pada Sepucuk Teguran [1]

Kondisi ideal hanya ada di itung/itungan matematika. Idealnya Barca luar biasa kalau punya Messi ama Ibra tapi kenyataannya kedua pemain berebut pengaruh dan akhirnya Ibra kalah bersaing.

Suhu ideal sebuah kamar adalah 300 Kelvin *CMIIW* tapi kamar mana yang seperti itu? Kamar saya kalau siang bisa 37°C. Kalkulasinya dengan bilangan avogadro pun menjadi "unik" lagi. Idealnya pula kita makan 4 sehat 5 sempurna, tapi bagi anak kos doktrin yang penting kenyang meng-absurd-kan itu semua idealisme.

Apakah memang ideal itu hanya mitos?

Not "call the prepared one"
But "prepare the called one"
*anonim

Berupaya memahami dengan ikhlas makna dua frase itu :))

Kembang dari Internet



Tiga bunga yang menawan dari salah satu fan page FB favorit saya, yaitu Teleflora (https://www.facebook.com/teleflora). Sepintas kesannya kok feminim ya? Bukan fenimim bro...sekedar pengagum kreativitas :) hehee

Numpang nge-Print di Stasiun Kota Tegal

Bayangan orang ketika memesan tiket beberapa tahun yang lalu adalah datang sekian jam sebelum jadwal kereta berangkat. Antrean panjang bayar di loket persis, dan huffffttthhh cuapeknya itu lho. Ternyata penerapan IT di dalam proses pemesanan tiket sudah mengubah berbagai kebiasaan-kebiasaan tadi. Setidaknya itu yang tercermin di dalam pemesanan tiket kembali ke Jakarta untuk awal Ramadhan dan awal Syawal nanti. Pesan tiket cukup via website PT KAI, pilih lokasi tujuan hingga waktu dan jenis kereta, lalu bayar melalui ATM (maksimal dua jam setelah memilih jadwal keretanya, cmiiw). Kemudian softcopy pembayaran tiket kereta sudah didapatkan. Tinggal mencetak tiketnya hehee.

Dan di sinilah kejutan yang saya peroleh kemarin. Cukup mengingat nomor kode transaksi, maka kita tinggal mendatangi sebuah meja yang memajang layar touchscreen, keyboard, serta printer. Ketika sendiri kode tersebut, lalu pilih opsi "cetak" jreengggg, si printer bakal mencetak tiket tersebut. Yoiiiii udah gitu doank. Jadi perjalanan bolak-balik Margasari-Kota Tegal kurang lebih 2 jam hanya untuk cetak tiket yang kurang dari dua menit hehee.

Bisa dibilang konsep IT ini dipadukan dengan konsep swalayan. Aktivitas yang biasanya diurusi oleh petugas, mulai dari pencarian rute, pemesanan tiket, transaksi uang, hingga pencetakan tiket, keempat-empatnya kini dilakukan sendiri oleh pelanggan. Merepotkan pelanggan kah? Ternyata tidak sama sekali, justru memberi kenyamanan dan pengalaman terlibat yang sederhana namun memberi kesan nyaman bagi customer. Terobosan yang spesial PT KAI :))

Sepaket Warisan

3 tahun di SMA memberi banyak pelajaran, beberapa diantaranya membekas erat hingga saat ini

Pertama,

Apapun alasannya, diri sendiri harus bertanggung jawab atas pilihan yang diambil

Kedua,
Apapun kenyataannya, hormatilah pilihan yang diambil orang lain di dalam tindakannya

Ketiga,
Apapun kondisinya, komitmen lebih utama daripada ketrampilan lainnya

Terhanyut Masa Lalu 2007

Judul di atas sifatnya denotatif, khususnya terkait kata "terhanyut"..
Kisah ini diawali sebuah kesepakatan mengadakan kegiatan penjelajahan bagi peserta kelas X di sebuah hari Minggu oleh skuad DA 2006/2007. Lokasi dimulai dari Lapangan Sparta Smansawi dilanjutkan jalan kaki ke Sungai Gung kawasan Dukuh Salam. Semua sudah terencana dan sangat lancar di awalnya.

