Analisis Keselarasan PSSI Kota Bandung

Dikutip dari tugas SPIS semester 2 di MTI. Harapannya memberi inspirasi, lebih dari sekedar mendapat poin penilaian di dalam kurikulum.

Kota Bandung memiliki visi jangka menengah 2014 s.d. 2018, yaitu “Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera”. Visi ini dijabarkan ke dalam 4 misi berikut:
• Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruk-tur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
• Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih dan melayani.
• Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing.
• Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2014 s.d. 2018 telah merumuskan sembilan isu strategi di dalam pembangunan Kota Bandung, yaitu: lingkungan hidup; infrastruktur; pengembangan TIK; pemberdayaan masyarakat dan ketahanan keluarga; penanggulangan kemiskinan, permasalahan sosial dan pengangguran; pendidikan dan kebudayaan; kesehatan; reformasi birokrasi dan tata kelola; serta iklim usaha, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

Pengembangan TIK berkaitan erat dengan misi kedua Kota Bandung, yaitu menghadirkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih dan melayani. Keterkaitan ini merupakan bentuk implisit rencana strategis SI/TI sebagai komponen dalam membangun tata kelola pemerintah Kota Bandung.

Yang menjadi sasaran di dalam perencanaan strategis SI/TI pada Kota Bandung adalah terbukanya aksesibilitas bagi warga terhadap informasi pembangunan. Sasaran ini dikembangkan melalui strategi umum berupa pemanfaatan teknologi informasi komunikasi dalam diseminasi program pembangunan dan pelayanan publik menuju Bandung Smart City. Strategi ini selanjutkan dikembangkan berupa empat buah arah kebijakan sebagai berikut:

  • Membuka layanan jaringan media partisipasi, aspirasi, dan pengaduan publik yang terakses selama 24 jam; 
  • Pelayanan jaringan teknologi informasi di area publik;
  • Peningkatan penggunaan TIK dalam pelayanan publik menuju cyber city;
  • Tersedianya infrastruktur Teknologi Komunikasi dan Informatika.

Untuk mengetahui bagaimana keselarasan antara RPJMD Kota Bandung dengan rencana strategis SI/TI-nya, dapat mempergunakan IT Balance Scorecard (IT BSC). IT BSC yang dipergunakan pada proses identifikasi keselarasan ini mengadopsi konsep Mapping COBIT 5 Enterprise Goals to IT-related Goals. Proses diawali dengan penerjemahan visi dan misi sebagai business strategy menuju sasaran dan strategi umum melalui enterprise goals. Kemudian sasaran dan strategi umum sebagai strategi SI diterjemahkan ke dalam kebijakan dan implementasi melalui IT-related goals. Hasilnya akan memunculkan sejumlah aspek pada enterprise goals dan IT-related goals sebagai representasi keselarasan antara RPJMD Kota Bandung dengan rencana strategis SI/TI Kota Bandung.

Enterprise Goals yang selaras dengan arahan strategi Kota Bandung
  • Portfolio of competitive products and services
  • Customer-oriented service culture
  • Business service continuity and availability
  • Information-based strategic decision making
  • Optimisation of business process functionality
  • Optimisation of business process costs
  • Managed business change programmes
  • Operational and staff productivity
  • Product and business innovation culture

IT-related Goals yang selaras dengan arahan strategi Kota Bandung
  • Alignment of IT and business strategy
  • Commitment of executive management for making IT-related decisions
  • Realised benefits from IT-enabled investments and services portfolio
  • Delivery of IT services in line with business requirements
  • Adequate use of applications, information and technology solutions
  • IT agility
  • Optimisation of IT assets, resources and capabilities
  • Enablement & support of business processes by integrating applications and technology into business processes
  • Availability of reliable and useful information for decision making
  • Knowledge, expertise and initiatives for business innovation

Melalui IT BSC tersebut dapat diketahui bahwa orientasi utama penyelarasan strategi SI/TI menempatkan orientasi utama layanan SI/TI dari perspektif customer serta internal business process. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi SI/TI bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selaku customer serta efisiensi aktivitas di dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintah pada Kota Bandung.

Sugeng Rawuh November

Sebentar lagi bulan Oktober usai dan bulan November tiba
Portal Indonesia Kreatif pun akan memasuki masa-masa sibuk. Mulai dari berbagai perlombaan plus peningkatan kualitas konten dan.... jreng jreng jeng.... akan ada beberapa fitur baru. Sedikit bocoran tentang fitur-fitur baru di Portal Indonesia Kreatif.

  • Tempat diskusi asyik, tempat sharing ide, saling memberi masukan positif dan tentunya dengan cara yang kreatif
  • Interaksi saling padu melalui pertukaran informasi tentang karya kreatif apa saja yang telah dibuat sesama user
  • Jarang di depan laptop/PC? Well, Ik will accomodate you
  • Akan ada repository tentang program-program ekonomi kreatif, riset ekonomi kreatif, hingga informasi dukungan pendanaan bagi orang kreatif

Memang terjadi keterlambatan proses implementasi secara terstruktur, sistematis, dan masif. Tapi yuk ah fokus ke perbaikan masa depan.

Banyak pelajaran yang dipetik di dalam proses pengerjaan fitur-fitur di Portal Indonesia Kreatif. In syaa Allah saya masih semangat dan akan memberi yang terbaik. :)

Kamu ada Dimana

Al-Mu'minūn
[1] Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
[2] (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
[3] dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
[4] dan orang-orang yang menunaikan zakat,
[5] dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
[6] kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
[7] Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
[8] Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
[9] dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
[10] Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
[11] (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

Kamu ada dimana? Iya kamu...
diriku sendiri yang tatkala bergalau malah menghabiskan waktu dengan hal-hal yang sangat tidak penting

Kamu ada dimana? Iya kamu...
diriku sendiri yang tatkala dipanggil untuk menghadap-Nya, malah asyik menunda-nunda

Kamu ada dimana? Iya kamu...
diriku sendiri yang tatkala sholat fisik di dalam shaf tapi pikiran bagai layangan terbang arah jelas

Kamu ada dimana? Iya kamu...
diriku sendiri yang lari dari amanat.. sebagai muslim... sebagai anak... sebagai bagian dari perusahaan... sebagai bagian dari organisasi

Kamu ada dimana? Iya kamu...
diriku sendiri pasca hari-penghakiman nanti?

Lengkungan Senyum di depan #STIS

Cuma ini satu-satunya kampus yang bikin saya selalu senyam-senyum cengar-cengir tiap kali lewat di depannya. Bukan karena mantan mahasiswa, tapi mantan calon peminat.

Dulu galau banget milih antara STIS, Universitas Diponegoro, dengan IT Telkom. Tiket menggiurkan berupa seleksi via Olimpiade Statistik sempat dijabanin walau tahap kualitifasi saja nggak lolos :v.

Seiring waktu berjalan dan hasil istikharoh, akhirnya diri ini memantapkan diri untuk memilih IT Telkom. Tatkala semester empat dimana bencana IP 1,05 melanda membuat diri ini berniat undur diri dan mendaftar ke STIS, namun pada akhirnya Allah mengarahkan saya untuk melanjutkan perjuangan hingga akhirnya merengkuh sarjana teknik informatika di IT Telkom.

Walau demikian, sampai sekarang saya sering lewat kampus STIS lantaran itu jalur pulang dari UI Salemba ke Kalibata. Dan saya sering kikuk mengenang masa-masa unik tersebut.

Bukan tentang mimpi yang layu sebelum mekar, tapi bagaimana Allah punya rencana hebat :)

Most Unpredictable Moment Tiday: Arigatou Ridho

Ini foto diambil dua pekan lalu...
Bisa dibilang ini formasi full persinel IK setelah sekian lama ini...


Siapa yang menyangka hari ini salah satu diantara kami secara resmi mengakhiri petualangannya
Thank you Ridho...(duduk paling kanan)
Sukses menggapai mimpi-mimpi hebat berikutnya

CAB-RAS #Smartslawi


Gov to Program [1]

Sebulan ini bukan durasi yang ringan nan mudah. Terlebih ke depannya, akan muncul tantangan demi tantangan yang perlu tuntutan fisik, mental, plus pemikiran untuk menghadapinya. Ini berkaitan dengan status sebagai tukang coding di Portal Indonesia Kreatif. Salah satu gebrakan di penghujung tahun ini adalah Program, sebuah subdomain baru di Portal Indonesia Kreatif yang merupakan evolusi dari Gov.

Gov, sebuah subdomain yang (jujur) underestimated dari sisi popularitas. Wajar memang, kalau disurvey apa yang lebih menarik bagi masyarakat antara berita kreatif, karya kreatif, profil orang kreatif, kalender kreatif, dan statistik+program kreatif, tentu opsi pertama dan kedua yang jadi favoritnya. Ketika News identik dengan berita/liputan, Event identik dengan kalender, Directory identik dengan profil/database, Showcase identik dengan pameran, nah Gov ini identik dengan apa?

Gov secara ringkas merupakan gabungan dari:
1. Riset dan statistik ekonomi kreatif
2. Program-program pemerintah terkait ekonomi kreatif
3. Tata kelola HaKI untuk industri kreatif
4. Profil institusi pendidikan tinggi kreatif
5. Informasi pembiayaan industri kreatif
6. Ranking Indonesia yang berkaitan dengan ekonomi kreatif
7. Publikasi mengenai ekonomi kreatif

Tantangan terbesar terletak pada tata kelola konten, baik narasumber maupun tim redaksi Portal Indonesia Kreatif.

Berangkat dari ekspektasi untuk lebih mengakrabkan diri melalui brand baru, maka diputuskanlah untuk mengevolusikan Gov menjadi Program. Rasanya memang agak bingung ketika membangun sebuah sistem yang meruntuhkan sistem lama yang sudah dibuat susah-susah. Tapi di situlah nilai-nilai keikhlasan akan dituai dari situ. Orientasi dalam membangun sebuah sistem baru bukanlah urusan suka tidak suka ataupun sakit tidak sakit ketika sistem lama yang dibuat dengan berdarah-darah. Orientasinya adalah menyediakan informasi yang bermanfaat dan tentunya itu ibadah, maka jangan sampai rasa suka tidak suka mengotori niat yang harusnya ikhlas.

