Manisnya Sintesis Dimensi Kualitas Informasi

Salah satu bagian yang vital dalam mengerjakan riset untuk tesis dan (insyaAllah) jurnal saya adalah membentuk dimensi-dimensi baru dalam kualitas informasi. Awalnya saya sendiri pusing dan sempat menanyakan ke diri sendiri kenapa harus ada tiga framework yang disintesis. Seiring waktu berjalan saya tetap pusing namun malah lupa untuk mencari jawabannya wkwkwk...

Bagi saya pribadi proses sintesis sejumlah dimensi tersebut merupakan kesempatan untuj menampilkan gagasan ilmiah yang (menurut) saya patut dijalankan oleh seorang mahasiswa S2. Di sisi lain proses sintesis ini bertujuan untik menghasilkan aspek-aspek penilaian yang objektif dan lebih ringkas tentang kualitas informasi. Ada tiga framework dengan dimensi yang berbeda walaupun ada pula kemiripan polanya, yaitu AIM Quality, CC/LC, dan Gasser-Stvilia. Ketiganya saya padukan menjadi kerangka kerja baru dengan hasil 14 dimensi kualitas informasi. Penasaran apa isinya? InsyaAllah nanti diulas setelah ada izin validitas ilmiah via jurnal.

Tantangan yang harus diakui sulit untuk diterapkan dalam proses sintesis ini adalah memastikan ruang lingkup yang sesuai serta validasi oleh pakar. Kita perlu tahu detail item serta kriteria yang dinilai tiap dimensi. Hasilnya berula identifikasi ruang lingkup yang mnjadi landasan untuk menggabungkan dimensi yang mirip, atau bisa jadi memisahkannya. Bagaimana dengan validasi? (idealnya) kita perlu melibatkan pakar untuk memastikan kesesuaian dan kevalida hasil sintesis kita.

Ah...riset memang mengasyikkan.

Ada Realitas Tersendiri tentang Dosen

Dosen itu profesi yang mulia, karena mengamalkan ilmunya. Namun patut dipahami bahwa profesi dimanapun di dunia ini mempertimbangkan jenjang karir serta kecukupan penghasilan. Dua hal ini yang pada akhirnya menjadi filter jadi tidak seseorang "ngedosen". Tidak seperti praktisi macam programmer, konsultan, dll, rekrutmen dosen jarang dijumpai di tengah semester berlangsung. Eksistensi lowongan dosen jamak ditemui pada kisaran Mei s.d. Agustus dan November s.d. Januari. Alasannya sederhana, di Mei dan November manajemen kampus mulai memperkirakan kebutuhan SDM semester mendatang dan bulan September dan Februari perkuliahan sudah dimulai. Itu dari sisi slot waktu lowongannya.

Dari sisi betapa tingginya karir yang musti ditempuh itu juga lumayan berat. Jika si PNS ada golongan IIIb, IVa, dst, nah di dinia akademik juga ad jenjang asisten lektor, lektor, dst. Belum lagi mengupas status dosen luar biasa vs dosen tetap, itu menarik untuk diuraikan. Hehee

Dan terakhir dari sisi penghasilan. Barangkali untuk aspek satu ini merupakan faktor yang turut andil terhadap konsistensi niat seseorang menjadi dosen. Penghasilan DLB yang dihitung sejumlah jam mengajar, sedangkan DT ada hitungan tersendiri. Konon selisih yang cukup jauh menjadikan DLB harus punya sumber penghasilan lain jika ingin survive dibandingkan DT. Karena itu, jika memang niatnya ngedosen di suatu kampusbyang diinginkan maka langsung saja melakoni rekrutmen DT. Namun jika bukan kampus yang akan dijadikan destinasi akhir maka pertimbangkan masak-masak akan jadi DLB atau beralih ke profesi lain sementara.

Well.... Semua pada akhirnya dikembalikan pada bagaimana tuntunan Allah SWT kita isi dengan prasangka baik.

Debutan dan Mantan (yang kembali) di UCL 2015/2016

Musim 2015/2016 ini ada dua klub yang terhitung sebagai debutan di UEFA Champions League. Mereka adala KAA Gent dan FC Astana sebagai jawara dari Jupiler League Belgia dan Liga Kazahstan. Liga Belgia sebelumnya lebih rutin menelurkan Anderlect sebagai juara sekaligus deputi di UCL. Klub yang berkostum biru ini bahkan jaranf berkompetisi di Eropa dengan lakon terakhir mereka adalah Piala UEFA era 2000-an. FC Astana malah menjadi wakil perdana klub asal Liga Kazakhstan di Liga Champion, bahkan jika menyinggung era Piala Champion maupun era afiliasi ke Liga Uni Sovyet. Yang unik, tahun 2015 ini adalah usia mereka yang keenam, ya keenam, mereka yang berdiri tahun 2009 jelas lebih muda dibandingkan peserta Liga Champion lainnya.

Di lain pihak, "muka baru stok lama" juga menghinggapi musim ini. Diantaranya adalah Sevilla FC asal Spanyol yang meraih tiket spesial sebagai juara European League musim lalu. Mereka tampil mengganjilkan jatah La liga di UCL menjadi 5 klub. Dengan partisipasi terakhir di UCL tahun 2008/2009, jelas menarik untuk menyimak kiprah mereka. Sebagai catatan, di tahun 2006 dan 2007 mereka beruntun menyaplok Piala UEFA lalu memulai petualangan di UCL namun babak belur, kini apakah mereka "belajar" dari masa lalu. Berikutnya ada duo wakil Bundesliga, yaitu WfL Wolfsburg dan Borussia Moenchengladbach. Wolfsburg akan menjalani petualangan kedua mereka setelah hanya menggapai peringkat 3 di musim 2008/2009. Gladbach? Perlu menengok ke era 1970-an dan 1980-an untuk mengetahui kiprah klub ini. Era UCL? Ini debut mereka. Ada juga duta tunggal Eredivisie, yaitu PSV Eindhoven yang baru bisa menembus belantara UCL setelah terakhir pada 2008/2009. Kemudian tampil pula wakil Liga Israel, Maccabi Tel Aviv yang menapaki musim kedua setelah hanya menjadi "penggembira" di 2004/2005.

Sumber gambar: liputan6.com, gettyimages.com,

Nuhun @himmpasUI

Syukron atas silaturakhim yang tetap lestari dan semoga menjadi modal di yaumil akhir nanti.

semua foto dari mba Betha, kecuali cangkir dan FB dari saya

#20w15uda tuntas

Alhamdulillah

#wisudaUI edisi FasilkomUI

Seduhan Tauhid dari Tengah MUI

✨Kajian UI Bertauhid✨

Bersama:
�� K.H. Abdullah Gymnastiar

�� Rabu, 26 Agustus 2015
⏰ 11.00-14.00
�� Masjid Ukhuwah Islamiyah UI Depok

Rasulullah diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak, bukan untuk mencerdaskan. Karena lahirnya kebahagiaan, kemuliaan, kesejahteraan, berawal dari akhlakul karimah. Apakah krisis di negara kita? Apakah ekonomi? Bukan. Tapi krisis akhlak. 16 tahun kita belajar dari SD hingga kuliah hanya untuk tidak membuang sampah sembarang saja masih sulit. Padahal tidak membuang sampah sembarang adalah bentuk dari akhlak yang baik. Padahal membuang sampah sembarang adalah bentuk dari kedzaliman karena tidak menempatkan pada tempatnya.

