini juga sejauh ini akan mengerjakan ide ini secara remote antara Depok dengan Bandung. Secara latar belakang memang cukup banyak berbeda, ya wajar saja karena program studi saat kuliah dan jobdesc di kantor kami sangat berbeda, jam terbang pun dia unggul banyak dari saya. Tapi, kompatibilitas tidak diukur dari keseragaman latar belakang. Kami sama-sama belajang di sini :)

Belajar untuk memenuhi panggilan untuk berinovasi lewat ide-ide kreatif

Mencari "Nutrisi" untuk Sebuah Online Directory

Directory, barangkali kata ini kurang populer di masyarakat. Di KBBI padanan katanya adalah direktorat yang artinya "bagian dari departemen yang tugasnya mengurus suatu bidang tertentu". Wajar jika banyak yang masih bingung maksud directory itu apa. Directory sendiri dalam kosakata komputer merupakan sebuah terminologi yang sudah tergantikan oleh "folder". Sudah mulai paham? Hehee, secara ringkas, direktori merupakan sebuah gugus yang mengakomodasi beberapa item dengan kesamaan tertentu. Jika menyinggung database, maka directory ini merupakan simpul yang menunjukkan identitas tertentu sesuai kategorinya. Misalnya direktori objek wisata di Kota Bandung dapat dipilih secara khusus dengan kategori "wisata kuliner", "wisata alam", dll. Dalam pengembangan web portal, directory menjadi terminologi yang digunakan untuk menyebut database online yang memudahkan seseorang mencari sebuah atau beberapa item dengan kata kunci tertentu.

Alhamdulillah di penghujung Juli ini, saya menata kembali rencana bareng senior saya, Bang Bil, untuk mengembangkan sebuah web portal berupa directory untuk ekonomi kreatif yang spesifik di dua subsektor. Bukan tanpa alasan, subsektor yang akan menjadi lingkup pengembangan ini "hanya" ada dua. Potensinya sangat menggurita di Indonesia dan relatif merata di Indonesia. Ide ini sempat terkatung-katung, bahkan saat klub bernama FC Barcelona meraih tiga trofi, ide ini malah dititipkan di "panti wacana". Kini, ide ini belum kadaluarsa. Ide ini perlu nutrisi yang kita kenal dengan istilah "spirit".

Spirit untuk berkreasi di industri e-commerce terus terang makin menggebu setelah mengambil dua mata kuliah, yaitu e-Business (di bawah asuhan Pak Yudho) plus Karya Akhir (tentang kualitas informasi, di bawah asuhan Pak Nizar feat. Pak Rifki). Dalam batin sering bergugam, "masa iya cuma sebagai pengamat dan penggemar, atau malah pembeli? kenapa nggak jadi pemain?", begitulah pertanyaan rekursif ke diri sendiri tiap selesai kuliah e-Business. Mata kuliah KA secara tidak langsung menyinggung e-commerce karena studi kasus yang diambil adalah web portal ekonomi kreatif. Alhamdulillah ada bekal untuk merancang beberapa strategi yang patut dibudidayakan di directory ini nantinya.

Bekal lain berupa partnership, model bisnis, infrastruktur, insyaAllah akan digarap bareng Bang Bil. Senior yang asyik untuk diskusi dan berbagi ilmu. Bismillah

Best Jersey 2015/2016

Torino Calcio third
Nilai plusnya jelas ada pada ornamen bahteng di pojok kiri pemakainya. Ternyata ornamen ini tersusun dari nama-nama para legenda Torino. Wowww. Dan secara layout tidak ada ornamen yang menyaingi keberadaan banteng ini sehingga inilah fokus utama plus daya tarik jersey ini.

Cardiff City home
Gradasi warna biru tua solid menuju garis garis biru yua dengan biru muda menjadi keasyikan tersendiri. Btw, ini jersey menandai kembalinya Cardiff ke warna biru setelah sempat hijrah ke merah. Sayangnya konsep itu mirip dengan Chelsea FC dan Arema Indonesia beberapa musim lalu.