Cepat-cepatan memecahkan sandi lancar
Jalan kaki dari Sparta ke pinggir Sungan Gung lancar
Halang rintang di hutan Dukuh Salam pun lancar

hingga mendadak kang Arief mengajak saya mempersiapkan agenda penyeberangan
Baru separuh lebar sungai mendadak saya goyah dan mengalami roll depan (tanpa keteraturan) tiga kali dan akhirnya harus dipapah seorang mas mas yang lagi ada di pinggir sungai, (mungkin dia semacam "baywatch versi Sungai Gung)

Lantaran masih sempoyongan maka saya diminta tetap di seberang sungai sedangkan mas Arief mengondisikan peserta kelas X di tempat asal. Agaknya ini juga mengawali kisah terhanyut yang kedua. Lho ada yang kedua kah?

Nyaris sejam saya menanti bengong dan mulailah luntur ketampanan saya :p
Akhirnya saya berteriak-teriak berharap kawan-kawan yang masih di tempat awal mendengar, padahal jaraknya sekitar 50 meter. Jelas tidak terdengar... Akhirnya kembali menanti... Eh, ternyata ada beberapa yang menengok, langsunglah mba Esti menanggapi teriakan saya dengan teriakan yang juga tidak jelas. Ya ibaratnya ada dua manusia purba berbeda bahasa saling meneriaki wkwkwk Tak kehilangan akal ternyata mba Esti, langsunglah dia pecicilan mengirimkan semaphore. Dan tebak apa yang terjadi pada saya? Saya hanya membalas dengan kedua telunjuk menunjuki mata hehee ya iyalah 'kan saya lagi nggak bawa kacamata alias nggak bisa melihat jelas wkwkwk...Setelah hampir 15 menit lebih akhirnya kami pun saling putus kontak (putus kontak semaphore lho y..bukan putus dalam konteks lain). Kini tujuan saya cuma satu, yaitu menuju tempat awal di seberang sana.

Well, akhirnya saya memutuskan untuk menyusuri sawah pinggir sungai (tanpa tahu kepastian jalan) sembari berharap menemukan cahaya, mmmm, seriusan waktu itu cuma mengikuti sawah tanpa tahu persis apa yang jadi tujuan. Akhirnya sampai juga di sebuah tempat dimana beberapa bebatuan berdekatan dan arus agak lemah, mmm, kayaknya aman buat menyeberang. Bener sih udah 2/3 lebar sungai kondisi aman, eh eh eh, ko mendadak arus jadi deras y?? Awhhhh, saya terhanyut sekian belas meter dan (ini seriusan) saya mulai berpikir membayangkan wajah sama muncul di koran dengan berita "ditemukan bla bla bla" (naudzubillah). Bersyukur masih diberi keselamatan berupa badan ini menabrak sebuah batu yang besar. Penuh perjuangan untuk merangkak menuju ke atasnya. Alhamdulillah akhirnya berhasil menyeberang. Tanpa banyak istirahat, langsung menuju ke lokasi peserta kelas X.

Dan speechless banget ketika di sana justru mereka baru mau menyeberang. Dengan alibi "kedinginan" saya hanya jongkok di pinggir sungai sedangkan yang lain perlahan lahan menyeberang dengna modal seutas tali dadung. Hampir setengah jam mereka stuck akhirnya saya beranikan diri untuk ikut menyeberang. Di sinilah akhirnya saya mencetak hattrick terhanyut ketiga kalinya, yupss, badan sempat rubuh dan syukurnya langsung ada seorang kawan langsung menarik badan saya kembali berdiri. Ternyata semua yang berpegangan ke tali dadung hampir semuanya rubuh karena kesalahan strategi dan estimasi terhadap kecepatan arus sungai. Perjalanan pun segera dihentikan.

Di saat pulang, di tengah obrolan, mereka baru mengetahi kalau ternyata hilangnya saya satu jam lebih dikarenakan "petualangan yang menghanyutkan" itu. wkwkwkwk

Para Pengisi Waktu

Satu hari tetaplah 23 jam 56 menit dan dibulatkan 24 ham
Akan diisi dengan ngoding, futsal, nge-PES, hiking, ngrumpi, debat copras capres, ataupun tidur
Tetaplah tidak berkurang durasi

Indonesia perlu +- 350 tahun untuk merdeka
Apa memang harus menanti selama itu agar bisa merdeka
Atau ada rahasia di balik itu semua
Contoh lain Spanyol
Sejak 1934 s.d. 2006 selalu kandas berpiala dunia
Barulah di 2010 mereka meraup kejayaan juara
Di 2014 ini mereka tumbang
Apa berarti Spanyol sudah menyia-nyiakan 73 tahun plus 1 tahun ini? Kalau bicara efektif, kenapa nggak tampil aja di 2010, sisanya nggak usah ikut
Kembali ke Indonesia, kenapa harus Pangeran Diponegoro; Pangeran Antasari, Pattimuta dll berani mendobrak penjajah jika nyatanya gagal, kenapa nggak menunggy proklamasinya Bung Karno-Bung Hatta