Allah yang Maha Baik

Q. S. Al Qasaa : 77
“Dan berbuat baiklah! (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”

Allah selalu berbuat baik kepada kita dan Allah Maha Baik. Meskipun kita tidak khusyu dalam sholat-sholat kita, meskipun mulut-mulut senantiasa tidak sengaja melukai orang lain, tetapi Allah Maha Baik menutup aib-aib kita, mendekatkan diri kita dengan rezeki-Nya.

Ada seorang tuna netra dan lumpuh. Ketika ditanya, “Bagaimana rasanya?”, jawabannya “Alhamdulillah, inilah sebaik-baik yang Allah ciptakan untuk saya. Yang terpenting hati ini masih bisa melihat mana yang baik, buruk, halal, haram. Meski kaki ini lumpuh, iman saya tidak. Apalah jadinya jika iman ini lumpuh?”

Siapapun yang tahu bahwa Allah Maha Baik, maka diapa-apain pun akan tetap baik.

❓Lalu, kenapa banyak diantara kita yang merasa menderita?

1⃣ Suudzon atau berburuk sangka.
Seringkali kita berburuk sangka bahwa Allah kurang perhatian, Allah tidak adil.

Q. S. Al Baqarah : 216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”

Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba-Ku.

Apakah tertipu itu baik? Atau buruk?

Ketika ada seorang yang berkata bahwa emas ini menjamin hidup saya dan keluarga bahkan untuk anak-anak sekolah. Kemudian dia menyerahkan semua emasnya untuk bisnis dan kemudian tertipu. Itulah cara Allah menyadarkan dan menyingkirkan penghambaannya, memurnikan tauhidnya. Bahwa tanpa emas pun dia masih bisa hidup. Bahwa tanpa emas tersebut pun anak-anaknya masih bisa tetap sekolah.

2⃣ Tidak menerima takdir

Orang menderita bukan karena takdir, tetapi karena tidak menerima takdir.
Allah Maha Baik membagi-bagi rezeki dengan cara-Nya.

Ketika spion di motor kita copot, dan kita membutuhkan seseorang utk memperbaikinya. Maka itulah cara Allah membagi rezeki-Nya. Bisa jadi ada rezeki untuk orang tersebut di tangan kita. Terimalah takdir Allah karena setiap takdir Allah pasti baik jika disikapi dengan baik.

Dengan sakit, Allah menggugurkan dosa-soa kita karena ada dosa yang tidak terhapus oleh istighfar kita.

Puji dan caci adalah sama-sama penilaian orang lain. Ketika kita sibuk dengan penilaian orang lain, maka akan mudah sakit hati dibandingkan dengan mencari kedudukan atau penilaian dari Allah. Apa urusan kita dengan orang yang menghina kita? Allah yang memiliki surga, Allah yang memberi rezeki, Allah yang mengatur segala urusan kita.

3⃣ Tidak mensyukuri bahwa dibalik musibah ada karunia Allah

Ada seorang pelajar SMA naik motor, jatuh, terlindas tanganya sehingga harus diamputasi. Ketika ke sekolah, orang-orang turut prihatin, tetapi dia dengan tenang, “Masih banyak yang disisain Allah. Masih banyak dibanding yang diambil oleh-Nya?”. Apalagi yang penting iman kita tidak diambil oleh-Nya. Kita? Terlalu fokus dengan apa yang diambilnya, sehingga kita seringkali menderita. Bahkan kadang terlalu mendramatisir masalah.

4⃣Tidak sabar

Malam ada waktunya. Siang ada waktunya. Semua ada waktunya. Jangan ikut campur dengan urusan Allah.

Hujan pasti reda. Badai pasti berlalu. Semuanya ada waktunya.

Ketika anak menangis, sabar, pasti ada waktunya ia berhenti. Ketika kuliah, sabar, pasti ada waktunya lulus.

Ketika masih single, sabar, pasti ada waktunya berpasangan.

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar.

Tugas kita bukan memaksa Allah atas apa-apa yang sedang kita usahakan. Tugas kita adalah meluruskan niat, menyempurnakan ikhtiar, dan memasrahkan urusan dan tawakkal.

Sempurnakan ikhtiar seharusnya seperti Siti Hajar yang terus berbolak-balik dari Safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Namun ternyata air keluar dari kaki anaknya, Ismail. Bagi kita ikhtiar adalah ibadah. Urusan hasil ada di tangan Allah. Jangan mengatur Allah, tetapi aturlah diri sendiri agar dapat menyempurnakan ikhtiar.

5⃣ Tidak jujur pada diri sendiri

Kita sering sakit hati karena kita tidak jujur pada diri sendiri. Ketika kita menghadapi masalah, seringkali kita berfokus pada orang lain yang kita anggap dzalim pada diri kita. Padahal orang lain hanyalah jalan sampainya apa yang Allah berikan kepada kita.

Ketika kita kehilangan dompet, fokus kita kepada pencopet yang kita anggap dzalim. Benar dia dzalim, tetapi itu urusan dia dengan Allah. Bertemunya kita dengan pencopet sudah pasti Allah yang mengatur. Dari sekian banyak, hanya satu orang yang kecopetan. Menaiki bus yang sama, bersebalahan dengan copet. Pertanyaannya? Kenapa kita dipilih untuk kehilangan dompet? Maka, kita perlu memeriksa diri, dosa apa yang kita lakukan sehingga dompet kita diambil oleh-Nya.

Q. S. Al Isra : 17
“Jika engkau berbuat baik kepada orang lain, maka sesungguhnya engkau telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan apabila engkau berbuat jahat kepada orang lain, sesungguhnya engkau telah menganiaya dirimu sendiri”

Tidak ada satupun keburukan yang menimpa kita kecuali buah dari keburukan diri sendiri.

Wallahu a'lam bishshawab.

Karena kami tidak sekedar memberi informasi tapi senantiasa untuk selalu menginspirasi��

Wassalaamu'alaykum Wr Wb

�� : mesjidui.ui.ac.id
�� : bit.ly/mesjidui
�� : @masjidUI

-mari sebarkan

#20w15uda 1st-fragment

All pictures taken from Nur Azizah V's phone

Kandidat Kawasan Perumahan di Tegal (Selatan)

Dari saya kecil hingga beranjak SMA, kawasan Tegal bagian Selatan (Margasari, Pagerbarang,dan Balapulang) dikenal sebagai area hutan. Sebagai gambaran, dari Balapulang Kulon hingga Pasar Margasari, ada 3 kawasan uang kanan kirinya full hutan. Dari sisi perumahan, jarang ada pengembangan pemukiman di luar blok yang sudah ada. Saat saya lulus SMA ada blok pemukiman baru di Utara Jembayat. Kawasan ini kemudian dikenal sebagai Cilangkap. Entah kenapa agak berbau Jabar/Betawi. Kawasan ini tumbuh karena eksistensi sebuah pabrik di situ.