Wolfsburg home
Bisa dibilang, daya tarik jersey ini hanya ada pada aksen V di dada uang dibuat dari warna hijau plus garis biru. Tapi itulah mengapa jersey ini terlihat menawan. Warna putih solid sebagai warna utama memberikan kesan kokoh. Selain itu logo "abadi" Volkswagen juga patut dipertanyakan kenapa nyambung ke aksen V. Apakah pertanda si perusahaan sebagai bagian dari kejayaan klub?

Bordeaux third
Jersey paling anggun dengan ornamen eksotik warna jingga dipadu biru yang kontras dengan warna utama biru dongker. Ciri khas huruf V di bagian dada tetap dipertahankan. Malah makin cantik dengan pilihan warna berornamen jingga biru tersebut.

Atletico de Madrid home
Mempertahankan ciri khas belang merah putih. Namun kali ada inovasi berupa permainan motif sederhana di antara kedua warna. Bentik lemgan sederhana namun gagah dilihat. Celana biru pekat sesuai dengan ciri khas klub ini dari tahun ke tahun.

Camiseta Belgrano Córdoba home
Surprise paling gokil dari jersey ini adalah motif yang diambil dari indraja, tepatnya foto dari atas, stadion mereka. Agar tidak norak, indraja ini diwarnai biru muda dan abu-abu monokrom. Inovasi gokil, namun tidak segampang yang dikira, salah pilih detail warna malah bisa norak.

Bayen Muenchen away
Dari jauh hanya ada dua garis horison, yaitu merah dan hitam. Namun jika lebih jeli dilihat, ternyata ada lima warna. Permainan warna yang unik ini sangat pas dengan latar belakang putih solid sehingga enak dipandang. Suasana Muenshen kerasa kental dengan warna dan putih di sini.

River Plate third
Jersey kali ini mengedepankan warna hitam legam yang bergradasi merah dilanjut merah total. Rapi walau layout-nya asimetris. Selain iu, penulisan sponsor warna putih menambah kesan enak dipandang.

FC Barcelona home
Pertama kali jersry Barca memakai garis horisontal merah biru. Entah kenapa pilihan merah dan birunya memberi nuansa kekar. Apalagi pilihan warna kuning emasnya juga mengesankan ketegasan. Menarik disimak apakah pelanggaran adat ini masih bisa mempertahankan tradisi juaranya.

Tottenham Hotspurs home
Jersey Spurs kali ini mengedepankan sejumlah garis tebal diagonal perpaduan hitam dan biru dongker. Kontras selaras yang sederhana namun nyaman dipandang.

sumber gambar semua dari footballfashion.org, kecuali jersey Barcelona dari fanpage FC Barcelona

Kacang Bogares cuuyyy

Setahun lebih nggak ke sini. Rasanya pangling. Ini adalah salah satu kudapan dan cemilan khas Tegal. Apa hayo?? Ini kacang Bogares. Kacang unik yang berasal dari Bogares, sebuah desa di Kecamatan Pangkah. Tidak sulit mencari sentra kacang Bogares. Hanya berselang sekitar 20 menit dari perempatan Slawi Pos ke arah Pangkah sebelah Timur, maka dapat segera dijumpai lokasinya. Sepintas namanya agak mirip ibu kota Rumania, Bucharest.

Dulu kenal kacang ini tahun 2007 saat membuat karya tulis teknologi pangan lokal dalam rangka lomba di Undip. Dulu ampe malem-malem ke situ bareng Bu Narni (pembina KIR Smansa) plus Pak Muhaimin, suaminya. Mungkin secara subjektif, itu alasan saya menggemarinya. Secara objektif, jajanan ini nggak berminyak sehingga nggak terlalu susah membersihkannya. Dari situlah saya menjadi customer tak resmi dari Ceria, nama toko prdusen sekaligus distributornya. Sejak 2007 s.d. 2009 saya mengamati dari sisi kios tidak terlampau besar dengan seorang bapak yang agaknya terlalu sibuk sebagai Owner, CEO, plus operator. Tapi perlahan bisnis berkembang sehingga pada tahun 2010 (cmiiw) mulai ada beberapa karyawan dengan proses pengemasan yang makin modern.