Jika melulu berstandar pada hasil maka gagal selalu mmbayangi
Jika melulu bersandar pada "nanti juga ada" maka hasilnya kurang lebih kerdilnya ikhtiar rabun cita-cita

Para pengisi waktu yang berkualitas selalu mengedepankan ikhlas
Para pengisi waktu yang berkualitas selalu mengokohkan daya juang yang penuh tawakal
Para pengisi wakti yang berkualitas akan senantiasa optimis pada qada' dan qadar dari Nya

Braveheart [translation]

Soundtrack-nya Digimon, kartun favorit yang filosofisnya kece abis...lagu aslinya dalam Bahasa Jepang, berikut translate-nya hehee

If given a second, anyone can give up and run
So just keep on walking
There's something only you can do
So that this blue planet doesn't lose it's light

Seize the dreams you had!
Protect your beloved friends!
You can become stronger
Unknown power dwells in your heart, when its fire is lit
Any wish, it's true
Will surely be granted...show me your brave heart

Not every day is sunny, so sometimes
Even though a cold rain is falling, just open your umbrella
There's no map of how to live, that's why we're free
You can go anywhere

Run faster than the wind!
Aim farther than the skies!
You can meet a new you
Unknown courage sleeps in your heart, and when you realize
The downpour in your heart
Will surely stop...show me your brave heart

Seize the bright tomorrow!
Protect the ones you love!
You can become stronger
Break that weak self!
Destroy the walls blocking you!
The warm beat of your heart will be your weapon
Believe in your heart

Segaris Asa Sepinta Optimis

Bukan hal yang salah untuk bersikap berani
Jika memang itu untuk-Nya
Terlepas dari hasil, percayalah Allah mengarah pada yang terbaik
Terbaik yang tanpa subjektifnya kita
Kita pun perlu matang di rentang penantian

Penantian tidak berarti tamat saat kita hilang asa
Asa seberapa jua tersisa itu bukan sisa belaka
Di belakang sana ada banyak pelajaran berharga
Harganya mahal lantatan ada hitam kelabunya grafik

Manusiawi jika ada resah mengendap yang mengalir
Aliri dengan istighfar berikhlas diri agar segera berlapang 'nubari
Wajar normal tatkala hilang optimis
Tawakallah pada kesungguhan arti ikhtiar
Tiada sia-sia dalam ranah niat untuk-Nya

Untuk-Nya...  Di jalan-Nya
Apa itu pemanis kata?
Tanpa pemgawet hingga segera luntur
Sungguh konsisten lebih berat dari segenggam bumi

Untuk-Nya
Tentang manifestasi rukum iman dan Islam
Tentang menempatkan perintah-Nya di atas segala kepentingan
Tentang menundukkan segala minat kecuali ibadah mengabdi pada-Nya
Tentang mengokohkan ikhlas terhadap qada' dan qadar tanpa lupa ikhtiar sesuai perintah-Nya
Tentang komitmen
Komitmen menjalankan amanat
Komitmen dalam menyedekahkan hidup
Komitmen dalam menjadikan hidup yang semakin baik

Bekal Pulang Pekan ini

Diurut dari belakang


- kado buat kelulusan Dito dari Smansawi

- kado buat kaka biar mau nemenin jalan-jalan nyebrang pulau lagi :v


- kado buat kenaikan kelas Nanda plus kesuksesan sbg PIC study tour ke Bali (ehrmm oleh-olehnya ada di kulkas atau meja belajar y?? )

- buat adiknya kaka sekaligus kakanya adik (baca: sayasendiri) :p hehee banyak nasihat bagus di dalamnya

Sekedar Penuangan Saujana Berkabut

Sebotol G##dDay di samping kanan sedangkan beberapa tab sebelah mengulas tentang implementasi Sharrre button. OK, singkirkan itu semua dulu, kecuali G##dDay itu tentunya, nanggung hehee

Tapi rrrrr....grup sebelah malah nginfoin ada notifikasi rincian nilai di SiakNG #akurapopo #tetaptegar #goletisu

OK kembali rencana nge-blog kali ini (OK juga buat timnas Italia, kalian saya dukungnya ntar babak kedua aja ya)