Kabinet itu bernama "kerja"

Huru-hara pemilihan presiden sudah menjadi memori yang "renyah" karena benar-benar membuat banyak orang terbius dan sakau utuk ikut berkoar-koar. Ok, yuk move on. Marilah kita orang menatap masa depan di bawah kepemimpinan Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla. Frase "kepemimpinan" sengaja saya pilih daripada "rezim" ataupun frase lain yang mencerminkan jabatan struktural. Kini kedua sosok tersebut diharapkan tidak sekedar terpampang di dinding sekolah-sekolah persis di bawah logo Garuda Pancasila. Konkreatnya "kerja" merupakan hal yang patut dibuktikan melalui formasi penuh ekspektasi yang bernama "Kabinet Kerja".

Walau bukan simpatisan dan pendukung keduanya tidak berarti yang saya tulis merupakan agresi/mosi tidak percaya. Namun lebih "sekedar cuap-cuap" dari seorang rakyat jelata.

Salut dengan busana yang dipilih untuk "launching" nama-nama yang dipercaya menjadi menteri. Tidak ada jas yang terkesan glamor. Kemeja putih dengan nuansa sederhana. Sebuah reminder bahwa mendapat "jabatan" tersebut berarti bukan untuk disombongkan ataupun dirayakan, namun fokuslah pada "kerja". Kasus tumbangnya 3 menteri di era Kabinet Indonesia Bersatu lantaran kasus korupsi agaknya menjadi rambu-rambu bagi JKW-JK untuk lebih antisipasi bahaya laten korupsi sehingga menjelang diumumkannya nama-nama menteri, organisasi bernama KPK berulang kali disebut-sebut tengah dijajaki kerja sama untuk melacak track record para calon menteri.

Sebagai masyarakat awam, terus terang saya masih belum memahami beberapa fenomena unik di dalam pembagian nama dan ruang lingkup kementerian di Kabinet Kerja ini, antara lain:

  • Apa bedanya Kementerian "Pertanian" dengan Kementerian "Agraria" dan Tata Ruang
  • Unik juga dengna adanya Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Maritim, dua kementerian koordinator yang baru ada di periode ini
  • Mengapa pendidikan tinggi dialihkan dari Kementerian Pendidikan Nasional (lama) menuju Kementerian Riset dan Teknologi (lama) sehingga saat ini yang ada berupa Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Kenapa heran? Pertama, risiko yang sangat besar untuk memisahkan antara pendidikan dasar, menengah, dengan tinggi ke dalam dua kementerian yang berbeda. Kedua, jika alasannya agar apa yang dikembangkan di perguruan tinggi bisa diterapkan di riset dan teknologi, maka timbul pertanyaan "kenapa tidak digabung dengan perindustrian?"
  • Mengapa ekonomi kreatif dipisahkan dari Kementerian Pariwisata (d/h Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) sedangkansalah satu isu yang menjadi daya tarik orang memilih JKW-JK adalah ekonomi kreatif. Berhembus isu susulan bahwa ekonomi kreatif akan dikelola oleh badan setingkat menteri, nah pertanyaannya, apakah hal tersebut mampu setidaknya mempertahankan performa Kemenparekraf yang justru sudah memperoleh kepercayaan tersendiri di blantika orang kreatif Indonesia

Semoga Kabinet Kerja ini mampu menorehkan pengaruh positif bagi NKRI :)
Dan tak lupa agar menjaga nilai-nilai Bangsa Indonesia dari ancaman liberalisme, atheisme, serta hedonisme

Sebuah Kado Silaturahim di Suatu Senja

Sungguh sore yang sebenarnya biasa saja sih, panas, gerah, dan tak lupa tetap dibayangi deadline di hari Senin esoknya. Tapi berhubung ada orang-orang spesial yang mengajak silaturahim maka sore kemarin jadi punya makna yang spesial. Rencana yang agak mendadak, bahkan hingga H-sekian jam masih saja umbrus tentang kepastian acara. Mungkin itu sudah jadi bagian dari adat kita #eh.


Jadi ceritanya kapten sekaligus putra terbaik Tembokluwung, yaitu Mas Arief Adityo sedang ada training di Jakarta Selatan. Maka sungguh snagat sayang sekali untuk melewatkan momen ngumpul dan diperoleh beberapa kawan-kawan super kece yang bisa hadir di sore ini. Ada Mas Esa dan Mba Aas yang jauh-jauh dari Tangerang Selatan dan Jakarta Barat, ada juga Mas Adit yang dekat-dekat dari Jakarta Pusat plus bintang tamu Mba Ratna dari Depok. Pokoknya beuhh kecelah orang-ornag itu.



Berbagai orbolan koplak dan ngajak berantem tentunya jadi momen yang tiada terlewat. Berbekal karakter yang penuh potensi komedian, tentu tidak sulit menemukan berbagai lelucon yang sungguh tiada selesai dilontarkan. Ah, sungguh kok kalian lucu sih?

Review Rurouni Kenshin 3

Akhirmya penantian sejak awal tahun ini selesai terkait movie Rurouni Kenshin *tabur bunga dr genteng*

Bermodalkan bangun pagi *parah ye bangun pagi bukannya upacara malah nonton bioskop. Awalnya hendak bareng kawan terbaik saya, Mas Arief tapi ternyata berhalangan beliau. Nah, surprise banget di saat antre karena bertemu ama Mba Kimi, eks Junior Editor Indonesia Kreatif wkwkwk.
Fokus sekarang ke film tersebut yang sekuel ini diberi tagline The Legend Ends. Sungguh banyak nilai-nilai implisit di film ketiga ini. Terutama berkaitan dengan akulturasi budaya dan kekuasaan.
Film dibuka dengan kesibukan Shinta alias Kenshin cilik menggali kubur, tapi bukan untuk orang tuanya, melainkan para perampok yang telah dihabisi nyawanya oleh sosok yang menjadi guru Kenshin. Shinta beranggapan bahwa ketika orang sudah mati maka dia sama dengan jenazah orang lain, tak perlu memedulikan apa yang telah diperbuat saat hidup. Bisa dibilang karakter agak lugu inilah menjadi akar pergolakan batinnya seumur hidup.

Nggak banyak yang akan dikupas di sini, toh ini bukan resume kuliah :p jadi sikok sikok sajo...
Inti utama cerita di sekuel ini dan menjadi pembeda dibandingkan dengan versi anime adalah dijadikannya Kenshin sebagai tumbal untuk memancing pergerakan Shishio. Langkah gila yang sungguh ditentang habis-habisan oleh Saito Hajime. Memang Saito adalah seorang loyalis terhadap negara (tapi dia tidak pernah memihak ke pemerintahan atau rezim tertentu) dan dia juga rivalKenshin karena berbeda visi plus hilang nyawa untuk membela negara adalah hal yang wajar, namun sebagai sesama samurai, fia merasa tidak layak Kenshin diperlakukan seperti itu. Kenshin sendiri muncul ke permukaan setelah menghabiskan berhari-hari untuk "kuliah fast track" hiten mitsurugi. Dipandu oleh sang guru yang luar biasa kecenya, Kenshin menemukan hakikat diri dalam bertarung.

Hal yang cukup menggelitik terkaitan perbedaan dengan versi anime adalah durasi berantemnya pasukan Jupongatana yang sangat ringkas. Dari 10 prajurit Jupongatana, hanya 3 yang diberi kesempatan jempalitan paling banyak, yaitu Chou (tapi di sekuel 2), Sojiro Seta, dan Anji.sosok Kamatiri, Fuji, hingga Iwanbo tidak ditampakkan spesialisasinya. Tidak ada serangan udara khas si manusia kelelawar ataupun sabit raksasa ala Kamatiri. Yang paling mengecewakan tentu saling tatap dan saling tebas yang tidak lebih dari 5 detik antara Saito dengan Usui. Sosok Usui yang bertangan dingin dan berkemampuan radar suara 99% sirna. Saito tanpa susah payah menamatkan riwayatnya di 5 detik itu. Padahal Usui merupakan prajurit terkuat nomor 2 di Jupongatana. Nomor 1 Sojiro dan Usui tak bisa menandinginya karena emosi tak bisa dilacak oleh Usui.
Kebrutalan sebagai film action masih bisa dijumpai di sini. Negosiasi "bodoh" Menteri Ito dengan Shishio justru membuka aib bahwa atas nama politik, Ito akan membuat berita yang mengutamakan nama baik pemerintahan. Tawaran untuk melimpahkan semua dosa Shishio pada Kenshin justru diterimanya.

Walau demikian, ternyata Ito punya rencana "licik" berupa mempelajari kekuatan dan kelemahan kapal perang Shishio. Sungguh kalau boleh jujur, tokoh antagonis utama di sekuel ini justru bukan Shishio menurut saya, melainkan Ito yang sangat oportunis dan pragmatis.
Kenshin yang baru selesai "kuliah" langsung dibekuk polisi, langsung dilibatkan dalam "drama" eksekusi. Ketika dia didudukan ke posisi terdakwa, saya sudah punya feeling bahwa si algojonya itu Saito dan ternyata benar. Dalam hitungan detik, dipimpin Saito, seluruh polisi langsung bergerak membalikkan keadaan. Baku pukul, eh baku tebas, menjadi sajian di pinggir pantai dimana Kenshin (plus Sanosuke) langsung dikirim ke kapal perang Shishio. Di sinilah lakon duel antara Kenshin and the backbone versus Shishio and Jupongatana menjadi sajian penutup yang manis. Laga Kenshin versus Sojiro dikonversi dari perang batin menjadi perang taktik, tebasan Kenshin ke kaki Sojiro menjadi kunci kemenangan. Dan pada akhirnya saga "keroyokan" Shishio melawan Kenshin, Saito, Sanosuke, plus Aoshi mengakhiri detik-detik pemberontakan Shishio.

Ngomong-ngomong, secara pribadi saya menilai pemeran Shishio yang lupa namanya ini patut disematkan gelar sebagai best performances.  Tidak lebay dan tentunya mampu berekspresi di tengah keterbatasan visual. Sosok Shishio yang dibalut perban sekujur tubuh menjadikan pemerannya hanya punya kesempatan mengeksplorasi diri pada sisi sorot mata, intonasi, dan koerografi berantem. Dan dia sukses berat. Begitu pula sosok Saito yang lebih eksploratif tanpa menanggalkan watak introvert dan pragmatisnya, walau kesan tengilnya hilang.