Dan saat kemarin lusa (24/7)ke situ untuk membeli oleh-oleh, masya Allah sudah makin ramai, modern, plus berkembang. Tidak hanya kacang Bogares yang dijajakan, ada pulsa tehpci berbagai merk, pkus berbagai kudapan khas Tegal. Barangkali, ini trik agar pembeli tidak terlalu pusing berkeliling mencari oleh-oleh, istilahnya one-stop service. Mungkin yang perlu diperbaiki adalah perlunya sistem antrian yang lebih jelas agar tidak saling menyerobot. Selain itu, akan lebih bagus bila ada satu atau dua orang yang bertugas sebagai pemandu pengunjung untuk menjelaskan detail produk, serta memberikan berbagai rekomendasi.

Salut atas bisnisn kulinernya. Semoga makin barokah dan ceria hehee

IT (masih dianggap) Murah kok

Nggak sengaja nemu gambar ini di socmed FB seorang kawan. Kayaknya saya kenal aplikasi tempat masang open tender proyek TI ini. Gila juga ya?

Kenapa gila? Tentu saja gila melirik dana yang ditawarkan. Hanya dua juta mas bro. Jelas dana yang kelewat murah, murah yang kebangetan.

Pertama dari sisi lingkup proyek yang berupa online ticketing berbagai moda transportasi, ada kereta, pesawat. Kedua dari sisi kekayaan intelektual yang lebih menguras otak. Ketiga dari sisi risiko proyek yang riskan terhadap keamanan informasi, khususnya pembayaran serta banyaknya entitas yang terlibat.

Rasa-rasanya ada budaya yang perlu diperbaiki hehee

Komedian nonton Comedian

Para legenda dari Ambalan Gajahmada dan Nyi Ageng Serang ini awalnya hendak menonton Surga yang tak Dirindukan. InsyaAllah menjadi penghuni surga. Aamiiin. Kebetulan pula di filmnya, ada poligami yang diharapkan menjadi kajian yang mencerdaskan. Tapi kami kehabisan kuota. Hebat ya... Padahal surganya 'tak dirindukan' tapi ampe sold out. Alhasil kami nonton Comic 8.

Ya dengan demikian jadinya 'komedian' nonton comedian.

Fenomena Era Sekarang

Sumber gambar» fanpage FB Muslim Show

Tanggapan»
Sebagian besar otak terlalu mengurusi sati hari yang (kelewat) disakralkan, yaitu resepsi. Mungkin dorongan sosial menjadikan satu hari itu melebihi anggaran hidup di sekian tahun berikutnya. Padahal operasional runah tangga di kemudian hari jauh lebih penting daripada segala pernik kemegahan resepsi.

HbH Pramuka (eh yang keberapa ya?)

Vidal... Turan... masih ada lagi?

Aleixis Vidal dari Sevilla FC dan Arda Turan dari Atletico de Madrid merupakan dua nama yang menjadi debutan tim catalan musim ini. Sepintas dua nama ini tidak segemerlap ramainya musim lalu yang mencapai 6 orang (Bravo, ter Stegen, Mattheiu, Vermaelen, Rakitic, Suarez). Dari sisi pemain yang resmi dilepas pun tidak ada perubahan signikan, kecuali Xavi. Di daftar pemain yang dilego lainnya, nama Montoya dan Deuleofeu masih belum mengkhawatirkan, walau masih ada bayang-bayang, yaitu  Bartra, Adriano, Alves, dan Pedro.

Hanya saja, tradisi mengorbitkan pemain menjadi tanda tanya. Montoya dan Deuleofeu adalah jebolan La Masia yang mengikuti jejak Thiago, Tello, Cuenca. Kejayaan era 2009-2012 dimana ada Valdes, Puyol, Pique, Busquet, Fabregas, Xavi, Iniesta, Messi, Pedro, Jeffren, Bojan di daftar pemain.