Namun saat ini beberapa blok pemukiman mulai menjamur di Margasari dan Balapulang. Selepas dukuh Dukuduren, langsung ada blok pemukiman yang malah sudah dilengkapi sebuah toko bangunan. Di perbatasan Jembayat dengan Kaliwungu pun ada sebuah blok pemukiman yang mulai dirintis plus ada sebuah bengkel otomotif di situ. Pemukiman serupa juga ditemui di samping SMP N 2 Balapulang. Uniknya pembangunan tersebut tidak disertai bendera vendor perumahan seperti di Lebaksiu dan Slawi. Menarik untuk mempelajari proses perkembangan di situ, khususnya dari sisi sosial.

Album Kenangan [2] versi 2015

Nahhh kalau ini buku kedelapan dalam konteks album kenangan full color. Paling gress dan jauhhh kualitasnya di atas buku tahunan angkatan saya. Dari sisi ide kreatif saya melihat banyak yang berkembang. Di luar itu, macam pendanaan, pengisian data, dll, saya tidak tahu karena itu adalah proses internal angkatan tersebut.

Kalau era 2008 saya menjadi "ban serep" kali ini adik saya memperoleh kepercayaan sebagai ketua panitia alias project manager-nya. Kebetulan memang dia berpengalaman di ekskul Kuass. Hehee kakaknya perkap, eh adiknya desainer.

Album Kenangan [1] edisi 2008

Ini adalah penampakan buku tahunan versi full-color yang pertama kali di SMA N 1 Slawi. Diproduksi tahun 2008 alias tujuh tahun lalu alias sudah ada delapan buku yang terbit mewakili era 2008 ke atas. Buku ini secara pribadi tidak punya keunggulan apapun dibandingkan 7 buku sesudahnya kecuali satu aspek, "this is first". Udah itu doank. Urusan ide kreatif, pemotretan, proses produksi, pendanaan, hingga distribusi semuanya masih taraf belajar.

Tidak ada kepanitiaan definitif layaknya proyek pada umumnya. Semua dikoorinasikan antarketua kelas dengan dua lakon utama, saya dan mas Faqih.

ASPAC Exhibition@FIK Tel_u

Iseng-iseng ke sini, tepatnya di Fakultas Industri Kreatif, Telkom University. Di sini sebuah pameran yang sedeehanayang inspiratif disajikan terkait desain produk. Senwng ngelihat karya-karya kece mahasiswa dari empat negara: Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Tanpa melihat bendera asal kreator sebenarnya tidak ada perbedaan yang drastis antara karya mahasiswa Indonesia dengan negara lain. Ada kemampuan untuk bersaing dari sisi ide. Walaupun jika bicara prospek menembus pasar atau industri untuk diproduksi massal ya gimana ya hehee.

Secara umum pameran ini lebih mengedepankan ide-ide kreatif mengemas produk dengan cara yang artistik. Ada teh celup yang dimodif rupanya menjadi kepingan CD bahkan tangkai tanaman. Ada pula paket coklat khas Jawa yang kotaknya dimodif membentuk Candi Borobudur.

Apakah itu wujud ekonomi kreatif? Silakan untuk mengemukakan pendapat masing-masing. Tapi bagi saya, cara menampilkan seperti itu berangkat dari gagasan yang menjadikan daya jualnya lebih meningkat, bahkan melebihi biaya produksi+kemasannya

Saluuut

#KunjunganTokoh Prof Jimly

Pengerjaan buku yang dimotori Bang Zai memang memberi dampak yang sangat luas. Termasuk dalam mengeksplorasi nama-nama yang yoii banget untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Prof Jimly.

Asal Nemu tapi Asyik di Museum Tekstil

Pada Jumat lalu (21/8) ada agenda mendadak ke Jakarta Barat, tepatnya di kawasan Slipi. Selepas agenda itu, muncul niat untuk mampir sebentar di sebuah museum yang terletak di dekat Stasiun Tanah Abang. Museum ini adalah Museum Tekstil. Dari namanya tentu ada kemungkinan yang terbayang. Pertama, museum yang membahas manufaktur industri tekstil di Indonesia. Kedua, museum yang mengupas kekayaan khasanah motif-motif tekstil daerah di Indonesia. Ternyata pendekatan kedua yang dimaksud. Hal ini tercermin dari bentangan spanduk ilustrator di dekat gerbangnya. Dan tentu ini menjadi spot yang menggugah keingintahuan saya hehee.

Suasana adem terpancar di ruangan museum utama yang makin romantis dengan wangi bunga melati. Tapi asli ada kesan serem gitu. Berasa gimanalah. Interior di dalamnya sederhana namun nyaman, apalagi pencahayaannya juga optimal. Di sini berbagai sajian motif khas nusantara tersaji. Jangan berpikir hanya kenyang batik khas budaya Jawa. Karya kece dari Aceh hingga Papua ada di sini. Ada nilai plus di museum ini. Pertama koleksi yang relatif lengkap. Kedua interior yang jauh dari kesan kumuh. Ketiga adanya caption di tiap bentangan kain yang menjelaskan hal-hal unik tentang kain tersebut. Keempat teknik penyajian kain tidak melulu digantung begitu saja. Ada kalanya kain diselempangkan di lantai. Namun sedikit saran saya sampaikan di sini tanpa bermaksud menggurui. Pertama ide untuk menyertakan berbagai dokumentasi foto yang menunjukkan eksistensi motif-motif khas nusantara dari tahun ke tahun. Biarkan foto-foto tersebut bercerita bagaimana perkembangan motif-motif khas ini. Kedua klasifikasi per provinsi perlu dirapikan lagi agar tidak ada motif khas suatu provinsi yang terpencar. Ketiga, tingkatkan promosi. Salam

Pedrito... Riwayatmu Kini

Pedro Rodriguez... Pemain asli Tenerife, Spanyol, yang menjadi buah bibir seantero Spanyol dan Inggris. Tadinya hanya meliputi dua provinsi, Catalan dan Manchester. Pedrito sudah menjadi pemain incaran MU sejak awal tahun lalu. Segala kesuksesan FC Barcelona selalu dikaitkan dengan Trio MSN. Status Pedrito tak ubahnya stuntman.

MSN Factor

Fans Barca pada musim lalu benar-benar terbius branding MSN sebagai trisula maut. Paduan dahsyat Eto'o-Henry-Messi di 2008/2009 dan Messi-Villa-Pedro di 2010/2011 jelas tinggal sejarah. Status Messi, Neymar, dan Suarez adalah bintang wahid di Argentina, Brazil, dan Uruguay. Jelas keunggulan telak ada di bahu ketiganya. Mencadangkan salah satu dari ketiganya jelas memubazirkan gaji yang di atas seorang Pedro. Ketiganya pun didukung branding media yang lebih menjual dan tak lupa sokongan sponsor. Posisi yang sulit bagi Pedro untuk bersaing di lini depan. Migrasi ke tengah? Sudah ada Iniesta, Rakitic, Rafinha, Sandro, atau bahkan nantinya Arda.

La Masia Factor

Line up reguler Barcelona musim lalu kurang mencerminkan eksistensi jebolan La Masia. Valdez tergantikan Bravo/Ter Stegen. Puyol diisi Mascherano/Mattheiu. Suksesor Xavi adalah Rakitic. Praktis alumni La Masia yang tersisa di tim inti adalah Pique, Alba, Iniesta, Busquet, dan Messi. Tidak ada lagi sosok Bojan, Fabregas, Thiago, Tello, Cuenca, Fontas, Delofeu, hingga Montoya yang 'menyelamatkan karir' ke klub lain. Nama-nama macam Bartra, Rafinha, Sandro, Jonathan, Munir, Masip belum bisa dipastikan prospeknya di tim inti Barca. Sebuah iklim yang tentu kurang menguntungkan bagi Pedro.