Best moment? Tentu saja saat teriakan Misao dan si mas-mas yang siapa sih itu namanya yang dari tim mata-mata Kyoto kepada Kenshin. Kenshin yang telah menumbangkan Aoshi dan hendak menolong Jiiya justru dimint aagar fokus melanjutkan perjalanannya. Sungguh itu nyentuh banget.
Well, udahlah ya "bocorannya". Akhir kata "kereeeen"

(almost) Repetition 2002/2014

History is about repeating past-present-future
Agaknya saya sepakat dengan ungkapan itu. Sepakat karena dalam kasus tertentu, namun tidak sepakat sepakat di kasus secara umum. Ini berkaitan dengan jenjang pendidikan yang saya lalui dari SMP s.d. S2 (SD tidak saya masukkan karena cenderung ad-hoc dan belum memilih mau kemana). Ternyata ada beberapa perulangan unik yang terjadi secara berulang-ulang saat menjalani masa-masa di masing-masing jenjang tersebut.

Pergantian pucuk pimpinan
Saat naik ke kelas 2 SLTP, amanat Kepala SLTP diestafetkan dari Pak Marpoe yang pensiun kepada Pak Soeparto. Lantas di semester 4 XI.IA, setelah hampir 8 bulan menjadi Plt., Bu Sri Rejekiningsih menjadi Kepala SMA N 1 Slawi yang definitif menggantikan almarhum Pak Suwito. Fenomena ini berulang pada saat memasuki jenjang sarjana di IT Telkom semester 3, sosok Pak Ahmad Tri Hanuranto menjadi suksesor Pak Husni Amani. Kebetulan di semester 3 tersebut, saya sedang ada di BEM, khususnya Depkominfo sehingga menerima banyak informasi yang berkaitan dengan proses pemilihan yang sangat krusial karena saat itu tuntutan IT Telkom menjadi  World Class University sangat tinggi. Sosok AT Hanuranto bersaing ketat kualitas berpikirnya dengan sosok Jangkung Raharjo. Nah momen serupalah membuat saya agak heran (dan akhirnya menuliskan keunikan ini). Ya, momen serupa berupa UI tempat saya ber-S2 saat ini tengah melakukan pemilihan calon rektor dimana dari 27 bakal calon telah terpilih 7 calon rektor. Jujur saya tidak terlalu mengetahui banyak terkait profil ketujuh calon rektor tersebut. Faktor agenda perkulihan dan kerja ditambah tidak adanya akses kepo membuat saya menematkan diri sebagai penonton yang "mencoba aktif berkepo" hehee.

Nge-ekskul di Karate dan Pramuka
Untuk dua jenis agenda di luar pelajaran dan kuliah tersebut, tidak seratur persen menjadi tradisi dari SMP s.d. S2. Saat SMP, rasa penasaran membuat saya ikut Karate di samping PRamuka yang wajib. Eh, nggak tahu kenapa begitu SMA malah agak terbalik, saya sangat penasaran dengan Pramuka sehingga lebih aktif di Pramuka walau di Karate jug amasih berjingkrak-jingkrak. Memasuki jenjang kuliah di kampus teknik nan berkomputer, ternyata dua ekskul (yang berwujud UKM) tidak saya jumpai. Sempat terdengar ada Karate tapi perguruannya berbeda dan vakum. Pramuka? Nyaris tak pernah terdengar, bahkan isunya pun tiada. Ternyata di sinilah keunikan terjadi. Ajakan untuk merintis UKM Pramuka muncul di semester 3 dimana pertemuan unik di lab Fisika plus kesamaan frekuensi dengan senior waktu SMA, menjadikan sebuah komitmen pendirian Pramuka di tengah kampus yang agak metropolis. Jangankan di IT Telkom, di UGM yang sudah ada sejak sekitar 3 dekade lalu pun, eksistensi seragam Pramuka masih dipandang seperempat mata, apalagi di sini. Di penghujung 2010, sebuah poster membuat saya terbelakak dan susah tidur berhari-hari. Bukan karena memakai double tip atau ukurannya yang menyalahi kode etik permadingan, melainkan kontennya tentang ajak bergabung menggerakkan UKM Karate di IT Telkom. Jrengggg. Tidak menjadi perintisnya tak apalah, yang penting bisa kembali menemukan rumah. Eh, karena satu lain hal nyaris setahun pasiffff banget, hingga akhirnya di semester 8 s.d. 9 saya bisa benar-benar menyediakan waktu untuk kembali berkarate. Bisa dibilang ada yang spesial terkait siklus berkarate saya, yaitu lebih banyak berkarate justru di tahun terakhir, yups momen di kelas 3 SMP, kelas XII SMA serta semester 8 dan 9, menjadi momen terdominan saya terkait Karate.
Tapi, siklus ini (sejauh sekarang) terhenti lantaran di S2 saya tidak bergabung dengan UKM Pramuka UI, Kalpavriksha, serta UKM Karate. Alasannya terkait ketersediaan waktu dimana keduanya banyak mempergunakan hari kerja. Selain itu, opsi organisasi saya ternyata ada di FUKI dimana faktor kebutuhan nutrisi rohani plus ketersediaan waktu yang lebih longgar di FUKI menjadikan saya lebih memilih FUKI daripada Pramuka dan Karate. Walau demikian, saya memiliki perasaan kikuk ketika di beberapa momen berpapasan dengan anak-anak Pramuka dan Karate saat mereka beragenda dengan kostum cokelat dan putihnya.

Rehab Perpus
Nah, ini keunikan yang sangat jarang terjadi. Yups, dari era SMP s.d. S1, saya menyaksikan bahwa perpus mengalami perombakan massal, khususnya dari sisi administrasi dan infrastruktur. Saat SMP, Bu Sri Sukiyanti, guru Bahasa Indonesia, yang menjadi pengelola perpus mengajak murid-murid untuk berduyun-duyun ke perpus membenahi tata kelola di dalamnya. Eh, jaman SMA, fenomena ini berulang dimana Bu Sunarni, guru Bahasa Indonesia plus pembina KIR, menjadi pengelola perpus yang baru. Anak-anak KIR dikerahkan untuk membantu sukarela proses admnstrasi dan klasifikasinya. Bahkan lewat koneksi yang unik, anak-anak Pramuka diterjunkan ke proyek sosial ini. Sungguh agenda yang menyenangkan walau mengurasi waktu hampir sebulan. Namun sungguh saya menikmatinya. Kenangan tersebut agak tereduksi lantaran di S1 saya tidak terlibat proses pembenahan perpus sama sekali. Perpindahan perpus dari Gedung G ke LC hanya bisa saya amati dari jauh. Dan di S2 ini, fenomena tersebut tidak berlanjut. Walau demikian, perpus jadi tongkrongan wajib jika ada di Salemba dimana ada Pak Wiryo yang ramah dan mudah mengenali mahasiswa, plus suasana yang teduh.

#TheNewBeginning by @salamui feat @fukisasilkom

Assalamu'alaykum Sobat! Apa kabar? Semoga selalu sehat dengan berbagai kesibukan teman teman selama sepekan ini (:
Malem ini cerah bersinar ya Sob. Tepat sekali dengan awal Tahun Baru Islam 1436 Hijriah. Alhamdulillah, it's #TheNewBeginning for us!
Sobat pasti inget dong ya asal muasal sejarah Tahun Baru Hijriah. Simpelnya, sejarah ini berawal dari sebuah kata: 'hijrah' #TheNewBeginning
Hijrah pada saat itu diartikan sebagai perpindahan. Pindah dari tempat dan kondisi yang buruk menuju yang lebih baik. #TheNewBeginning
Spesial malam ini, mimin mengajak sobat semua untuk meramaikan twitland menyambut Muharram. Sertakan hestek #TheNewBeginning ya (:

Banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari sejarah besar hijrah Rasulullah ini. Kira kira apa aja ya sob? (: #TheNewBeginning
Banyaknya rintangan dari kaum kafir membuat Rasulullah & pengikutnya memutuskan untuk hijrah dari Makkah ke Madinah. #TheNewBeginning
Rasul hijrah ke Madinah pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal yang bertepatan dengan tanggal 24 September 622 Masehi. #TheNewBeginning
Hijrahnya umat Islam dari Makkah ke Madinah bukan hanya tentang nilai sejarah dan strategi perjuangan. #TheNewBeginning

Hijrah juga mengandung nilai-nilai & pelajaran berharga dari segi perbaikan kehidupan umat Islam dan kejayaan kaum Muslimin #TheNewBeginning
Nah jadi seharusnya kita ikut mengimplementasikan & mengadopsi nilai-nilai juga semangat hijrah ke dalam hidup kita sob! #TheNewBeginning
Bahkan seorang Ulama berkata: "Hijrah merupakan taktik. Strategi yang hendak dicapai adalah mengembangkan iman dan mempertahankan Islam".
Jadi hijrah tidak lain adl strategi kita menuju keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti yang teman-teman twit (: #TheNewBeginning




Nah sekarang waktunya FUKI ingin sharing nih mengenai tahun baru Islam yang jatuh pada malam hari ini ;)
Tak terasa kita telah memasuki tahun baru 1436 Hijriah, tepatnya saat ini kita sudah berada di bulan Muharram ;)
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At Taubah ayat 36 yang berbunyi..

..“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah sebagaimana disebut di Kitabullah ada 12 bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi,..
.. dan terdapat 4 bulan di dalamnya merupakan bulan yang diharamkan”.
Membicarakan bulan Muharram pasti tidak terlepas dari peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M.
Hijrah itu sekaligus menjadi tonggak awal dimulainya kalender Islam ;)
Ini artinya hijrah Rasulullah beserta para sahabatnya ke Madinah telah berumur 1436 tahun.