Belakangan saya gemar download rekaman standup comedy maupun acara komedi dalam format mp3 (tenang...saya download di jam kerja biar nggak mengacaukan bandwidth kantor). Selain kocak dan mempertahankan tensi dalam ber-coding ria hehee, tak lain menjaga feel agar bisa kokoh berkonsentrasi dari beberapa keriweuhan yang "tak kasat mata". Tidak semuanya perlu diumbar, apalagi jika mengupas fuzzy bargain position. Percayalah bahwa suara lantangmu tidak ada berarti dibanding syahdunya doa yang khusyu

Saat sekitar menertawakan lelucon yang tidak lebih penting dari senyum sabar
Saat kerabat terbaik masih terkulai seraya menitipkan pesan teruslah berjuang
Di saat itu pula tidak ada alasan untuk pesimis
Di saat itu pula ada ancaman yang lebih patut diwaspadai
Ancaman itu adalah lupa hakikat jalan yang dipilih
Sebuah jalan yang tentu dibisiki harapan agar diliputi izin-Nya
Sebuah jalan yang tentu menjadi pertaruhan kesungguhan niat

Jika memang untuk-Nya, maka tempuhlah jalan-Nya

Ramadhan Sukses vs Ramadhan Gagal

Salah satu yang menyebabkan Ramadhan gagal adalah tidak memahami fadhilah Ramadhan. Padahal Ramadhan merupakan bulan yang diagungkan dimana pahala dilipatgandakan, syurga dibuka, sedangkan pintu neraka ditutup, serta dosa-dosa diampunkan. Selain itu, sebuah keistimewaan bulan Ramadhan adalah adanya malam yang lebih baik dari 1000 bulan.

Kegagalan Ramadhan juga dapat disebabkan kurangnya persiapan. Beberapa kejadian yang mencerminkan kurangnya persiapan menuju Ramadhan antara lain:
- Tidak berpuasa sebelum bulan Ramadhan
- Tidak ada rencana amal ibadah
- Salah dalam mempersiapkan Ramadhan
- Mencari kesibukan yang tidak bermanfaat

Walau merupakan bulan yang penuh barokah, ternyata ada pula beberapa salah kaprah yang kerap terjadi di dalam bulan Ramadhan, misalnya
- Makan lebih banyak saat Ramadhan
- Sholat sunnah tarawih lebih diutamakan daripada sholat wajib
- Menyibukkan diri di pasar/terminal/stasiun daripada masjid
- Semangat berkurang saat bekerja
- Ibadah selesai saat Ramadhan selesai

Karena itulah jangan sampai kita tidak menghargai waktu yang sangat berharga selama bulan Ramadhan ini. Beberapa penerapan yang kurang (atau bahkan tidak) menghargai waktu di dalam bulan Ramadhan secara umum berupa banyak melakukan maksiat serta membuat-buang waktu dengan hal yang sia-sia. Dengan demikian, untuk mewujudkan keberhasilan di dalam bulan Ramadhan nanti, berikut kuncinya:
- Pahami fadhilah bulan Ramadhan
- Buat perencanaan ibadah saat Ramadhan
- Lanjutkan ebiasaan Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya
- Perbanyak doa, istighfar, dan shalawat
Semoga bermanfaat

Disarikan dari MARH, UI-Salemba, Jakarta Pusat

WKF Premier League Jakarta


Akhirnya berkesempatan menyaksikan turnamen karate tingkat internasional. Berbekal informasi yang agak numpang lewat, akhirnya sampai juga di Tennis Indoor Senayan 21 Juni 2014 lalu. Dari segi antusiasme penonton, memang tidak seramai laga timnas sepak bola Indonesia bertanding, bahkan ketika Indonesia Open badminton berlaga pun, turnamen karate ini relatif tak seramai itu. Namun bicara fanatisme, yang hadir menyaksikan turnamen ini ternyata adalah mereka yang sangat menggemari karate, bahkan sudah terbangun koneksi sana sini. Koneksi itu terbukti ketika satu sama lain saling sapa seolah sudah kenal bertahun-tahun.

Berbagai negara tampil di sini, diantaranya Australia, Jepang, Iran, Kuwait, Thailand, Prancis, Belanda, Makau, India dll, serta tentu saja tuan rumah Indonesia yeeeeyyyyy...