Euro 2016 Factor

Hajatan empat tahun sekali ini jelas gila jika dilewatkan begitu saja. Pedro tidak memperoleh jaminan bermain di Prancis nanti. Peluangnya sama besar dengan Costa, Llorente, Michu, Torres, hingga Munir, atau bisa jadi ada pula ancaman dari Mata serta Fabregas. Kembali ke sosok MSN, yang walau ketiganya berasal dari Amerika Latin, jelas kecil salah satu dari ketiganya dikorbankan agar Pedro memperoleh kepastian bermain di Prancis.

Hispanik Factor

Persaingan sesama warga Spanyol jelas meningkat karena tahun depan hanya ada 23 jersey di Euro. Tapi Spanyol-connection justru menjadi pendukung kehadiran Pedro ke Chelsea. Ada sosok Fabregas yang memang disebut sebagai 'provokator' agar Pedro berlabuh ke London Barat. Di belakang Fabregas? Ada Azpilicueta dan Costa. Adaptasi yang tentu menguntungkan Pedro.

Bila Koruptor itu Ternyata sebagai KaMabida/KaMabicab

Sudah barang lazim di negeri ini bahwa organisasi bernama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) kembali menciduk kepala daerah yang ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak pidana korupsi (tipikor). Tentu masyarakat bosan dengan fenomena tersebut. Namun apa mau dikata, keberhasilan KPK merupakan dua sisi kejujuran. Kejujuran yang menyenangkan karena berhasil membongkar praktik ketidakjujuran. Kejujuran yang menyakitkan karena harus diakui bahwa negeri ini masih jauh dari makna "bersih".

Bagi organisasi (yang sudah ada di seluruh penjuru Indonesia) bernama Pramuka, temuan tipikor kepada kepala daerah oleh KPK sebenarnya merupakan pukulan yang telak. Mengapa demikian? Bukankah kepala daerah itu tidak berseragam Pramuka saat berkorupsi? Bukankah kasus korupsi mereka tidak ada terjadi dalam ranah operasional Pramuka?

Sebagai gambaran, berikut ada referensi mengenai kasus tipikor yang melibatkan sejumlah kepala daerah di Indonesia.
http://kriminalitas.com/ini-daftar-gubernur-yang-terlibat-korupsi-sebelum-gatot/
http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-Daerah-Terjerat-Korupsi-
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54afebb14ae5a/ini-10-kepala-daerah-yang-tersandung-korupsi-di-2014

Kepala daerah merupakan jabatan kenegaraan yang tidak bisa dipungkiri berpotensi "kental" nuansa politik, apalagi jika latar belakang gubernur/bupati/walikota adalah kader suatu partai politik. Di sisi lain, kita tahu Pramuka "bersih" dari praktik politik. Namun perlu dicermati bahwa pada konteks struktur organisasi Gerakan Pramuka, tepatnya AD GP Pasal 36, diamanatkan bahwa majelis pembimbing daerah diketuai oleh gubernur, sedangkan majelis pembimbing cabang diketuai oleh bupati/walikota. Dengan demikian, sosok kamabida/kamabicab secara otomatis adalah gubernur/bupati/walikota (cmiiw).

Kembali ke permasalahan yang terjadi, yaitu kasus-kasus tipikor yang melibatkan pejabat daerah. Ada dua pertanyaan besar: (1) Bukankah kepala daerah itu tidak berseragam Pramuka saat berkorupsi? (2) Bukankah kasus korupsi mereka tidak ada terjadi dalam ranah operasional Pramuka?

Memang betul dari data-data yang diterbitkan, belum ada kasus kepala daerah yang dinyatakan sebagai tersangka kasus tipikor dalam hal pendanaan Pramuka. Sejenak kita bersyukur dan berdoa semoga tidak pernah ada kejadian seperti itu. Memang betul juga bahwa dari berbagai penggrebekan yang dilakukan oleh KPK, tidak pernah tersangkanya mengenakan seragam Pramuka. Kalau sampai ada itu sungguh (mengutip dialek khas Rhoma Irama) "terlaaluu". Apalagi dengan era teknologi saat ini tentu malu video penggrebekannya beredar di internet sementara itu tersangkanya memakai seragam Pramuka.

Namun dengan amanat sebagai kamabida/kamabicab, tentu timbul keprihatian. Keprihatinan ini menyangkut "Pramuka effect" yang agaknya belum mampu memberi dampak yang menyeluruh bagi pemegang jabatan di negeri ini. Tidak berseragam pramuka ataupun tidak berurusan dengan hal-hal Pramuka, tidak berarti semangat kejujuran (yang ditanamkan di Pramuka) boleh ditinggalkan. Justru kedahsyatan "Pramuka effect" baru terbukti apabila tidak berseragam Pramuka ataupun tidak berurusan dengan kepramukaan.

Memang kasus korupsinya tidak terkait operasional kepramukaan dan (kemungkinan besar) saat korupsi tidak berseragam Pramuka, namun ada rasa sesak jika menilik status kepala daerah yang juga kamabicab/kamabida
Sumber foto: http://diskominfo.sumutprov.go.id

Saya tidak bermaksud menggurui, toh ilmu saya sendiri masih cetek. Hanya saja, saya bermaksud ikut menyumbang saran. Posisi seorang kamabida/kamabicab perlu diimbangi dengan pengkaderan yang lebih intens mengenai nilai-nilai kepramukaan. Keberadaan kamida/kabicab tidak lagi sekedar formalitas mengisi sambutan yang cenderung formalitas. Tidak semua gubernur/bupati/walikota mempunyai latar belakang atau pemahaman tentang kepramukaan yang relevan, perlu ada kaderisasi "spesial". Dan yang lebih penting (sekali lagi) penanaman nilai-nilai luhur kepramukaan.

Pramuka punya keuntungan berupa akses otomatis secara organisasi ke dalam kepemerintahan. Akses ini jangan hanya dipergunakan untuk meminta dana ke pemerintah. Akses ini perlu dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai luhur kepramukaan kepada pejabat pemerintah, termasuk gubernur/bupati/walikota.


Media massa (untungnya) tidak menyorot jabatan lain seorang gubernur/bupati/walikota sebagai kamabida/kamabicab. Jika iya, tentu pukulan telak yang nyata bagi Gerakan Pramuka. Semoga bermanfaat :D

Pada akhirnya, Pramuka jangan hanya bersyukur karena belum ada tipikor terkait dana pramuka. Pramuka juga jangan hanya bersyukur tidak ada penggrebekan yang mana pelakunya berseragam Pramuka. Pramuka pula jangan hanya berkilah "dia berkorupsi tidak sebagai Pramuka". Pramuka patutnya berperan aktif sebagai penangkal terjadinya korupsi.