Siapa saja yang diisukan menjadi rekrutan ketiga?
Katanya sih Pogba. Taoi secara pribadi saya lebih sreg kalau Arda Turan menjadi rekrutan terakhir musim ini.

Sumber foto: Fanpage FB FC Barcelona

Kompetisi Juaranya Merah (Putih)

Ini adalah kompetisi paling wahid di Liga Belanda, yaitu Eredivisie. Sebuah kompetisi yang diikuti oleh 18 klub terbaik dari waktu ke waktu. Kompetisi ini konon disinyalir menjadi lahan oligopoli tiga klub terbesar di Belanda, yaitu Ajax Amsterdam, PSV Eindhovem, dan Feyenoord Rotterdam. Kedua klub ini sejak 1960 silih berganti menguasai kompetisi dengan status jawara dengan catatan hanya tiga kali runtuh, yaitu di musim 1980/1981 dan 2008/2009 yang dicomot AZ Alkmaar serta 2009/2010 yang dicaplok Twente.

Ada yang menarik dari tiga klub oligopoli tersebut. Kostum mereka didominasi dua warna utama, yaitu merah dan putih. Dua warna yang kebetulan adalah warna khas Indonesia, negara yang pernah dijajah oleh Belanda. Feyenoord memiliki kostum yang sebelah kanan warna merah dan kiri putih, walau kadang bagian lengan memiliki warna sebaliknya. PSV dikenal dengan warna vertikal belang merah putih, namun beberapa kali polos merah. Ajax lebih ekstrim lagi dengan bagian dada hingga perut serta punggung merah lalu sisanya putih.

Nah yang bikin unik, AZ punya warna khas utama merah dengan aksen lengan hampir selalu putih. Twente? Mereka "penganut" warna merah. Artinya dari tahun 1960-an, Eredivisie dirajai oleh klub warna merah dengan dominasi aksen putih. Untuk urusan warna kebesaran, La Liga dan Scottish Premiere League kalah dominan hehee

Sumber» whotalking.com

Sumber» whotalking.com

Sumber» garethlloyd8.files.wordpress.com

Sumber»spoortskeeda.com

Sumber» lagaleriadelfutbol.blogspot.com

Sisi Sosial Ojek Online "Go-Jek"

Belakangan nama Gojek danter terdengar. Alasan awalnya sederhana. Beberapa tukang ojek konvensional memboikot keberadaan mereka dengan cara yang agak kasar. Sempat media sosial secara masif memberitakan hal ini. Namun waktu bergulir dan yang belakangan diberitakan adalah konsep bisnis Go-jek yang (bagi saya pribadi) kelewat unggul dibandingkan ojek konvensional.

Berikut artikel sederhana yang sangat deskriptif dalam menjelaskan model bisnis Go-jek dari sisi driver/rider mereka. Ada poin yang saya soroti di situ. Pertama pencerdasan tentang keamanan berkendara. Ya jujur 70% ojek konvensional yang saya naiki tidak menyedakan helm bagi saya. Kedua adanya waktu luang yang bisa dimanfaatkan produktif oleh driver/rider mereka, untuk berkuliah, berwirausaha, dll.
http://selepasngajar.com/rekayasa-gojek/

Kasus boikot yang terjadi beberapa waktu lalu ternyata belum mampu merobohkan Go-jek. Pendapat pribadi saya ada dua faktor pendorong kenapa boikot mereka gagal. Pertama penetrasi internet di Jabodetabek dan Bandung yang sangat kuat sehingga pemakaian aplikasinya tinggi. Dampaknya koneksi pelanggan ke driver/rider Go-jek lebih kuat daripada ojek konvensional. Kedua faktor harga yang lebih jelas. Ya jelas saja dengan rincian harga yang lebih jujur membuat ojek konvensional kalah telak.