Dari sekian negara yang tampil, ada sebuah negara yang cukup impresif dan memikat perhatian saya, yaitu Iran. Mereka sangat memanfaatkan keunggulan postur fisik sehingga kerap memakai strategi mencukil kaki lawan untuk dikunci dengan pukulan 3 angka. Jelas strategi sangat menyulitkan para kontingen asal Indonesia. Perlu kegesitan untuk mengakalinya dan justru Jepang yang tidak sebesar postur mereka mampu mengangkangi strategi ini lewat tendangan yang tangkas.

Jujur, saya tidak mengenal identitas karateka Indonesia yang berlaga siang itu. Tapi saya hanya perlu satu alasan untuk menyemangati mereka sepenuh hati *ciee*, yaitu Indonesia. Inilh yang disebut dengan solidaritas nasionalisme. Cukup sebuah simbol bendera merah-putih di papan skor yang membuat kita tersihir untuk mendukung mereka.

Sudden Quality Time with Them

Sebuah ajakan ngumpul mendadak muncul di hape saya. Dari seoarang kawan bernama Ananta Esa, heh? Mas Esa? Ada apa nih? Oh ternyata beliau mau mengadakan ngumpul mendadak dimana seorang kawan lama kami sedang berada di Jakarta, siapakah dia?
Sempat diayun ngatuk di Jakarta Barat, akhirnya sampai juga di Atrium Senen, lokasi yang direncanakan sebagai spot ngumpul oleh Mas Esa. Ternyata si bintang tamu ini sedang ada acara ToT Bawaslu dalam menyambut pemilihan presiden 9 Juli nanti. Yups, beliau adalah Faqih Mujahid. Sempat mengambil sempitnya waktu rehat, berbincanglah kami bertiga di pelataran tempat Mas Faqih menginap. Tanpa basa-basi, berbagai ledekan saling dilontarkan. Tanpanya tak asik dan sangat tidak lengkap jika tidak mengajak satu orang kawan yang kece luar biasa, yaitu Mas Aditya Setiaji Wibawa, komandan di tempat kami berempat disatukan yoiii...

Eh ternyata malam itu Mas Adit masih ada agenda di Depok hehee, OK sambil menunggu beliau kembali ke JakPus, kami bertiga pun mengisi waktu dengan berbagai pembicaraan yang mengasyikan. Seolah tak kehabisan ide, seorang bintang tamu pun dihadirkan, yaitu Mba Yesi yang kebetulan berdomisili di kawasan Salemba. Tampak sekali Mas Faqih menjadi sosok yang paling riang di momen ini karena memang di tengah agenda yang penuh tekanan batin, mendadak ada kesempatan silaturahim bersama orang-orang yang pernah satu perjuangan di SMA dulu. Oh ya, ternyata Mba Yesi sedang S2 di UI kawasan Salemba, eh sek sek kok sama ya? hahahaa, tapi saya malah cuma senyam-senyum karena memang berharap tidak banyak yang tahu saya sedang S2 hehee...

Menjelang larut malam, akhirnya Mas Adit pun sampai juga di kosnya kawasan Kuitang. Dengan penuh harapan iba (plus tidak punya opsi menginap di tempat lainnya) akhirnya saya, Mas Esa, dan Mas Faqih pun mengerusuhi Mas Adit dengan menumpang di kamarnya. Kurang dari sepertiga malam kami berempat dipertemukan, namun itu sudah memberi kesan yang spesial. Tanpa terasa dan tanpa pernah membayangkan, empat orang ini kerap menorehkan berbagai agenda di sebuah bangunan bernama SMA 1 Slawi, di malam itu dipertemukan di Jakarta Pusat. (khusus bagi saya, nggak ada feeling sama sekali). Tiga orang (berarti di luar saya) ini memang mempunyai kesan unik selama ber-SMA, lebih khusus OSIS-MPK.