Sebuah peristiwa bersejarah yang patut dikenang dan bisa menjadi proses transformasi spiritual sobat fukis..
Di dalamnya peristiwa trsbt terkandung makna & keteladanan untuk sebuah pengorbanan sejati yang mengapresiasikan perlawanan akan kebathilan
Selamat tahun baru Islam 1436 H sobat fukis. Semoga setiap jejak langkah kita di dunia selalu di rahmati Allah ;) @FasilkomUI_2014
Selamat tahun baru Islam 1436 H sobat fukis. Semoga setiap jejak langkah kita di dunia selalu di rahmati Allah ;) @Angklung2013 @anak_astro
Selamat tahun baru Islam 1436 H sobat fukis. Semoga setiap jejak langkah kita di dunia selalu di rahmati Allah ;) @Kawung2011
Ya Allah jadikanlah awal thn ini perbaikan, pertengahannya kegembiraan & akhirnya kesuksesan bagi kehidupan kami. Aamiin ya Robbal 'alamiin
Wassalamu'alaikum Wr.Wb ;)

#Kultwit #Bersyukur by @salamui

“Dan Allah akan memberi balasan dan menambah nikmat-Nya kepada orang-orang yang bersyukur.” Q.S Ali Imran: 144 #Bersyukur
1. Malam ini Salam akan membahas seputar #Bersyukur :)
2. Kata #Bersyukur pasti sudah tidak asing lagi didengar bukan? Semua orang tahu bahwa manusia harus selalu #Bersyukur, betul bukan?
3. #Bersyukur itu bisa dikatakan sederhana, tapi dalam praktek di kehidupan sehari-hari seringkali kita terlena dan jauh dari rasa bersyukur
4. Apakah #Bersyukur itu cukup dengan ucapan? Tentu tidak sobat,

5. Pernah dengar kalimat seperti ini “Aku selalu bersyukur kok, tapi nyatanya hidupku hanya begini-begini saja” #Bersyukur
6. Wah, kalau seperti kalimat tersebut benar gak ya makna #Bersyukur itu?
7. Kalau #Bersyukur ketika mendapatkan sesuatu yang di inginkan, itu wajar dan semua orang pasti bisa melakukannya. Tapi,
8. #Bersyukur yang sebenarnya adalah ketika kita mendapatkan kesulitan, kesedihan, senang, dalam keadaan apapun tetap terucap kalimat syukur
9. ..hati selalu tenang dan melaluinya dengan sungguh-sungguh. #Bersyukur

10. Ternyata #Bersyukur itu tidak sekedar dalam ucapan, tapi juga dalam hati. Karna, hati kita juga yang akan menentukan perbuatan kita.
11. Jika hati kita baik maka baik pula seluruh amal kita: Rasulullah saw. bersabda, Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging
12. apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. -c-
13. Gumpalan daging itu adalah hati. (HR Imam Al-Bukhari) #Bersyukur
14. Lalu, seperti apa sih orang yang tidak #Bersyukur? Diantaranya adalah ...

15. Pertama, suka mengeluh. Semua jenis keluhan, entah itu diutarakan dengan bercanda maupun serius. #Bersyukur
16. Dan tidak hanya meliputi keluhan terhadap kondisi diri sendiri, tapi juga keluhan terhadap kondisi lingkungan, masyarakat, dan Negara
17. Misalnya: mengeluh tentang harga barang yang makin mahal, mengeluh tentang penghasilan yang kecil, -c- #Bersyukur
18. mengeluh tentang negara yang makin kacau, tentang resesi ekonomi, tentang bencana, tentang apapun, di sekitar kita. #Bersyukur
19. Karna, Keluhan itu berbahaya akan membuat kita lupa pada kondisi sebaliknya. Keseringan mengeluh akan mengubah cara pandang kita.

20. Kedua, suka mengecil-ngecilkan nikmat yang telah Allah berikan. Misalnya, berkata “Ah, gajiku sih kecil”, “Ayo kita makan seadanya saja”
21. atau “Ah, biasa saja.. Rumahku kan gubug ini, lain dengan rumahmu” #Bersyukur
22. Mungkin kalimat-kalimat tadi bagian dari budaya kita, untuk merendah, tidak sombong, tapi jika perkataan ini sering diucapkan,#Bersyukur
23. sehingga tidak lagi bisa membedakan antara hanya sekedar basa-basi dengan yang sebenarnya dirasakan. #Bersyukur
24. Padahal sebenarnya, tidak ada suatupun di dunia ini yang merupakan sesuatu yang kecil. #Bersyukur
25. Uang 5 perakpun seandainya tidak diberikan oleh Allah, kita tidak akan bisa memilikinya. #Bersyukur
26. “Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari ni'mat-Ku.”
27. Kutipan tadi merupakan arti dari Qur'an surah Al Baqarah:152 #Bersyukur

28. Ketiga, kikir. Kikir adalah orang yang merasa bahwa yang dia miliki masih kecil jumlahnya, #Bersyukur
29. sehingga tidak mau berbagi atau sulit berpisah dengannya, ada rasa khawatir, cemas, dan takut tidak akan mendapatkan lagi, #Bersyukur
30. sehingga merasa harus menyimpan untuk diri sendiri. #Bersyukur
31. Cara berpikir kikir sungguh berbahaya, lebih berbahaya dari suka mengeluh, karena tersimpan rasa tidak adanya terima kasih pada Allah,
32. serta rasa tidak percaya akan pertolongan dan kekuasaan Allah, orang seperti ini bisa dikategorikan kedalam kufur dan kafir. #Bersyukur
33. "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, -c-
34. dan yang menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka…” Q.S An-Nisa': 36-37 #Bersyukur

35. Keempat, menginginkan apa yang menjadi milik orang lain. Tidak pernah puas dengan apa yang telah dimiliki. #Bersyukur
36. Inginya semua yang dimiliki orang lain, ingin dimiliki juga. Entah itu harta, kemampuan, dsb. #Bersyukur
37. Padahal, Allah sudah berfirman dalam Qur'an surat Ibrahim ayat 7 #Bersyukur
38. "Dan ingatlah tatkala Tuhanmu berjanji kepadamu: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ni'mat-Ku kepadamu...”
39. sudah dijanjikan oleh Allah, bagi yang #Bersyukur maka akan terbuka pintu-pintu rizki dalam bentuk apapun itu.
40. Sekian, untuk sobat Salam yang mau berbagi tentang #Bersyukur silahkan. Ajak teman-teman mu untuk tetap #Bersyukur ya

Smart and Calm in SocMed

Ini konten yang dibuat saat pengumpulan artikel di Nol Derajat edisi 2 Mei lalu.

Social Media, sebuah makhluk virtual yang paling menggiurkan dalam keseharian kita, apalagi mahasiswa  Fasilkom yang hampir tiap hari bersentuhan dengan komputer/laptop dan tentunya terkoneksi ke internet. Ngomongin social media, informasi yang berseliweran di social media. Kita kerap menemui kebingungan dengan keberadaannya, mendadak muncul berbagai berita sesuai isu yang lagi ramai, namun kebenarannya agak membingungkan, apalagi jika terkait dengan perang, politik, hingga sentimen kehidupan sosial, mana bawa-bawa agama Islam.

CROSS CHECK
Ada kalanya (atau malah ya) berita yang bertebaran di internet, sifatnya provokatif walaupun di satu sisi merupakan ajakan untuk membela Islam. Maka selalu lakukan cross-check terhadap berita yang ada sebelum kita ikut menyebarkannya. Misalnya ada kabar seorang tokoh yang katanya mengusulkan penggusuran masjid, nah coba cari informasi yang tidak hanya satu sumber tentang kebenaran isu ini.

BERHATI-HATI
Saking lebih sering bertemu di social media, tidak jarang kita justru lebih sering berantem dengan kawan kita di social media dan itu gara-gara urusan sepele, misalnya menanggapi informasi yang di-share. Mari kita awali dari diri sendiri, yaitu berhati-hati dalam menyebarkan informasi. Selain itu, berhati-hatilah pula dalam menanggapi pendapat orang lain.

MEMOTIVASI UNTUK LEBIH MENDALAMI ISLAM
Biasanya menjelang Ramadhan, timeline socmed akan ramai mengulas seputar rokaat dalam Tarawih dan Witir. Ada yang bersikap masa bodoh, ada yang makin bingung. Yang paling gawat adalah yang malah menyalahkan ketidakseragamnya Islam, kenapa tahu-tahu malah menyalahkan ya?? Tentu akan lebih baik ketika momen tersebut menjadi kesempatan bagi kita untuk lebih mendalami Islam, tentunya dari sumber yang lebih valid.

MENGHINDARI DEBAT

Sebagai mahasiswa Fasilkom (yang tentu intelektual) tidak jarang kita terjebak dalam debat yang tidak berujung. Gengsi dan rasa tidak mau kalah membuat debat di media sosial menjadi candu. Padahal manfaat pun tidak ada :v. So...KEEP CALM and BE GOOD MUSLIM(AH) IN SOCMED

Asyiknya Powerpoint

Beberapa hari lalu menjelang sebuah event dimana saya menjadi PIC perancangan segala macam desain dan publikasi, rekan yang bertugas melakukan proses percetakan meminta versi .psd ataupun .cdr dari desain yang saya buat. Nah, di situlah dia terkejut dengan pertanyaan balik saya "adanya powerpoint gimana?". Balasan berupa statement "wuihh" menjadi respon yang memang bukan respon yang aneh karena kerap saya dengarkan ketika orang lain tahu segala melakukan proses designing mempergunakan Microsoft Powerpoint, sebuah aplikasi sebenarnya dipakai untuk membuat tampilan presentasi. Memang hasilnya berupa desain yang visual, walau demikian sangat jarang ada yang memakai sebagai media design poster, pamflet, dll.

Kebiasaan ini dimulai dari era SMA, saat itu komputer di rumah saya spek/spesifikasinya tidak terlalu muluk-muluk sehingga tidak banyak yang di-install di situ. Di tengah keterbatasan tersebut, saya gemar mengutak-atik (lebih tepatnya belajar tanpa arah kurikulum yang jelas) aplikasi Microsoft Powerpoint. Sangat penasaran karena dulu kursus komputer hanya sampai Excel. Eh ternyata ketagihan juga. Tentunya yang paling spesial adalah membuat presentasi profil para anggota GaNas saat upacara purnabakti 2008. Dan ketika diberi amanat mempunyai laptop sendiri, kebiasaan memakai Powerpoint makin menjadi, plus saya menyadari bahwa ada Print Screen untuk meng-capture hasil gambar di monitor.

Fitur terbatas, tapi asyik kok (ini ngeles apa ngeyel ya?wwkwk)

Jika ditanya apakah sempat mempergunakan Corel maupun Powerpoint, maka jawabannya pernah. Walau demikian, saya mengakui tidak mahir bermain-main dengan aplikasi tersebut, termasuk dari sisi RAM laptop yang kecil sehingga keterbatasan tersebut menempatkan saya untuk main terbiasa membuka Powerpoint untuk urusan desain. Kloplah keterbatasan sebagai pangkal saya asyik ber-Powerpoint. Karena itulah, jika diperhatikan, desain yang saya buat selama di Depkominfo 2009 dan 2010 plus BPH HMIF 2011 tidak muluk-muluk agak tampak terpaku pada pola "kotak". Seolah-olah tidak ada keberanian bermain-main dengan efek yang eksploratif. Hehee, itulah saya yang cuma bisa garuk-garuk  kepala jika diminta untuk mengajari desain. Lha wong aku yo cupu tenan yo...