Menariknya, e-commerce ini mulai "dilirik" pemerintah, khususnya Kemenkominfo dan Kemenhub. Entah apa tujuan akhirnya hehee

Sumber foto» republika online

Ide Numpang Lewat» Mendirikan Kampus

Entah kerasukan apa, tapi ini agak.gokil juga sih. Kemarin di tengah perjalanan bermotor muncul ide agak gila untuk mendirikan perguruan tinggi. Lah kok bisa? Sederhana sih mimpinya. Jangan-jangan karena belum kesampaian melamar jadi dosen hehee. Saya kepikiran saja tanpa menimbang apakah ide saya secara legal boleh atau tidak. Toh namanya juga mimpi. Atau malah jangan-jangan suatu saat terwujud ya?

Perti (perguruan tinggi) yang saya maksud di sini adalah perti yang prodinya hanya berisikan jenjang S2 dan S3 dengan lokasi di luar Pulau Jawa. Lho kenapa demikian? Alasannya sederhana. Peluang untuk mengenyam pendidikan pascasarjana di luar Pulau Jawa sangat kecil. Padahal Indonesia sedang sedang menggalakkan pemerataan pendidikan dan kesejahteraan sosial. Artonya ada dorongan 'politis' untuk menyediakan wadah peningkatan mutu akademik berupa pendidikan pascasarjana. Begitu pula ketersediaan perusahaan di luar Pulau Jawa yang sebetulnya besar. Sebut saja nama-nama seperti Bukit Asam, Pupuk Kaltim, Pertamina maupun BUMN, BUMD, dan BUMS 'lokal' yang punya potensi kuat. Dari sisi perusahaan, menyekolahkan karyawannya ke Pulau Jawa otomatis menyedot biaya dan perlu waktu sekitar 2 tahun untuk memvakumkannya dari pekerjaan. Bagaiamana juga dengan SDM dosen dan guru (SD s.d. SMA) yang perlu ditingkatkan kualitas? Mereka juga menjadi sasaran penibkatan kualitas pendidikan.

Walaupun mimpi, tapi menarik juga. Wallahualam

Wihhh Ngumpul Lagi #Smansawi2008

Asyik aja

itu adalah kalimat paling sederhana yang terpikirkan pasca-menghadiri acara Reuni Angkatan 2008 Smansawi. Alhamdulillah persis satu dekade terhitung dari kami masuk ke SMA paling kece, paling yoiii, paling ngebetahin; SMA N 1 Slawi. Memang acaranya mendadak, namun kemeriahannya patut disikapi optimisme untuk mengokohkan kembli solidaritas angkatan kami

Foto saya bareng tokoh2 legendaris di angkatan saya Dari kiri» Mas Aditya (Ketua OSIS), saya (butiran sagu), Mas Faqih (Ketua MPK), Mas Esa (Waket OSIS) Sumber foto» FB mas Esa

Global Software Development Project

Istilah yang jadi judul di atas pertama kali saya dengar saat memperoleh penugasan dari dsen MPPPPPTI. Awalnya bingung, lebih telatnya clingak-clinguk karena baru mendengar pertama kali. "ini jajan apa lagi?" gugam saya dalam.hati.

GSDP merupakan konsep proyek pengembangan RPL yang dijalankan secara global yang bersifat lintasnegara. Kenapa sampai ada terminologi demikian? Apa ada yang spesial di sini?

Pernah memasuki dunia kuliah yang berbeda kulturnya. Lantas kita mengerjakan tugas kelompok dari kosan masing-masing. Pasti ada saja permasalahan yang terjadi. Ada yang biasa santai, ada yang biasa tangkas dan harus selesai H-seminggu. Ada yang menamakan file-nya 'tugas-siap-cetak.docx', ada yang 'tugas-edit-davidvilla.docx', ada yang 'tugas-revisi-18juli.docx'. Ada yang laptopnya diberi antivirus, ada yang tidak. Nahhh, tantangan akan lebih "gilaaa" jika proyek dijalankan melewari perbedaan kultur budaya, kualitas internet, dll.

Era saat ini berisi arus komunikasi dan informasi sangat deras. Secara politik, keran bisnis antarnegara pun sudah deras, mungkin hanya Korea Utara yang kerannya terlalu sempit dibuka. Indonesia? Lihat saja merk-merk produk ICT di sekitar kita. Buatan tangan luar negeri dan merknya pun 'impor'.