Faktor G (versi LDM)

LDM bukan menjadi impian bagi pasutri, apalagi yang sudah berkeluarga. Oh ya, buat yang nggak tahu, LDM itu Long-Distance Marriage alias pernikahan yang jarak jauh. Ringkasnya, kondisi dimana sosok suami (ayah) berjauhan dengan istri (ibu). Ini menjadi fenomena tersendiri yang sebenarnya sudah ada dari zaman dulu sampai dengan saat ini. Sebagai bukti, dari dulu udah ada berbagai lagu yang menceritakan kekangenan lantaran jarak yang jauh, yang terbaru? Tentu saja RAN yang "Dekat di Hati" #ciee #ihirr #apaandah

Bagaimana sebenarnya LDM itu? Apakah baik ataukah tidak?
Secara pribadi, LDM akan lebih banyak risikonya dibandingkan pernikahan yang satu lokasi suami dan istrinya. Ini ditinjau dari berbagai faktor, kecuali tentunya faktor G. Karena itu, coba kita ulas terlebih dahulu faktor G.

Faktor G, jelas berkaitan erat dengan kebutuhan biaya operasional dan tabungan. Secara umum, daerah Jabodetabek menjadi incaran untuk memperoleh G yang lebih tinggi, maklum UMR di sini memang lebih menggiurkan. Belum lagi jika bicara industri ICT yang memang lebih berpusat di Jabodetabek. Lowongan menjadi programmer (sebagai contoh) jelas lebih banyak secara peluang ataupun tawaran G. Karena itulah, banyak LDM yang terjadi karena si suami berada di Jabodetabek. Ada pula LDM yang disebabkan faktor G yang justru menempatkan si suami di daerah terpencil, bahkan hingga ke luar negeri. Situasi ini biasanya dialami oleh pekerjaan seperti pelaut, koki. Kesempatan pulang pada kondisi ini biasa lebih sempit dibandingkan LDM yang suaminya berlokasi di Jabodetabek. Faktor transportasi tentu patut dijadikan alasan.

Lantas, apakah memang layak pernikahan terus menerus mengalami LDM?
Apa pula yang patut dijadikan faktor penentu dalam memilih ya tidaknya ber-LDM?

(Lagi-lagi secara pribadi) LDM bukanlah rekomendasi untuk dilestarikan oleh sepasang suami-istri, apalagi jika keduanya sudah menjadi ayah-ibu. LDM hanyalah alternatif sementara untuk menstabilkan keuangan rumah tangga. Jika ber-LDM hanya karena faktor G (bukan karena surat perintah dinas misalnya), maka alokasikan si G untuk tabungan dan sepakati kapan LDM tersebut harus diakhiri. Jika terus menerus LDM, tentu akan banyak efek kurang baik. Banyak faktor penentu dalam memilih ya tidaknya ber-LDM yang saya bagi menjadi faktor "suami" serta faktor "ayah".

Faktor "suami" di sini tentunya seputar bagaimana peran seorang laki-laki menjadi pasangan (insya Allah) seumur hidup bagi perempuan yang menjadi istrinya. Banyak kebutuhan yang lebih utama daripada sekedar materi, terutama psikologi. Apakah dengan LDM si suami bisa mempertahankan kemampuannya memenuhi perannya sebagai suami. Orang mungkin berujar "ada teknologi", tapi tetap saja (menurut perempuan) ada rasa kehilangan yang tidak bisa ditutupi.

Faktor "ayah" akan dimulai bahkan sejak mulai ada janin di rahim ibu. Bagaimana peran si (calon) ayah terhadap pertumbuhan janin sampai dengan berhasil dilahirkan oleh sosok ibu. Di sini tentu akan dimulailah berbagai kewajiban mendidik berbagai hal yang dibutuhkan anaknya. Mulai dari perhatian psikologis, pendidikan agama yang bersifat ritual, pendidikan agama yang bersifat penerapan dunia, termasuk pula mengenalkan Allah SWT.

Bagi kawan-kawan yang belum menikah, LDM bukan hal harus dialergikan, tapi coba pertimbangkan kemungkinan tersebut serta bagaimana solusinya.
Bagi kawan-kawan yang sedang menjalani LDM, semoga segera dituntaskan penantiannya. Sekali lagi saran saya tetap sama (walau subjektif), LDM hanyalah sementara.

Faktor G (versi Individu vs versi Tempat Kerja)

Akan tiba saatnya kita bersikap agak "egois" terhadap orang lain dalam bernegosiasi mengenai G. Saya yakin semua sudah bisa menerka maksud dari G itu merujuk ke apa hehee. "Egois" dalam hal ini tidak berkaitan dengan egois secara individu, melainkan tanggung jawab sebagai bagian dari keluarga, keluarga yang sedang dalam proses pembangunan.

Secara umum, G akan terbagi ke dalam dua hal, yaitu operasional bulanan serta menabung. Jelas keduanya memerlukan nominal yang tidak sedikit. Apalagi jika sudah dalam konteks berkeluarga. Ada banyak hal yang perlu diperhitungkan. Ada banyak pula toleransi yang didefinisikan, dimana pengeluaran individu akan cenderung dikurangi sedangkan pengeluaran untuk kebersamaan akan diprioritaskan.

Hal ini sempat menjadi bahan diskusi saya dengan kawan karib saya, Mas Arief Adityo, beberapa hari lalu.

Sangat mungkin kita saat melamar di sebuah tempat kerja akan ditolak karena kondisi kita sudah berkeluarga. Pertama G yang kita inginkan lebih besar daripada pelamar lain yang belum menikah. Kedua mustahil selama kerja kita tidak terganggu dari segala pernak-pernik berkeluarga, misalnya anak sakit, istri sakit dll. Singkat kata dalam ekonomi (yang konteksnya terlalu cetek), harga kita (berupa G) terlalu mahal tapi performansinya terancam, yang artinya kita kurang prospektif. Itu dalam pemikiran ekonomi yang konteksnya terlalu cetek.

Tapi jangan pernah melupakan kekuasaan Allah sebagai Maha Pemberi Rizki. Apa yang menjadi rezeki kita sudah ditentukan. Tugas kita adalah mengikhtiarkannya. Kewajiban kita adalah beroptimis dan berprasangka baik. Mungkin di satu dua perusahaan lamaran kita ditolak, tapi percayalah ada skenario yang lebih hebat daripada yang kita rancang sendiri, skenario yang jauh lebih baik bagi kita dan keluarga

Selamat sore :D

Kerahasiaan Dokumen di Tempat Nge-print

Belakangan ada bisnis online yang cukup marak di dunia perkuliahan. Dari pengamatan di sekitaran kampus UI serta Unitel, bisnis ini mulai menjamur. Bisnis online yang dimaksud adalah jasa cetak dokumen online. Pelanggan cukup mengirimkan email ke vendor percetakan sehingga tugas mencetak dibebankan pada si vendor dan pada waktu yang telah disepakati si vendor menyerahkan hasil cetakannya pada si pelanggan. Ada unsur penghematan waktu, khususnya ketika si pelanggan agak jauh ataupun terkendala akses ke tempat cetak. Misalnya saya mahasiswa MTI hendak mengumpulkan proposal tesis pada Jumat malam. Berhubung saya berkantor di Kalibata dan baru selesai ngantor jam 5 sore jelas saya akan terburu-buru jika mencetak dokumennya seusai pulang kantor. Maka cukup mengirimkan email ke vendor pada Jumat siang dan "janjian" ntar Maghrib udah beres. Si pelanggan cukup "tahu beres" plus bisa menghemat waktu. Bisnis yang menguntungkan pelanggan.