Uniknya saat kerja, saya justru bertemu dengan seseorang bernama Riyanto, yang kece banget untuk urusan desain, terutama karakter perfeksionisnya dalam ber-Powerpoint. Terus terang saya minder kalau adu argumen desain dengan dia. Karakter khas yang jadi ciri dari dia adalah simplikasi dan minimalisnya desain. Entah kenapa walau sederhana namun kesan "pas porsinya" langsung ditangkap. Kebetulan pula, di FUKI, LDF-nya Fasilkom UI, di Biro Media tepatnya, spirit desain yang digusung terkait branding-nya adalah kesederhana. Desain karya anak-anak FUKI tidak mengumbar berbagai efek yang bombastis, cenderung rapih dan bersih. Kebetulan PIC urusan standardisasinya sangat telitiiiii banget. Nah dua faktor itulah yang membuat saya makin asyik dengan kesederhanaan membuat desain. Dalam hal ini, saya terus mengalami kesulitan dalam keterbatasan membuat desain di Powerpoint, namun di sisi lainnya saya makin asyik dengan gagasan desain sederhana yang pas banget dengan fitur yang tersedia di Powerpoint.

Contoh desain simpel yang bagus banget ala FUKI (bukan buatan saya :p)


Harus diakui bahwa produk desain memiliki sifat black-box, artinya orang lain akan masa bodo dengna peralatan yang dipakai, yang penting itu hasilnya. Maka, saya juga nggak terlalu ambil pusing jika dikatakan cupu karena lagi-lagi Powerpoint, lagi-lagi Powerpoint. Toh, yang utama, saya asyik dengan ruang kreasi yang penuh kesederhanaan di dalam Powerpoint :)

Fungsi Rumah

noted

Happy JOTA-JOTI Telkom University

Ceritanya Kamis dan Jumat lalu takjub melihat kegesitan mahasiswa Unitel yang kut UKM Pramuka dalam menyiapkan JOTA-JOTI. Event yang tahun kemarin alfa terselenggara, padahal sudah sempat rutin tahunan digalang pada 2011 dan 2012. Eh, tahun 2014 ini ada *yeeyyyy


Kebetulan Sabtu pagi hingga sore ada agenda di Depok dan dilanjut ke Bandung maghribnya. Di tengah perjalanan buka FB, dan wuihhh acra JOTA-JOTI-nya masih berlangsung. Eh, bentar kenapa nggak sekalian aja mampir. Hehee...


Akhirnya memapirkan diri di Sabtu malam (walau injury time) serta Minggu siang pasca Escalation Project. Kece bangetlah kesiapannya yang walau mendadak tapi rapih dan patut diapresiasi. Salut buat mereka yang sangattttt ramah, bahkan ke sosok yang ujug-ujug dateng macam saya hehee.



Salam Pramuka :)

Kiwami Escalation

Ketidaksia-siaan akan dituai di jalan-Nya
Bukan manis ataukah pahit hasil
Namun tentang lajur keridhoan yang kita pilih

Sungguh baru kali ini semerinding ini
Bukan tentang panjang pendek tapi mengapa jemari yang bergetar
Bukan tentang salah ucap tapi tentang idealisme "jangan menjanjikan yang tak bisa ditepati"
Bukan akhir karena saujana itu pun samar rupanya

Sungguh biar Allah yang menjawab
Maha Sutradara yang menguasai batin
Muara segala kening yang bersujud dan telapak yang mengiba dalam doa

Yuk Jadi Aktor di bidang ICT

Technopreneur
Bayangin bisa bisnis aplikasi buatan sendiri ataupun tim sendiri yang isinya tentang Islam lalu banyak orang yang mempergunakannya dan itu memberi manfaat besar bagi mereka. Subhanallah, you're businessman with barokah. Nah, jangan cuma dibayangin nih, ayo wujudkan :D

Ikut lomba IT
Ngoding buat dapet nilai kuliah tentu sudah biasa. Ngoding buat menang lomba? Subhanallah kerennya. Tentu bakal membanggakan orang tua dan almamater. Sebagai sesama muslim tentu kita akan bangga jika ada saudara berprestasi dalam lomba IT. Ini akan memacu saudara-saudara muslim lainnya untuk ikut berprestasi di lomba IT.

Content creator
Di internet katanya yang berseliweran itu kontennya nggak sesuai ama agama. OK, stop berkeluh kesah. Punya bakat menulis? Tulislah pengetahuanmu tentang Islam dan sebarkan di internet. Punya bakat ngedesain, ngomik, ataupun infografis? Ayo bikin karya kreatif yang berisi ajakan kebaikan di jalan Islam dan sebarkan juga di internet. Nggak bakalan nyesel deh bisa ikut bikin meramaikan internet dengan sajian berkualitas dan Islami.


Dakwah yang paling mujarab adalah dengan memberi teladan. Maka jadilah muslim yang berdakwah mampu menjadi teladan lewat karya-karya di bidang IT

Reasoning

Waktu kita terbatas...hanya 24 jam..
Fisik kita pun terbatas...hanya sepasang tangan, sepasang kaki, satu otak, sepasang mata...itu pun memiliki daya batas dalam beraktivitas
Maka pandai-pandailah memilih prioritas
Prioritas itu bukan tentang berlomba menjadi yang terhebat, tapi bermanfaat dan mendekatkan diri kepada-Nya

Jangan mengejar kepuasan orang lain
Karena orang lain itu tidak lebih tahu yang terbaik
Dan yang paling utama, bisa saja menggeser hakikat kita dalam beribadah

Kesimpulannya:
1. Ukurlah kemampuan diri
2. Mampu tidak mampu, pastikan hanya Allah alasan utama dan ikhlas sebagai sarananya
3. Jangan lelah memperbaiki diri

Happy Blue (print) Tuesday


Surat Cinta untuk Mereka <3

Manfaatkan Potensi, Kuatkan Organisasi

Berasa di sebuah organisasi tentu tidak lepas dari tujuan utama organisasi tersebut dengan core atau inti pada bidang tertentu. Himpunan Mahasiswa Teknik Informasika tentu bukan sekedar anggotanya yang anak jurusan/prodi Teknik Informasika, namun harus ada kontribusi keilmuan di bidang informatika. Rumah Singgah Pecinta Qur'an tentu mengabdikan diri di dalam bidang mendakwahkan amalan-amalan yang bersumber dari Al Qur'an. Atau bahkan sebuah klub bernama Sriwijaya FC yang tentu memiliki sasaran utama pada olah raga sepak bola.

Meskipun demikian, sebuah organisasi tentunya memiliki sumber daya manusia dengan akrakteristik dan kapabilitas beragam. Karakteristik dan kapabilitas tersebut berbeda dengna mesin yang stabil dan mudah dikendalikan performansinya. Kondisi yang berbeda akan ditemui di dalam organisasi, khususnya yang berbentuk kemahasiswaan. Di dalamnya perlu pengelolaan SDM yang menawarkan pengelolaan sesuai dengan kebutuhan SDM tersebut. Namun harus disadari bahwa masih banyak organisasi yang menempatkan tujuan organisasi sebagai "berhala" dan menumbalkan potensi-potensi hebat anggotanya lantaran tidak memanusiakan manusia yang ada di dalamnya. Lho kok bisa?

Fenomena ini muncul lantaran pengurus (khususnya yang duduk di posisi manajerial) hanya memandang kesuksesan mencapai indikator keberhasilan sebagai sasaran kerja. Bagaimana dengan kenyamanan manusia di dalamnya? Ah itu urusan nanti. Toh harusnya mereka juga sadar bahwa di sini bukan tempat main-main, di sini ya buat kontribusi. Apakah pola pikir ini salah? Salah atau benar, saya bingung mengklasifikasikannya, tapi juga ditanya songong atau nggak, jelas jawabannya songong banget.

Manusia itu memiliki trafik yang dinamis, boleh jadi performansinya hari ini kereeen banget, tapi besok-besok anjlog. Ketika bicara performansi yang sedang melambung biasa saja, tapi ketika performansinya menukik, yang ada justru dikucilkan seolah-olah itu bukan urusan manajerial organisasi. Alhasil banyak kasus muntaber alias mundur tanpa berita lantaran si angota tidak merasakan kepedulian dari organisasi dan seolah-olah dia hanyamenjadi sapi perah atas berbagai program kerja.

Solusinya bagaimana?

Cobalah untuk menyempatkan waktu untuk melakukan hal-hal kecil yang sangat tidak formal dan diisi dengan hal-hal yang sifatnya rileks plus sesuai dengan kegemaran personel di dalamnya. Kebanyakan laki-laki gemar futsal, dan mayoritas perempuan demen masak. Hobi-hobi tersebut harus dari awal kepengurusan dikepoi lantas diterapkan melalui berbagai momen-momen unik yang mengakrabkan melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan hobi/passion/kesenangan anggotanya.

Coba cari tahu seperti apa kebiasaan-kebiasaan unik perusahaan tertentu yang sifatnya nasional atau bahkan internasional. Pasti ada trik keakraban diantara para personelnya. Ada yang memfasilitas stik PES/FIFA di rest area kantor, ada yang menggantung raket plus menyiapkan net dan tiangnya di halaman parkir kantor, ada yang membuat diskusi tentang tokusatsu, drama komedi dan lain-lain. Kesamaannya apa? Mereka memanusiakan manusia di dalam organisasi tersebut

Resume Kajian @AQL 11 Okt

》Karena karakter dipengaruhi saat 1 -15 tahun tumbuh dan kita akan hidup dengan karakter itu

�� Melihat Agamanya
��Lihat siapa temannya
⏩"Seseorang bergantung kepada agama temannya maka hendaklah kalian memperhatikan siapakah teman dekatnya (HR Ahmad)
Khalil =teman dekat
⏩"Seseorang belum dikatakan mengenal sebelum melakukan satu diantara tiga hal,
menginap d rumahnya ( mabit),sudah pernah safar,Pernah muamalah" ( Umar bin khattab)
�� Lihat referensi buku bacaanya
�� Bisa dilihat dari socmed juga
�� Dilihat dia aktif dimana
�� Agama mempengaruhi tabiatnya

�� Lihat Keturunannya
Jangan sampai kita menggadaikan umur kita untuk seseorang yang membuat kita menyesal.
�� Mengenal siapa orang tuanya
�� Mengenal pola asuh dalam keluarga
�� Lihat kedekatan terhadap ayah dan ibunya.
Kalau laki2 dekat dengan ibunya biasanya peka.
Kalau laki2 dekat dengan ayah akan menjadi laki2 yang tegas .
Kalau laki2 tidak dekat dgn ayah maka cenderung feminis.