Untuk menjalankan proyek yang timnya tersebar di dua negara atau lebih, jelas ada banyak tantangan. Tiga faktor yang menurut saya perlu diperhatikan adalah (1) Regulasi di tiap negara, (2) Kultur kebiasaan sosial, (3) Kualitas infrastruktur TI. Regulasi di negara liberal (seperti USA, Jerman) dengan negara demokrasi campuran (seperti Indonesia) jelas berbeda. Misalnya kebijakan dalam menggaji buruh, menentukan harga pasar, hingga menyikapi pembajakan software. Kebiasaan sosial pun turut mempengaruhi. Negara di Eropa cenderung menyenangi komunikasi efektif, sedangkan negara Asia gemar berbasa-basi. Lihat saja pola penulisan email. Infrastruktur? Contoh sederhana ada pada akses internet. Internet lemot jelas menghambat koordinasi.

Oustanding Silaturahim

dari "Bunga" yang belum berkeluarga

Setiap berlebaran, berbagai rangkaian kata disuguhkan dengan muara pada dua hal, yaitu selamat lebaran serta minta maaf. Unik memang dimana ada saja kreativitas dibalut. Berntung era saat ini ada WA dan BBM yang memungkinkan aksara Arab dan icon lucu. Zaman dulu saat hanya ada SMS, berbagai kalimat Arab hanya berupa kotak-kotak rata di hape saya hehee...

Yang agak menggelitik tentunya statement siapa pengirimnya yang ada di bagian akhir pesan. Ada yang menyebutkan nama terang. Ada pula menyebutkan nama dirinya dan pasangannya. Ada pula yang mencantumkan status jomblo. Kebanyakan memakai frase 'yang belum berkeluarga'. Nah yang agak mengundang keprihatinan adalah 'image' yang mengesankan hanya hidup sebatang kara.

Padahal, rata-rata pengirimnya adalah bagian dari sebuah keluarga. Mereka punya ayah, ibu, saudara, kerabat, ya minimal saudara jauhlah. Mungkin yang dimaksud adalah belum beristri/bersuami. Namun alangkah lebih bijaknya untuk tidak menyatakan 'belum berkeluarga'. Hehee

*btw kalau dari iseng belakangan sih, belum nemu referensi yang memadai isinya tentang peran anak di dalam sebuh keluarga yg "samara",

Ramadhan Injury Time

Sebentar lagibpengumuman sidang itsbat. Bisa jadi sore ini adalah Ramadhan terakhir di tahun hijriah 1436 ini. Masya Allah ini Ramadhan yang bakal terkenang. Dengan segala dera ber-KA. Dengan segala romansa rumah tangga. Dengan segala upaya menengadahkan taqwa.

SEAG2015: Penurunan Keterlaluan

SEA Games 2015 di Singapura lalu sudah berakhir sebulan lebih. Sudah terlewat lama memang. Namun masih ada rasa keheranan, lebih tepatnya kekesalan. Penurunan yang terlewat parah, bisa dibilang keterlaluan, khususnya cabang sepak bola. Mari kita ulas statistik penurunan tersebut.

182 medali di tahun 2015 jelas penurunan telak dibandingkan 260 medali di tahun 2013. Ada 78 medali yang entah kemana yang berkisar hampir sepertiga. Dari sisi komposisi medali pun terjadi penurunan jamaah di emas, perak, serta perunggu. 65 emas, 84 perak, dan 111 perunggu di tahun 2013 gagal diimbangi 47 emas, 61 perak, dan 74 perunggu. Jelas tanda tanya terhadap kaderisasi olah raga di Indonesia.

Sepak bola?
Antiklimaks yang keterlaluan. Kekecewaan di laga pembuka sempat terobati di laga-laga berikutnya yang dilalui dengan trengginas. Namun pembantaian 0-5 di semifinal oleh Thailand melumpuhkan mental para Garuda Muda. Bahkan, di cabang ini tidak ada sekeping medali sebagai oleh-oleh lantaran dipermak Vietnam di perebutan tempat ketiga.