Sumber gambar : http://d-loadd.blogspot.com


Namun bisnis cetak dokumen online ini menyimpan risiko yang patut diperhatikan. Bahkan bisnis cetak dokumen yang offline alias cetak di tempat pun sebenarnya menyimpan risiko yang serupa. Risiko ini tentang kerahasiaan dokumen dan antisipasi penyalahgunaan dokumen setelah dicetak. Kenapa demikian?

Kebiasaan seseorang yang sulit diperbaiki adalah kerapian mengelola dokumen (ya termasuk gw juga sih). Termasuk diantaranya adalah memastikan kerahasiaan sebuah dokumen. Dalam hal ini, ketika kita selesai mencetak dokumen, kita kerap lalai bagaimana dokumen tersebut selanjutnya. Apakah cukup diarsipkan di folder tertentu atau bagaimana. Bagi mahasiswa informatika yang skripsinya mempergunakan data yang bersumber dari pihak ketiga (misalnya rumah sakit, BAPPEDA, dll), tentu tidak boleh sembarangan membiarkan data tersebut tercecer dan bisa diambil oleh pihak yang tidak berkepentingan. Misalnya seorang mahasiswa dengan topik tesisnya membahas keamanan jaringan di sebuah perusahaan jelas tidak boleh asal "mengumbar" celah-celah keamanan yang berhasil didokumentasikannya. Tapi namanya juga manusia, kerap lupa bagaimana menjaga kerahasiaan dokumen.
Kesalahan yang sering terjadi saat mencetak secara offline di vendor adalah membiarkan file tersebut di harddisk komputer vendor

tanpa kejelasan bagaimana kelanjutannya jika sudah sukses dicetak. Masih "mending" jika si operator vendor itu orangnya mengerti kerahasiaan dokumen, jika tidak? Bisa saja setelah si "kumbang" (bukan nama sebenarnya) mencetak tugas besarnya lalu karena file-nya masih tertinggal di komputer vendor lantas di-copy-paste oleh si "bunga". Nah kalau si "bunga" memplagiat tugas besarnya si kumbang", kira-kira bakal jadi kasus nggak tuh?
Tapi...tapi...kan file-nya PDF kok, udah di-lock. Sama aja keuleus, ada banyak cara nyukilnya kok :v

Bagaimana dengan bisnis cetak dokumen online?
Sulit untuk menyebut apakah risikonya lebih enteng atau malah lebih parah. Yang pasti ketika kita mengirim file melalui email maka artinya file tersebut sudah "terbuka" aksesnya bagi si vendor. Nah, bisa jadi nih si vendornya itu cerdas (dalam arti positif) sehingga menjaga kerahasiaan file tersebut. Bisa jadi pula si vendornya malah nakal (dalam arti negatif) sehingga memperjualbelikan file yang didapatnya.

Nah bukan berarti model bisnis cetak dokumen ini berbahaya, jelek, ataupun patut dihindari. Bukan seperti itu. Bisnis ini sangat bermanfaat dari sisi pelanggan, namun risiko berupa kerahasiaan dokumen serta antisipasi pelayahgunaan patut diperhatikan. Vendor perlu menjelaskan bahwa mereka menjamin kerahasiaan dokumen, akan lebih baik jika dokumen dimusnahkan setelah dipergunakan. Bagi si pelanggan, mulailah untuk lebih sadar tentang keamanan informasi dokumennya.

Setelah #70thIndonesia

GaNas Kondangan Award

Periode 2005-2008 kami ngumpul dalam rangka acara Pramuka
Alhamdulillah saking kelewat solid, sejak 2013 kami rutin menggelar walimahan #antara #prestasi #atau #prihatin #hehehee

Sumber komponen foto: HP mas Arief, mas Esa, mba Restyana

Other Side from my Hikari

My Ma(gi)sterpiece

Bulan Juni lalu proses penjilidan langsung ditangani oleh vendor dan sayanya keburu mudik dari Bandung ke Tegal. Saat bulan lalu ke Fasilkom Salemba lupa motret. Alhasil baru ini baru berkesempatan #tesisfie

Nobody's Perfect by Kamen Rider W

Kizutsuita sono ude ni
Nani wo daiteru
Utareta hoo wo
Nuguu you ni warai

Kurushimi wa yasashisa wo
Shinase yashinai
Yowasa wo shireba
Hito wa tsuyoku nareru

Saa omae no tsumi wo kazoe
Tamashii ni fumitodomare
Aisuru mono wo mamoru tame ni
Tachimukaeba ii
Tachimukatte yukeba ii

Kimerareru michi wa ima
Tada hitotsu dake
Yabureta yume mo
Mata chikara ni dekiru

Koko kara saki no
Jibun ni aeru made

Saa omae no tsumi wo kazoe
Tamashii ni fumitodomare
Aisuru mono to ikiru tame ni
Dakishimereba ii
Dakishimete mireba ii

Nobody's Perfect
Nobody's Perfect
Sore dake ga inochi no akashi

Saa omae no tsumi wo kazoe
Tamashii ni fumitodomare
Aisuru mono wo mamoru tame ni
Tachimukaeba ii
Donna toki mo
Tachimukatte yukeba ii

Tentang Sepaket Toga

Kali ini untuk meraih wisuda di S2 jauh lebih banyak darah dan doa melebihi jaman S1 (tanpa memandang remeh wisuda saat S1).

Blame by L'arc en Ciel

[translation version]
walking one more time, towards the departing road which is split into two lanes
Facing you who tried to turn back
Do not want to keep in contact
chosed this road
Although I do not understand

The sins that I commited, have left a deep scar, deeper than cutting the skin
But God did not blame me
Just like that time

Can't escape from the scene that is stabbed deeply into the chest
Can't breathe
No matter how hard I struggle
Please don't blame it on me

As long as one follow my footprints, they can be understand
The endless pain is twisted
If you follow the footprints

I'm still thinking of you everyday
Is everything to me
There will be a day, Hugging my knees doing nothing
Bring me along with you

Can't escape from the scene that is stabbed deeply into the chest
Can't breathe
No matter how hard I struggle
Please don't blame it on me

I'm still thinking of you everyday
Is everything to me
There will be a day, Hugging my knees doing nothing
Bring me along with you

Counting the sins committed daily
is everything to me
Let's continue to dance in the night

[KAP Pekan ke 2] Kajian Islam Kontemporer

Perdana Pasca Bulan Ramadhan

Assalaamu'alaykum Wr Wb

✨Kajian Islam Kontemporer ✨
"Menghidupkan Al-Qur'an dalam Hati Setelah Ramadhan"

Bersama : Ustadz Deden  M. Makhyaruddin Al-Hafidz

Ahad, 9 Agustus 2015
⏰ 07.00-09.00 WIB
Aula Utama Masjid UI Depok

Selama bulan ramadhan berlangsung, betapa hati seorang mukmin itu sudah menjadi gembur. Puasa ramadhan dengan segala aktivitasnya membuat hati menjadi gembur, kalau diibaratkan sawah, maka lahan ini sudah siap untuk tanam. Amaliah ramadhan yang paling besar adalah bersama Al Quran.
- Orang yang ketika ramadhannya menghafal Al-Quran, maka sekarang sudah tumbuh.
- Orang yang ketika ramadhannya membaca Al-Quran, maka hari ini sudah tumbuh.
Kira-kira sudah berumur 20 hari (syawal), itulah umur Al Quran yang sudah kita tanam selepas ramadhan. Nah tanaman yang sudah tumbuh itu akan  tetap hidup ataukah mati? Jawabannya tergantung dari tanahnya, yang semula sudah gembur akankah kita menjadikannya tanah yang gersang ?