�� Proses taaruf
1. Tukeran cv (melihat profilnya) kemudian jika sreg
2. Nadzor
3. Taaruf dengan keluarga
4. Istikharah

》Jangan terlalu asyik dengan visi , semua visi umumnya baik.
Jangan bahas visi terlalu lama tapi pahami pola karakternya.
》Pahan pola karakternya (dibentuk dari kebiasaan) . Contoh bangun tidur jam berapa, sholatnya seperti apa, pernah marah, sakit hatinya kenapa.
Bukan mencari yang sempurna tapi kita mengantisipasi kekurangannya.
》Libatkan teman dekat (kholil) tapi juga jangan terlalu sering karena bisa jadi ada kebohongan.
》Lebih utama cari kebaikan dari keburukan
⏩"Bila seseorang dari kalian meminang seorang wanita lalu ia mampu melihat dari si wanita apa yg mendorong nya untuk menikahiny, maka hendaklah ia melakukannya" ( HR Abu Dawud)
Jangan terlalu banyak mencari kekurangan tapi kebaikannya. Carilah karakter2 yang baik dengan dia.
Proses diatas kalo bisa diatas baru meneruskan atau tidak.
》Taaruf antara keluarga
》Menyembunyikan proses sebelum akad , jangan vulgar . Yang tau hanya pihak2 terdekat.
》Penuhi hak orang terkait
Yaitu orang dekat yang ada hubungannya dengan kita . Misal dekati pihak2 keluarga.
》Sering2 istighfar
Jodoh terlambat bisa jadi karena dosa yang tidak kita ketahui karena nabi adam dan hawa pun ketika turun ke bumi terpisah jauh.
Maka kita harus bertaubat dan memohon ampunan dosa yang kita lakukan.
Adam membaca doa "Rabbana dholamna anfusana ..."

�� Istikharah
》Hati bersih belum terkena virus cinta
》Hindari kontak selama isrikharah
》Bawa hasil taaruf kepada Allah , kalau perlu bikin mapping (curhat kepada Allah)
》Minta pendapat orang2 salih
》Jangan terburu buru tapi jangan menunda nunda

�� Hasil Akhir
》Tujuan taaruf adalah mengumpulkan data bukan mencari yang sempurna , namun mencari yang diantisipasi kekurangannya.
》Baru jodoh kalau sudah akad. Maka sebelum itu terjadi masih terkait dgn syariat
》Jika tidak mau lanjut segera sampaikan jangan PHP.
》Tak perlu beri alasan. Sebab semuanya sifatnya privat
》Tak perlu umbar ke publik ttg 'dia'

Pada akhirnya....

��Sebelum menikah , kita memilihnya karena ....
Setelah menikah , kita mencintainya walaupun...��

��Pertanyaan��
1. Tahapan2 mau menikah itu ta'aruf dulu baru khitbah bukan sebaliknya.

Khitbah adalah puncak dari ta'aruf.
Dalam proses ta'aruf boleh melakukan interaksi sms , wa dalam urusan2 yang penting ,ada batasnya.
Batasannya adalah ketika apa yang didiskusikan dalam sms atau wa atau bbm itu takut diketahui orang lain karena dosa itu adalah ketika apa yang kita lakukan takut diketahui orang lain.

2. Batasan khitbah dan menikah itu pada dasarnya tidak ada batasannya tapi on progress jangan stuck bukan menunda nunda atau menggantung.
Ada juga yang lebih lama dari yang lain karena suatu hal seperti contoh salah satu pihak keluarga krg setuju sehingga ada proses tambahan.

@oelpha_hasana

SIP Edisi 1 18-Okt-14


CompFest #2

Renungan 00.55

Sungguh aku berterima kasih pada-Nya
Jika bukan karena-Nya tentu aku sudah "punah" pasca-Toba Fushima dan Tokyo Inferno #variabelkode
JIka bukan karena-Nya tentu nama aku ada di nisab korban dekadensi
Jika bukan karena-Nya tentu #ahsudahlah

Sungguh aku berterima kasih pada-Nya
Yang mengajarkan makna hidup yang harus lebih baik
Yang mengenalkanku pada orang-orang hebat yang menggalakkan lagi spirit batin
Dan menyuburkan visi tentang hakikat mengorientasikan segala aktivitas pada-Nya
serta mengenyahkan prasangka-prasangka buruk

Dan utama Jika bukan karena-Nya
Tentu tak beda dengan fauna yang menuhankan nafsu dan kepuasan hari ini

Lantas apabila "ini" untuk-Nya
Maka senyum ikhlaslah dalam menjalani cara-Nya

Dana Kemakmuran Masjid

Mungkin ini cenderung subjektif dan kurang introspeksi karena saya sendiri bukan orang yang berada di dalam lingkungan kepengurusan masjid. Maka mohon maaf bila sok tahu ataupun tidak berdalil :)
Kas masjid merupakan hal yang wajib dilaporkan di tiap sholat Jumat. Pemasukan sebelumnya berapa kemudian perolehan infaq pekan lalu berapa plus pengeluaran berapa. Jumlah dibacakan langsung ke total. Apakah ini bagus? Tentu bagus, ini menunjukkan transparansi. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki.

Tidak sekedar dibacakan rekapnya
Akan lebih bila diinformasikan bentuk yang lebih lengkap di mading masjib/mushola. Hal ini tentunya menjadi dorongan untuk transparan tentang sejujur apakah organisasi pengurus masjid dalam memakmurkan masjidnya. Lebih jauh lagi, dokumentasi berupa nota pembelian hingga foto kegiatan yang menjadi operasional ditata rapi sehingga masyarakat tahu kenapa dana kemakmuran masjid dipergunakan.

Tidak sekedar banyak
Sepintas saldo dana kemakmuran masjid yang tinggi menunjukkan pengelolaan yang hemat dan cermat. Namun akan lebih baik ketika dana yang ada dikelola dengan lebih terbuka terhadap kebutuhan masyarakat. Misalnya pinjaman tanpa bunga, pinjaman atau mungkin subsidi wirausaha yang kurang mampu, bantuan ke masjid lain yang belum mampu ataupun hal-hal lain yang diperkenankan dalam tata kelola ekonomi syariah.

Mengikutsertakan generasi muda sebagai pengelolanya
Faktor utama mengapa masjid sepi dari generasi muda adalah miimnya kesempatan berkontribusi, cocok dengan karakter mahasiswa yang hanya akan "bergerak" di lingkungan yang memungkinkan dia "didengarkan". Di satu isi, generasi dewasa memiliki pengalaman berharga dan ilmu agama yang relatif lebih tinggi, namun demi keberlangsungan estafet kaderisasi/kepemimpinan, menumbuhkan ghirah terhadap masjid, dan juga memaksimalkan potensi akademik, akan lebih baik jika generasi muda ikut diajak berpartisipasi di dalam pengelolaan masjid. Partisipasi ini termasuk di dalam pengelolaan dana kemakmuran masjid. Tiga hal tadi (keberlangsungan estafet kaderisasi/kepemimpinan, menumbuhkan ghirah terhadap masjid, dan juga memaksimalkan potensi akademik) menjadi pemantik yang tepat.

CompFest #1

Akhirnya di-post juga foto ini setelah hampir dua pekan tersela nerbagai tugas ngkuliah.

Panen inspirasi saya di sini, apalagi banyak materi yang cocok dengan jurusan saya di MTI.

(Latepost) 5 Okt 2014

Anak rantau asal Tegal yang gagal pulang karena lembur SPIS...
Ok syukuri saja....
Kapan lagi bisa menikmati romantisme anak rantau

Gapaian Asian Games 2014

Penurunan, bisa dibilang itu adalah kesimulan yang digapai kontingen Indonesia di Asian Games 2014. Hajatan olah raga terakbar tahun ini membukukan Indonesia "hanya" menduduki peringkat ke-17 dengan komposisi 4 emas, 5 perak, serta 11 perunggu. Bisa dikategorikan penurunan karena empat tahun lalu statistik yang dicatat adalah 4 emas, 9 perak, dan 13 perunggu serta bertengger di peringkat 15. Jelas pukulan telak mengingat diantara negara-negara ASEAN, Indonesia puas dikangkangi Thailang (peringkat 6), Malaysia (14), dan Singapura (15).



Menariknya, terdapat jurang yang menganga jika kita menyimak selisih raihan emas negara-negara dari peringkat 1 s.d. 6. Cina dengan 151 emas hampir dua kali lipat dari runner up Korea Selatan (79), apalagi Jepang (47), Kazakhstan (28), Iran (21), serta Thailand (12). Dari Thailand sampai dengan hampir semua negara di bawahnya bersaing sangat ketat. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa kekuatan Cina alias Tiongkok dalam menguasai peta olah raga di Asia masih terlalu digdaya, bahkan jumlah emas peringkat 2,3, dan 4 jika digabungkan baru bisa melampaui raihan Cina.

Banyak yang patut dineahi dari sekarang jika dikaitkan dengan agenda empat tahunan ke depan. 4 tahun lagi, Indonesia bukan sekedar negara kontestan, tapi penyelenggara. Korea Selatan saja hanya bisa menembus runner up dengan perbandingan medali emas 1:2 dan meadli total 2:3 terhadap Cina.

Googling Nama Sendiri

Sebuah hal yang unik ketika kita mencari tahu tentang nama kita, entah di Google, Facebook, Twitter dll. Khusus mengai Google, saya sejak kuliah sudah pernah iseng Googling tentang "arfive". Kenapa "arfive"? Karena nama depan saya secara pribadi dan dari pengakuan rekan-rekan saya (tanpa dipaksa lho y..) itu unik. Kenapa unik?
Ada tiga versi pelafalan "arfive", ada yang mengucapkannya "arfaif" (ibu saya cenderung yang ini), ada yang "arfif" (ayah saya cenderung yang ini), dan ada pula yang "arfive"(saya termasuk yang ini. Bayangkan antara ibu, ayah, dan si anak punya kecenderungan tersendiri, namun tidak pernah ada sikap saling menyalahkan. Kebetulan yang dicatat di akte hanya cara menuliskan, bukan cara membaca.
Ada yang mengira saya perempuan, dan bukan satu dua kali, tapi berkali-kali. Agaknya panggilan "ive" terkesan lembut ala perempuan
Sering disangka anak kelima dan ketika saya jawab "saya anak kedua" maka suasana hening penuh heran wkwkwk
Masih ada yang heran kalau saya muslim. Ini sih cuma berlangsung di SMA dan awal kuliah. Setelah itu jarang keheranan itu muncul. Mungkin karena nama-nama aneh yang kurang "berbau" Arab sudah banyak dipakai oleh anak-anak saat ini.