Sumber foto» Sindonews.com

Motion GaNas

Alhamdulullah ada kespatan berkolaborasi bareng kawan-kawan di Ganas58. Udah hampir 10 tahun berkolaborasi di berbagai proker, kompetisi, hingga hajatan hehee. Ya...10 tahun yang artinya sangat erat kolaborasi penuh kekeluargaan di sini.

Kali ini mengambil titik Ramadhan untuk mengeskalasi kebermanfaatan. Alhamdulillah acara lancar. Terima kasih pula dukungan dari kelas XI alias Asya cs, alumni 2007 plus mas Zaki

GaNas (lha kok masih) Bukber

I have no word for explain about this friendship except "alhamdulillah"

#GaNas58 #SatuDekade #UdahAdaKeraniKonjugasi

Campeon Chile@Chile2015

Cile, sang tuan rumah Copa America 2015, akhirnya "berbuka puasa" dengan trofi perdana setelah berdahaga 99 tahun. Wowww

Final antara Cile versus Argentina menjadi gerbang yang akan selalu dikenang. Sebuah laga penuh gengsi dimana keduanya harus menyelesaikannya via adu penalti. Kegagalan Higuain plus gemilangnya Bravo jadi faktor pembeda di babak tos-tosan ini.

Saya bukan suporter Cile maupun Argentina. Tapi di laga ini, saya mendukung Cile dengan satu alasan, yaitu tuan rumah yang belum pernah juara. Tentu pengalaman kegagalan Indonesia di AFF jadi alasan "solidaritas" ini. Hehee

Sumber foto» performgroup.com

Once Upon Time about "Format KA"

Pasca KA sebulan silam tentang kestressan ngurus format KA. "Seriusaaan gue streessss pake 'bangett' " terhadap berbagai ketentuan njlimet tentang format KA yang detailnya agak pusing. Format KA mulai dari ukuran, jenis font, sampai dengan yang namanya cara ngutip jadi tantangan yang cadas. Sewaktu S2, format TA nggak senjelimet ini proses pengecekannya. Asal nggak macem-macem, ya bereslah. Misalnya nggak make font Comic Sans komik di bagian analisis ya amanlah. Tapi kali ini format yang harus dipatuhi.

Ada sisi positif dan negatif yang jadi pengalaman kali ini.

Sisi positifnya apa negatifnya ya? Negatifnya dulu deh hhee

Negatifnya yang utama adalah terlalu beragamnya setting-an header and footer dari halaman sampul s.d. lampiran. Ada tulisan UI yang baru ada di halaman abstrak. Ada nomor halaman tiap awal bab di bawah, tapi selain itu di pojok kanan. Menurut saya (yang tidak tahu esensi dan penggunaan lebih lanjutnya) kurang efektif dan pastinya memancing banyak kesalahan. Negatif lainnya terletak pada penggantian halaman yang memotong kolom dimana judul tabel diulang lagi, padahal di aplikasi Word hanya bisa mengulang baris pertama saja. Efeknya? Harus di-copy-paste manual tapi di-inactive-kan nomor serinya.

Positifnya?
Melatih kelihaian dalam mempergunakan Word ataupun aplikasi pengolah kata lainnya. Selain itu, khusus mekanisme pengutipan referensi juga saya apresiasi karena mampu meminimalkan kesalahan dalam mengutip. Sisi positif yang tidak boleh dilupakan adalah kedisiplinan dalam menulis ilmiah.

Maka saran saya sederhana 'sederhanakan keanekaragaman format yang ada' dan 'sesuaikan dengan daya dukung aplikasi pengolah kata yang ada'.

Awakening Call

Sebuah "panggilan" berwujud kesempatan untuk membuktikan diri ini bisa mempertinggi potensi. Sebenarnya panggilan ini bukan yang pertama kalinya, walau di momen ini ada eskalasi tantangan. Ya, bismillah. Ajakan mengonversi hasil riset kemarin ke dalam versi jurnal dan menyeminasikannya datang dari dosbing tesis.