Tapi sebelumnya, kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita sudah menanam?

Jika kita belum menanam, mari kita tanam hari ini, jangan menunggu hari esok lagi. Bulan syawal yang saya rasakan adalah bulan menghafal, karena hatinya masih lembut, masih gembur, sehingga kalau orang menghafal Al Quran, itu hatinya sudah bersih. Lalu kenapa ada juga orang yang menggunakannya untuk liburan ke tempat maksiat? Pergi ke tempat-tempat yang bisa mengotori hati?
Padahal hati yg bersih itu seharusnya digunakan untuk menanam ayat-ayat Al Quran.

✨Bagaimana menghidupkan Al Quran dalam hati setelah ramadhan?✨

1⃣Mensyukuri nikmat Al Quran

Q. S. Luqman : 12

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Nabi Muhammad saw bersabda di dalam hadistnya yang berbunyi, “la hasada illa fithnataini; rajulun aataahullahu malan fasullita ‘ala halakatihi fil haqqi wa rajulun aataahullahul hikmah fahuwa yaqdhibiha wayu’allimuha”
* yang artinya : “Janganlah kamu berhasad kecuali dalam dua perkara yaitu terhadap orang yang diberikan harta oleh Allah dan dia membelanjakannya untuk orang lain dalam perkara yang benar dan orang yang diberikan ilmu oleh Allah dan dia mengamalkan untuk dirinya dan disampaikan kepada orang lain”.
Dalam hadist lain 'hikmah' dalam hadist ini diartikan : *orang yang diberi oleh Allah kepandaian membaca & memahami Al Quran.

Allah memberikan Al Quran untuk dihafal, orang yg diberi hafalan berarti telah diberi hikmah oleh Allah swt. Hikmah yang diberikan dalam Q. S. Luqman yang dimaksud yaitu Al Quran, nikmat yang terbesar yang patut disyukuri. kalau melihat dari ayat itu, mendapat hafalan 1  ayat lebih senang daripada mendapat uang 1 juta,

Tanda-tanda bersyukur :
1. Merasa senang
Hafal Al Quran, hanya oleh itulah sebenarnya mereka harus senang.
Karena Al Quran lebih baik daripada harta yang dikumpulkan.

2. Rasa senang itu memberikan efek untuk mengerjakan, maka akan semangat murajaah, semangat menghafalkan, semangat mentadabburi, semangat mengamalkannya, akan terus ada. Ketika kita bersyukur, maka Allah akan tambahkan.

Q. S. Ibrahim : 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Setelah ramadhan itu kita bahagia, bahagia itu karena terlepas dosa❓Atau karena sudah tidak puasa❓

Rasa nikmat itu menumbuhkan rasa ingin lagi untuk mengerjakannya.
Ketika sudah hafal Al Quran, ketika kita mengucapkan alhamdulillah, itu ada dua kemungkinan :
* Rasa syukur, yang kemudian terus berlanjut dan murajaah
* Karena hanya nunggu selesai hafal, maka akan berhenti dan tidak murajaah lagi.

✨Mensyukuri Al Quran dan ilmu itu lebih hebat daripada mensyukuri apapun. Maka di hati ini akan tetap hidup dengan Al Quran.

2⃣Menjaga hati agar tetap lembut, agar tetap berayat, tetap gembur, dan menjaga hati ini tidak cukup hanya dengan rasa syukur namun dilanjutkan dengan perbuatan. Syukur itu menambah. Sedangkan mempertahankan itu menjaga yang sudah ada.

Jangan sampai hati yg sudah gembur, kemudian sudah menanam, akhirnya malah mati.

Hati bani israil itu keras, justru setelah turunnya ayat. Yaitu ketika mereka menyembelih sapi. Hati mereka keras setelah ramadhan, menyembelih sapi, melihat ayat itu.
Janganlah sampai orang yg beramadhan kemarin hatinya menjadi keras setelah selesai.

Al Quran itu tiada lain adalah dzikrul, dzikr adalah sesuatu yg disebut-sebut, selalu diingat-ingat. Efek dari mengulang-ulang itu membaca, aktivitas yg berayat, dzikir untuk lil'aalamin.
* Matahari itu juga menghafal Al Quran
*Semut mendengarkan Al Quran

Tidak semua 'aalamin menjadikan Al Quran sebagai dzikr, hanya sebagian yang bisa mengerjakan, sesuatu yg bisa memberikan efek, sesuatu yang berayat . Yaitu hanya 'aalamin yg bisa istiqamah.

Para sahabat dulu, pada pertempuran mereka mengorbankan nyawanya untuk Al Quran. Sampai umar sedih, kalau mereka meninggal siapa yang akan menjaga Al Quran , mereka lebih memilih kehilangan nyawa daripada kehilangan ayat dari dalam hatinya.
Namun sekarang bagi mukmin , kehilangan uang 1 juta lebih pusing daripada kehilangan 1 ayat dari hatinya.
Kira-kira kita kehilangan uang 1 juta  dan 1 ayat Al Quran lebih sedih yg mana?
*Jawab masing-masing dalam hati*

✨Punya hafalan 1 ayat, jaga jangan sampai kehilangan, sekali hafal ayat pantang untuk menceraikannya karena menghafal Al Quran itu seperti pernikahan.Sekali hafal dijaga untuk seumur hidup. ✨

[Tanya~Jawab]
1⃣T. Bagaimana jika kita sudah membaca, menghafal, dan mengikuti tadabbur setiap ba'da shubuh, hal ini sudah berlangsung selama 9 tahun, namun saya merasa belum maksimal?

J. Merasa belum maksimal itu nikmat Allah swt.
- Selama hal itu memacu untuk bertambah semangat, maka kita harus tetap melakukannya
- Maksimal dan tidak maksimal bukan dilihat dari jumlah orang yang duduk, ayat/surat yang sudah dihafal, tetapi seberapa kuat kegigihan& kekonsistenan.
- Ada masa, dimana maksimal itu sendirian, maksimal itu sedikitan, seperti pada zaman nabi Nuh a.s berdakwah selama 1000 tahun kurang 50 tahun, nabi Nuh berdakwah maksimal, tapi apa yg terjadi? anaknya tidak beriman, istrinya tidak beriman, namun nabi Nuh tidak kecewa dengan hal itu meskipun kepada Allah nabi Nuh mengadu.

Q. S. Nuh : 5

قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا

Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,

Tetapi Allah swt menjawab jangan merasa apa yg kamu buat itu tidak maksimal, jangan kamu lihat itu , jika itu membuat tetap bertahan..
- Baca yang benar, tadabbur yang benar, karena tadabbur yang benar akan melahirkan hafalan.

Bertadabbur yg benar, akan melahirkan hafalan. Begitupun hafalan yg benar akan membuahkan tadabbur.