Kembali ke proses Googling kata "arfive", ternyata komputer saya memunculkan rekomendasi akun FB dan TW saya, mungkin karena faktor laptop saya agak sering buka akun socmed saya. Ada juga profil di Google+, blog saya *yeee* dan ini nih yang bikin saya takjub berhari-hari *lebay
Arfive, judul sebuah buku terbitan tahun 1979. Cocok juga sih dengan saya yang pengagum sastra.
Arfive, nama perusahaan property, ya lumayan lah hehee

Yang pasti saya nggak ada niat mematenkan nama, selain repot, nanti bisa ribut juga yang dipatenkan tulisannya doank apa cara mbacanya (yang ada tiga itu) hehee. Ntar malah dihitung mematenkan 4 item bisa makin mahal donk. Hehee, becanda gaes. Nggak pengin aneh-aneh saya sih dan yang paling utama, jika saya melakukan itu saya belum tahu manfaat yang bis asaya langsung terima dan jika itu tidak dilakukan kejelekan apa yang ditumbulkan belum jelas juga. Penyalahgunaan nama? Mungkin saja sih, tapi ada banyak hal lain yang jauh lebih positif untuk dilakukan ketimbang mematenkan nama saya sendiri.

#tulisan absurd di tengah pusingnya analsis CSF dan SWOT di sebuah bank swasta dalam rangka tugas SPIS

Tumbangnya Liberalisme

Era penuh informasi di satu sisi menempatkan konsep masyarakat liberalisme sebagai standar kemajuan peradaban. Coba saja jika ditanya negara mana yang tergolong negara maju. Tanpa melakukan riset dan tanpa parameter yang detail tentu kita akan menyebut negara Barat penganut liberalisme sebagai contoh yang sukses. Begitu pula bila kita menanyakan negara mana yang paling demokratis, tentu yang dijadikan "kiblat" adalah negara-negara di Barat yang menganut paham liberalisme.

Ya, negara Barat, khususnya USA sudah terlanjur menjadi "penguasa" informasi, berbagai hal ini akan diorientasikan pada negara tersebut. Bahkan di negara bernama Indonesia sekalipun, banyak hal yang pasti dibandingkan dengan USA. Kecepatan internet lelet lantas kita membandingkan dengan USA, padahal negeri dengan kecepatan koneksi internet tercepat di dunia adalah Korea Selatan. Begitu pula jika bicara pendidikan sering kita mengomparasi kehebatan pendidikan USA, walau ternyata negara dengan Human Development Index terbaik adalah Swedia. Untuk urusan demokrasi pun kita menganggap bahwa demokrasi ala USA adalah yang terbaik. Padahal kita tahu USA tidak menerapkan konsep demokrasi yang sama dengan konsep demokrasi di Indonesia. Konsep demokrasi di USA adalah demokrasi liberal, begitu pula sistem ekonominya liberal. Liberalisme, ya itu yang sorotan saya.

Seringkali kita terjebak dengan permainan media sehingga kita tergiring pada kehebatan sistem liberal yang sebenarnya tidak cocok dengan kondisi bangsa Indonesia. Pintarnya lagi yang menjadi korban salah kaprah itu adalah generasi muda, generasi yang sudah mulai memegang tampuk peradaban Indonesia. Alhasil hal-hal fundamental khas Bangsa Indonesia yang tidak cocok dengan pola pikir liberalisme justru mulai disingkirkan. Jika bicara keberadaan filter, maka yang seharusnya terjadi adalah hal-hal pada liberal (khususnya yang negatif) yang tidak sesuai dengan karakter Bangsa Indonesia, itulah yang dicegah agar tidak berkembang. Kenyataannya? Terbalik, karakter khas Bangsa Indonesia yang tidak sesuai dengan pola pikir liberalisme , itulah yang dienyahkan.
Kebebasan bergaul lawan jenis hingga akhirnya terjadi hal-hal yang seharusnya tidak terjadi *you know lahhh* mulai meresap sebagai sesuatu yang wajar. Memanggil orang yang terlihat jelas lebih tuanya dengan langsung nama juga mulai jadi sesuatu yang lumrah, coba saja tanya siapa presiden terpilih? jawabannya "Jokowi", bukan "Pak Jokowi". Kebiasaan minuman keras pun mulai jadi menu wajib di berbagai outlet, memang ada petunjuk usia minimal 21 tahun, tapi itu adalah upaya terbodoh untuk membinasakan bangsa sendiri.

Jika mau jujur, saat ini justru negara-negara yang menganut konsep liberalisme mulai ketar-ketir. Betapa tidak, di negara liberalisme, pemerintah campur tangan sedikit saja langsung dituduh komunis. Akibatnya kondisi ekonomi negara-negara liberalis sangat bergantung pada "permainan" perusahaan-perusahaan besar. Sebenarnya kondisi yang serupa terjadi juga di negara sosialis/komunis, hanya saja yang memegang kartu truf permainan itu pemerintah langsung. Alhasil pemerintah mengalami penurunan kekuasaan. Lebih jauh lagi, di negara-negara yang masih menganut kemonarkian, posisi raja/ratu cenderung sebagai simbol yang sakral, namun sulit untuk menggebrak kekuasaan perusahaan-perusahaan kakap. Pemerintah di negara liberal lebih memiliki kekuasaan terkait politik luar negeri. Namun jika menyinggung politik maka yang terjadi adalah lobi di balik layar. Berbagai demonstrasi sebesar apapun di negara liberalis akan sulit diterima oleh pemerintah yang berkuasa. Bisa dibilang "terserah mau kayak apa di dalam rumah, tapi urusan di luar rumah itu bukan urusanmu".  Urusan sosial lebih parah lagi ternyata. LGBT yang dibenarkan oleh sistem liberalisme dengna alasan HAM perlahan mulai menggerogoti ketenangan masyarakat. Orang tua yang (masih normal) was-was dengan ancaman LGBT. Tak hanya LGBT, perilaku "begituan" sebelum menikah mulai jadi alasan kehancuran ketentraman sosial yang diidamkan masyarakat liberalisme.

Kalau di negara yang "membudidayakan" liberalisme aja malah mulai kewalahan, kenapa di Indonesia malah menggebu-gebu pengin menerapkannya ya?

Rencana dan Alasan Bercita-Cita

Setiap pekan selalu saja ada informasi loker alias lowongan kerja. Ada yang masih berkaitan dengan jurusan kuliah, yaitu informatika/ilmu komputer, ada juga yang mengajak move on ke bidang lain. Ada yang tidak menyebutkan tawaran gaji, ada juga yang blak-blakan mengumbar gaji sekian. Bidang kerja dan gaji. Ah dua hal itu sering jadi pertimbangan orang untuk bertahan ataukah hengkang tempat kerja. Bicara lokasi, orang bilang itu penting nggak penting. Suasana, wah kalau yang ini orang bilang itu bakal bergantung apa yang dikerjakan dan tentunya gaji. Kalau gajinya gede ya siap-siap saja suasananya penuh lembur.

Mungkin saya agak naif, terserah orang menilai. Namun secara pribadi saya memiliki pertimbangan tersendiri untuk bekerja. Gaji penting, bidang kerja juga penting, namun bagi saya suasana tempat kerja, akses untuk ibadah, serta akses untuk waktu berkeluarga merupakan harga mati yang kalau tidak ada ya mending nggak usahlah. Kan saya makan nasi, bukan makan hati alias tertekan dengan kondisi yang membuat saya tidak nyaman. Ahamdulillahnya, di Probindo AJ, kenyamanan suasana masih saya rasakan, orangnya ramah-ramah dan lucu-lucu (termasuk saya) hehee. Akses untuk ibadah, siplah, buat yang mau Dhuha tidak pernah ada larangan, dan bagi yang ketika adzan mau sholat jamaah di masjid, pintu sangat terbuka (tentunya pas kembali juga masih dibuka hahaa). Ketika ada urusan terkait orang tua pun sangat dimudahkan, termasuk saya ketika akan mengantar orang tua berangkat haji tahun ini. Namun bicara muara, saya memiliki obsesi tersendiri untuk menjadi... dosen...

Kenapa harus dosen?
Dari sekian banyak alasan, semua bisa diringkas menjadi tiga:


Lihat saja siapa dosen-dosen yang saya temui di bangku S1 dan S2
Di IT Telkom (s/k Universitas Telkom) saya bertemu (ada yang diajar, ada juga yang tidak) dengan orang-orang yang amaaaazing dalam wujud Ahmad T. Hanuranto, Agung Toto W, Suyanto, Soewono, Mahmud Dwi S, Fazmah Arif Y, Angelina Prima K, Endang Budiasih, Heroe Widjanto, Achmad Rizal, Kusuma Ayu L, Yanuar Firdaus, Iman Lukmanul H, Kemas Rahmat SW, dan masih banyak lagi. Oh ya, maaf tidak menuliskan gelar, nggak hafal soalnya.
Kemudian di semester kedua di Universitas Indonesia ini, saya berkesempatan untuk diskusi dengna sosok Riri Satria, Zainal Hasibuan, A. Nizar Hidayanto, Alex Ferdiansyah, Benny Ranti, dan pastinya ada banyak orang-orang inspiratif di sini.
Nama-nama di atas tidak hanya piawai di bidang keilmuan masing-masing, namun juga filosofi pendidikan. Walau sempat merasakan kerasnya suasana kuliah saat masih harus beradaptasi, namun favorit saya tentu pak Agung Toto, Benny Ranti, dan Soewono. Nama-nama tadi menjadi tokoh-tokoh inspiratif yang tidak sombong, sangat menghargai pendapat dengan style yang unik dan bermuara pada satu kesimpulan, dosen itu bukan pemberi score/index.