Tentu ada persyaratan yang mendorong ajakan itu. Pertama adalah individu S2 yang (harusnya) pernah memublikasikan penelitiannya di forum ilmiah, minimal tingkat nasional. Kedua adalah kolektif prodi S2 yang kualitasnya patut dipertahankan dengan produktivitas karya ilmiah, termasuk jurnal maupun prosiding.

Saat ini masih berkutat di revisi serta proses penentuan akan di jurnal periodik ataukah konferensi. Sepasang proses yang mengasyikkan. Tahun 2014 yang alfa tanpa publikasi. Rasanya patut ditebus dengan minimal dua terbitan. Bismillah

Direndam Belenggu

Tiga yang fenomenal ini memasuki bulan keempatnya. Tak terasa memang karena fokus di periode itu bukan untuk menghitung hari, melainkan menunaikan amanat sebagai mahasiswa plus sebagai suami baru. Kini keduanya telah dilangsungkan. Tesis/KA tinggal menanti pengesahan yudisium dan sekarang amanat sebagai kepala rumah tangga menantikan saya lepas dari belenggu sebagai "separuh nganggur".

Terang terus terus terang saya risih dengan status pengangguran saat ini. Namun ini adalah opsi yang saya pilih dengan sadar akhir Maret lalu dengan faktor G dan T sebagai latar belakang tidak melanjutkan kontrak. Faktor T alias tesis pula yang membuat saya dipersilakan menghabiskan waktu khusyu di depan laptop hibgga akhirnya total buku berisi 250 halaman itu tercetak. Tapi setelah itu usai, status pengangguran menjadi penggelayut batin ini.

Lowongan memang banyak...
Tapi ada faktor G, J, dan L yang jadi pertimbangan. G tentunya terkait kewajiban untuk menegakkan operasional rumah tangga. J alias jobdesc menjadi kerumitan tersendiri. Saya sudah jenuh mejadi programmer. Loker dosen agak kerin. Dan posisi yang think tank jelas amat jarang di-"loker"-kan. Faktor L? Ya... Lokasi kerja di Bandung jelas prioritas walau perlahan mulai ikhlas bahwa saya masih mungkin belum sepenuhnya hijrah dari tanah Jabodetabek.

Semoga dikuatkan Allah dari rengekan penuh bisik syaitan
Semoga diharumkan khusnudzon akan rezeki-Nya

Dekat tapi Belum "Pulang"

Aku kembali ke sebuah sudut Bumi tempat aku berharap kembali setelah menuntaskan dan memantaskan diri di seberang sana. Aku berharap balokan bata yang kusiapkan ini jadi pondasi untuk memulai kembali lembar baru.

Di sebuah pematang tempat aku pernah tumbuh
Di sebuah sabana rindang aku berpeluh dalam separuh lebih windu

Namun jarak yang dekat ini nyata bukan menjadi sonyal bagiku untuk dipersilakan pulang. Aku belum "pulang"

Kini aku hanya berharap yang terbaik pada Illahi

Yang Bakal Saya Kangenin dari KampusDepok

Menguninglah Asa itu

Welll... bangga ngeliat mereka
Kawan-kawan kece yang jadi orang-orang asyik buat diskusi
Kebetulan foto kelas ini pakr jas almamater yang kuningnya macam padi yang mau dipanen. Apa malah mirip nugget ya? #eh #laperya

Visitasi+Bukber with CB

Nuhun pisan atas kinjungan srkaligus buka puasa bersamanya

Kebetulan kawan-kawan CB berkunjung di hari Jumat lalu. Banyak teman-teman yang jadi personel di situ, termasuk istri saya hehee...

Ifthar di seberang danau salam

Seperti biasa ini tahun ketiga saya menyempatkan berbuka puasa di MUI, persis di seberang pinggir danau salam. Suasana syahdu khas sore ditabuh pemandangan balairung dan rektorat. Aduhai rindangnya nubari di sini.