2. * Bagaimana jika hafalan tidak mutqin? Lebih baik murajaah sedikit-sedikit atau murajaah langsung banyak?
* Ketika menghafal, masih ada aja kesalahannya (tajwid belum benar). Apakah menghafal dilanjutkan atau dihentikan dan lebih baik memperbaiki bacaan terlebih dulu?
J. * Penyebab murajaah berat :
- Belum hafal bacaannya
- Tidak senang ketika lupa atau keliru
- Berharap ingin cepat selesai.

Hafalan yang belum lancar jangan di murajaah, murajaah hanya surat yang sudah dihafal saja. Kalau belum lancar , hafalkan lagi. Sampai kapanpun hafalan yg belum hafal tidak akan menikmati murajaah.
Ayat yang kita murajaah tergantung hafalan sudah banyak atau belum, jadi jangan murajaah surat yang memang belum kita hafal, kita akan merasa capek memurajaah surat yg belum kita hafal.

* Hafalkan ayat yang sudah bertajwid. Yang sudah teruji bacaannya itu benar, kalau belum lewatkan. Biasanya ada penghafal Al Quran yg tergesa-gesa, ingin segera hafal namun mengabaikan tajwid. Dengan mengabaikan tajwid, maka hafalannya akaan semakin lama. Memperbaiki bacaan adalah rangkaian dalam menghafal Al Quran. Banyak orang yang ingin hafal, mengabaikan bacaan tajwid maka akan semakin lama dalam menghafal.

Wallahu a'lam bishshawab

✨Semoga Allah SWT memudahkan langkah kita, amin ya Rabb ✨

Wassalaamu'alaykum Wr Wb

: mesjidui.ui.ac.id
: bit.ly/mesjidui
: @masjidUI

-mari sebarkan-

Barokallah Hasukagi

Nggak nyangka dua orangalinh culun di PAJ, saya feat Hanafi justru dalam tempo tiga bulan masing-masing sudah meresmikan pernikahan. Hanafi alias Ucok alias Hasukagi ini merupakan kawan ngoding di berbagai proyek di PAJ, termasuk Indonesia kreatif. Banyak hal gokil uang kami alami bareng terkait SDLC dan ITPM.

Overall....
Semoga pernikahan ini menjadi jalan yg mengantarkan mereka ke jalan surga-Mu

(Akhirnya) Transaksi Wajib Ber-rupiah, Menarik juga

Ceritanya beberapa hari ini memperhatikan beberapa spot jual beli yang mendadak ada pengumuman yang intinya hanya melayani transaksi dengan "Rupiah", ini saya yang baru nemu atau bagaimana ya? Secara pribadi, saya tipikal yang jarang berbelanja dengan uang kartal, lebih sering dengan uang virtual, makanya agak kaget dengan pengumuman itu.

Secara cari-cari info, ternyata itu memang efek dari kebijakan BI yang baru diterapkan awal Juni 2015 lalu. Berikut ini contoh cuplikan informasinya http://finance.detik.com/read/2015/07/01/080243/2956880/5/mulai-hari-ini-transaksi-di-dalam-negeri-wajib-pakai-rupiah

Nah, edaran yang dimaksud itu yang ini https://www.anz.com/resources/b/f/bf19e890-83dd-4069-b954-c0a33dd107a7/pbi-indonesia.pdf?MOD=AJPERES

Ada apa gerangan? Hehee, sebagai masyarakat IT yang agak buta tentang konsep ekonomi fiskal, tidak bisa banyak berkomentar, apalagi menyangkut mengapa serta apa dampaknya bagi ekonomi nasional. Tapi sedikit mengulas dari sudut pandang IT, ada beberapa titik perhatian yang ingin saya ungkapkan.

Perkembangan pesat e-commerce yang sangat global
Berbagai lapak e-commerce sudah menembus batas negara, situasi yang menyebabkan Kemenkeu perlu bekerja sama dengan Kemenkominfo mendefinisikan aktivitas mana yang wajib mempergunakan rupiah, dan mana yang bukan. Lebih jeli lagi, perlu didefinisikan juga, yang terkena imbas itu apakah WNI, WNI dengan lokasi di luar negeri, WNA yang sedang di Indonesia, WNA yang kliennya WNI, komoditas yang hanya ada di dalam negeri, dan masih ada banyak berbagai kemungkinan kondisi. Regulasi perlu tegas mengingat dunia internet tempat e-commerce berlangsung sangat "keras".

Harga elektronika sangat bergantung nilai tukar IDR-USS
Bagi pengedar, eh penjual, elektronika harga yang dipergunakan sebagian besar mengacu pada nilai tukar IDR dengan USS. Masalah akan timbul saat barang yang diperlukan sifatnya grosir, harga dalam USS-nya mahal, plus nilai tukar Rupiah sedang jelek. Misalnya membeli RAM dengan total 1,000 USS akan berbeda nilai rupiahnya saat 1 USS = 12,000 IDR versu 1 USS = 13,500 IDR. Perlu ada strategi yang bersifat teknis untuk mengatasi kemungkinan ini.

Peran IT dalam pengawasan regulasi
Mengingat peranan IT di dalam pemerintahan semakin kental, bukan tidak mungkin pengawasan sebuah kebijakan akan didukung dengan keberadaan IT. Permasalahannya, akan sejauh apa IT dipergunakan untuk mengontrol kepatuhan kebijakan yang diterapkan. Jelas sangat menarik karena bukan rahasia bahwa IT sudah mencari ancaman nyata terhadap kongkalikong pejabat "ble'e" dengan pelanggar regulasi.

OK, selamat mempergunakan rupiah, baik dalam kartal maupun virtual. Semoga transaksi yang diridhoi Allah :D

Report Loker Mulu, Padahal Masih "Nganggur"?

Cukup tidak ringan (jika tidak dikatakan "berat") tekanan sebagai alumnus tingkat magister. Well, bukan mencari-cari alasan, namun percayalah memegang titel lulusan S2 itu jauh lebih sulit mencari kerja karena beberapa faktor, dua yang utama adalah kebiasaan lebih banyak mikir daripada bertindak (padahal kebanyakan kantor lebih mencari ujung tombak, bukan pemegang tombak) serta faktor G (padahal tidak semua kantor bersedia menyediakan G yang relatif tinggi). Tapi, ada kebiasaan yang saya teruskan, terlepas dari ironi kondisi yang saya paparkan sebelumnya.

Kebiasaan itu adalah "repost" berita tentang lowongan kerja, khususnya terkait IT dan dosen. Secara kasat mata, jelas ini ironi karena saya belum ada pekerjaan tetap selain menggeluti dunia start-up yang ROI-nya masih jauh hehee. "Lha, apa gue nggak butuh?" Alasannya sederhana (minimal sederhana dipahami buat saya :p)

Informasi yang lewat pada diri ini, tidak berarti hanya untuk diri kita sendiri, siapa tahu info itu bermanfaat pula bagi orang lain. Dengan kata lain, bisa jadi kita buka sebagai penerima informasi, tapi penyalur informasi. Tidak ada kerugian menjalankannya. Malah ada suatu kesenangan ketika bisa bermanfaat walau masih terbatas sebagai "penyalur info". Lagipula, jika kita ada kekurangan dari sisi keprofesian, jangan sampai ada orang lain yang terus menerus mengalami apa yang kita alami. Semoga dia ada "perbaikan kondisi" hehee

Giliran Si Mas Mas Desainer itu Bawa Trofinya

BPH Walimahan