Senang dunia pendidikan
Kedua kakek saya plus ibu saya yang seorang guru maka mungkin juga ada DNA "guru". Hahaa, penjelasan yang kurang rasional sebenarnya. Namun terlepas dari hipotesis tidak ilmiah itu, saya akui bahwa saya sangat menyenangi pendidikan. Apalagi saya melihat dosen-dosen yang tidak sekedar pintar, tapi juga wawasannya terbuka dan sangat peduli dengan kondisi pendidikan saat ini. Terkait hal itu pula, saya punya ide "mempercantik" kurikulum di tempat saya mengajar nanti (semoga Universitas Telkom, aamiiin).

Sesuai 3 kriteria tadi
Tidak perlu banyak penjelasan di sini. Secara ringkas, saya menyaksikan dengna kepala sendiri bahwa dunia pendidikan, khususnya profesi dosen menyediakan suasana yang kondusif, akses ibadah yang OK plus akses keluarga yang lebih terjamin.

Bicara gaji tentu bakal panjang urusannya. Bahkan seorang kawan saya di PAJ menganjurkan agar tetap di dunia profesi dan menjadikan dosen sebagai sambilan jika memang karena faktor ingin. Alasannya sederhana, gaji dosen itu kecil. Secara pribadi saya mengakui bahwa finansial jadi faktor yang perlu dipikir masak-masak agar masakan di rumah terjamin keberadaanya. Dan terkait finansial ini, saya memilih untuk tawakal karena saya yakin Allah itu Maha Mencukupkan kebutuhan kita.

Nah bicara kebutuhan, saya sendiri belum pernah menerima detail kebutuhan minimal yang sifatnya konkret diperlukan. Orang bilang motor itu perlu, tapi buat saya (dengan status kos-kantor jalan kaki 15 menit, kos-kampus kereta 30 menit, maka motor bukan prioritas. Mobil? Masih belum memerlukannya (dan belum bisa mengendarainya hehee). Intinya seberapapun pemasukan kita itu tidak menjamin kebercukupan operasional kita. Ada orang gajinya "cuma" 1,5 juta tapi masih bisa kurban di hari raya, tapi ada juga yang bergaji belasan juta tapi tak mampu berkurban. Urusan gaji akan lebih baik jika didiskusikan dengan istri nanti #eh

Well, kemungkinan terburuk gagal menjadi dosen ataupun menjadi dosen tapi tidak di Universitas Telkom tentu ada. Itu hak prerogatif Allah, sedangkan hak saya adalah ikhtiar. :)

Takut Keblinger Saja

Saya takut tergelincir
Pada manisnya rasa rindu
Yang boleh jadi ada bahan pengawet buatan
Dan pengawet buatan itu adalah bujuk rayu setan

Saya takut terjerembab
Pada dangkalnya pola pandang
Yang ternyata kebohongan prasangka

Ah baiknya memang berkata yang baik
Atau diam
Kalaupun ada kekusutan benang
Maka solusikan dengan cara-Nya

Gak Perlu Nomor 1 Definitif

Dalam sepak bola, posisi yang paling jarang mengalami rotasi adalah penjaga gawang alias kiper. Kiper itu spesialis dalam karier profesional. Javier Mascherano yang tadinya gelandang "dipaksa" jadi bek masih wajar, Hamka Hamzah yang awal karirnya striker kemudian malah menjadi bek.

Namun kiper ya kiper, sangat jarang dia masuk menjadi pemain selain kiper, dan hanya kasus tertentu pemain non-kiper menjadi kiper, biasanya karena kiper cedera atau kartu merah ketika stok penggantian sudah habis. Selain itu, di dalam sepak bola saat ini, yang terjadi adalah munculnya hirarki. Ada kiper nomor satu, kiper nomor dua, dan kiper nomor tiga.

Biasanya yang membuat seseorang menjadi kiper nomor 1 karena harganya lebih mahal, punya catatan gemilang di masa lalu, ada di usia puncak, atau bisa juga faktor binaan asli klub itu. Sosok Manuel Neuer bsia disebut sebagai kombinasi faktor pertama s.d. ketiga, begitu pula Gianluigi Buffon walau hanya di faktor pertama dan kedua. Faktor keempat mungkin ada di figur Victor Valdez, atau bahkan Kurnia Meiga. Maka faktor yang menjadikan seseorang kiper nomor 2 cenderung karena kebalikan dari hal-hal tadi. Harga yang lebih murah, belum terbukti memberi prestasi, sudah terlalu tua ataupun masih terlalu muda, namun urusan binaan asli ataukah tidak jarang dijadikan faktor. Lihat saja Pepe Reina yang jelas lebih murah dan sudah melewati usia puncak sehingga lebih dipilih sebagai kiper kedua di Bayern Muenchen. Jika kiper kedua masih punya peluang muncul di sejumlah laga (biasanya piala domestik, pekan-pekan di liga domestik yang tidak krusial, hingga kiper 1 absen), maka yang paling jarang muncul adalah sosok kiper ketiga. Karena itulah, kiper ketiga biasanya diisi oleh produk akademik klub tersebut ataupun pemain rekrutan yang usianya masih sangat muda. Tujuannya jelas, selain lebih mudah mengalah jika tidak diturunkan, ini adalah proyek masa depan.

Walau saya fans Barcelona, namun saya akui bahwa Real Madrid belakangan ini sukses menciptakan trik untuk menghapuskan definisi kiper 1 alias kiper utama. Awalnya hal ini didorong kekurangharmonisan Mourinho dengan Iker Casillas dan digantikan posisi utamanya oleh Diego Lopez. Awalnya memang menimbulkan protes, namun perlahan tapi pasti ada pesan terselubung bagi Casillas dan kiper-kiper lainnya yang terlalu nyaman di posisi utama. Mengingat kenyamanan yang jarang dirotasi, maka kiper utama biasanya memiliki egoisme yang tinggi. Mourinho yang bermaksud menggebrak kenyamanan tersebut memang harus menuai badai namun pada akhirnya dia bisa menciptakan persaingan sehat antara Casillas dengan Lopez. Bahkan saat Mourindho digantikan oleh Ancelotti, tidak pernah ada kepastian siapa kiper utama Real Madrid, apakah si nomor punggung 1 Casillas ataukah si nomor punggung 25 Lopez.

Belakangan, trend ini malah diikuti banyak klub, termasuk dua diantaranya adalah FC Barcelona dan Chelsea. Setelah sekian musim sosok Valdez dengan patuh berada lebih depan dibandingkan Pinto, kini pelatih Enrique justru menghadirkan persaingan sehat pada diri Martin Ter Stegen serta Claudio Bravo. Begitu pula sosok Petr Cech yang satu dekade lebih di bawah mistar Chelsea kini harus beradu dengan Thibaut Chourtosi yang sudah menghadiahi Atletico Madrid gelar La Liga. Kompetisi intern ini memang punya risiko tersendiri, entah itu ditinjau dari faktor pengalaman hingga kemampuan individu masing-masing. Namun mengingat Barcelona memainkan 38 laga di La Liga plus harus melakoni 13 laga di Liga Champion dan 13 laga juga di Copa del Rey jika ingin lolos ke final dua turnamen itu. Chelsea hampir mirip, malah mereka harus menambah satu kompetisi lokal berupa Piala Liga Inggris. Artinya keberadaan dua kiper dengan kemampuan yang tidak jauh berbeda jelas menjadi kebutuhan.

Jika mau belajar, maka faktor kesuksesan Madrid di Liga Champion musim lalu juga buah dari kompetisi Casillas vs Lopez. Casillas lebih dominan di Liga Champion dengan hasil trofi kesepuluh sepanjang perjalanan Real Madrid di Piala/Liga Champion, dan Lopez mendulang Copa del Rey plus nyaris membawa Madrid bersaing dengan Barcelona dan Atletico hingga pekan terakhir. Di musim ini pun, sosok Keylor Navas tampil sebagai "Lopez kedua" setelah "Lopez pertama" hengkang ke AC Milan.

Tribute to Haekal

Sebelumnya maaf yang teramat banyam karena baru membuat artikel ini 5 hari setelah hari momen ini berlangsung. Kali ini tentang perpisahan seorang sahabat, bukan sahabat biasa, tapi sahabat yang baik. Sahabat yang baik karena rajin mengingatkan pada kebaikan. Dia (dan Peik Network) adalah orang yang tidak pernah lelah atau menyerah untuk me-reminder kami agar segera sholat jamaah di masjid. Ada rasa haru tersendiri ketika di pekan-pekan akhir saya mengetahui bahwa sering ke masjid awal waktu karena hendak menjadi muadzin, sebuah tanggung jawab yang subhanaAllah mulianya.

Namanya Haekal dan sering aku panggil Bang Haekal. Pertama kami berjumpa tahun lalu saat IK mengadakan Workshop IK di Fave Hotel Kemang. Saat itu, dia merupakan sosok yang sangat pendiam. Saya hanya tahu oh itu yang namanya Haekal. Kami baru mulai mengobrol keesokan harinya saat sarapan. Trik khas saya untuk mengajak kenalan orang yang baru kenal adalah membahas tentang daerah asalnya, terutama budaya dan pariwisata. Dan manjur cara tersebut, apalagi saya punya kawan kampus yang berasal juga Aceh, daerah asal yang sama dengan Bang Haekal ini. Karakter yang lugu namun tampak berpendirian, itu yang saya capture dari sosok dia selama 3 hari Workshop IK.

Seusai Workshop IK, dia menjadi langganan 3 besar kontributor lewat tulisan yang memang berkualitas, apalagi jika menyinggung topik yang diususng, yaitu kreativitas daerah Aceh. Dari beberaa kontributor IK, dia termasuk yang mempunyai blog dan kontennya terus di-update dengan kalimat-kalimat inspiratif, khususnya berkaitan dengan spiritual. Tak dinyana di kisaran April tahun ini, dia secara resmi masuk ke Tim Portal Ik sebagai junior editor. Kejutan yang unik memang.

Selanjutnya berbagai kisah kocak khas anak muda di sebuah tim bernama Indonesia Kreatif menjadi agenda rutinitas saya. Dia masih seperti yang dulu, bersahaja dan tentunya senang hal-hal yang religius. Entah itu kaderisasi budaya yang memang kental sekali di Aceh ataukah bagaimana, yang pasti saya banyak belajar agama dari dia. Kalau ditanya apa yang paling khas dari dia, tentu saja topik "munakahat" yang bakal bikin dia melirik dengan penuh sentimen dan menggebu-gebu. Hahaa, dasar kau ini bang bang...

Sukses selalu menggapai apa yang kau citakan. Semoga terus menambah saldo pahala dan teruslah menjadi pribadi muslim yang memesona.