Faqih Mujahid
Ada yang bilang kami rival, ada yang bilang "jangan menyatukan kami dalam sebuah tim, cukup satu kepanitiaan saja". Hahaahaa, sebenarnya tidak ada yang aneh diantara kami. Malahan kami berasal dari daerah selatan, Margasari. Kami juga tidak pernah memperebutkan siswi yang sama, justru dia dekat dengan sahabat karib saya sejak SD (uknowwho kan bro..). Kalaupun ada hal yang diperebutkan mungkin saat pemilihan ketua MPK dimana dia mampu memikat voters lebih banyak daripada saya hehee. Beliau memang tipikal orator yang ulung. Konseptor yang luar biasa pula. Mungkin dua karakter ini yang membuat orang berpikir kami tidak pernah klop karena saya tipikal kurang pandai berbicara dan tipikal orang lapangan yang pendiam. Konsep hirarkial khas beliau juga menjadi pembeda dengan saya yang lebih egaliter terhadap adik kelas (that's why dia lebih dihormati oleh adik kelas di Paskibra ketimbang saya yang kerap diledekin oleh adik kelas di Pramuka). Salah satu orang yang loyal dalam berkontribusi. Bahkan kekritisannya menyikapi suatu prosedur sangat jeli. Terus terang ketika beliau lanjut di S1 Ilmu Politik Universitar Diponegoro, saya tidak merasa keheranan karena memang cocok banget dengan beliau. Yups, dia bisa dibilang sebagai simbol kekokohan anak IPS di Smansawi, sikap yang ditujukan seorang Faqih Mujahid kerap diidentikan dengan sikap kolektif satu IPS (pantes awakmu menang dadi ketua MPK :p). Dan entah sebagai pembuktian atau bukan, di akhir kelas XII, kami menjadi tim kreator album kenangan dimana dia menjadi koordinator IPS dan saya IPA dan sebagai catatan kami bisa sinergis dan saling memahami *ihiirrr*

Ananta Esa Satria
Cover Boy-nya kelas XI.IA3, anak kesayangan wali kelas, anak kesayangan para senior, plus idola para junior. Itulah beliau. Ohya, kurang satu lagi, vokalis the Beath. Namun bukan titel-titel itu yang membuat saya akrab dengan dia. Kemampuannya mengatur emosi sekaligus konsisten antara perkataan dan perbuatan dalam menjalankan amanat di OSIS, plus Pramuka dan PKS. Dua organisasi pertama merupakan kesamaan saya dengannya. Tak heran, frekuensi kami seringkali bertemu pada obrolan yang menarik. Salah satu momen yang cukup mengharukan diantara kami *ceilah* tentunya sebuah sore ketika saya menyatakan pamit dari kepanitiaan perpisahan kelas XII kepada beliau selaku ketua panitia, mas Adit (koor Acara) dan mas Arief (staf Acara). Padahal udah hampir satu bulan kami berempat "lembur" untuk menyiapkan berbagai konsep kece yang ternyata harus saya lewatkan.

Aditya Setiaji Wibawa
Kalau saya lagi ngebandel di acara OSIS, cukup panggil dua orang "pawang", pertama Mas Relly Margiono (koor sekbid 1) atau bisa juga yang kedua Mas Aditya Setiaji Wibawa (ketOS). Dibandingkan ketua OSIS yang sebelum-sebelumnya, beliau memang terkesan lebih pendiam, tapi jika bicara pergerakan maka patutlah dia dijuluki "maling", lho kok? Ya iyalah, dia tipikal sedikit bicara banyak bekerja, ya macam maling gitu. Pemikiran yang open ditambah kesediaan untuk mempercayaan koor-koor bagaimana caranya berpikir menjadi keunggulan beliau. Dan sebuah pelajaran yang berharga banyak saya petik dari dia, yaitu tidak usah banyak mengeluh. Dan pada kenyataannya beliau merupakan orang yang berwatak jarang mengeluh. Bicara usia, dia terpaut dua tahun di atas saya (89 vs 91, dan malah adiknya, Heru, itu 90), tapi soal menghargai lawan bicara beuhhh, doi ahlinyalah. Momen paling spesial dari beliau apa ya? Ada tiga dan uniknya itu di Pramuka, bukan di OSIS, padahal dia lebih sering nongkrong di OSIS ketimbang Pramuka. Pertama, tampilnya beliau sebagai inisiator "survivor hunting" saat PAB 2007 ketika semua orang hanya mengelus perut kelaparan di tenda. Kedua, obrolan di makam saat pelantikan Bantara 2007, waktu itu kami sebagai PIC perjalanan malam sedang memasang rafia untuk rute di makam, mendadak dia tanya ke saya "capek ga?", karena capek (dan agak takut) maka saya bilang iya dan berharap disuruh nunggu di luar saja, tapi dia malah mbales "oh kalo gitu duduk dulu saja di sini istirahat, wasemmmm. Ketiga apalagi kalau bukan kami satu kelompok ekspedisi Laksana 2007 yeyyyyyy.

Sayang memang momen spesial itu berlalu begitu cepat. Mas Faqih harus mengikuti penutupan ToT, Mas Adit ada agenda kantor, Mas Esa ada iktuan car free day (hari mobil gratis). Memang sebentar, tapi muncul di saat yang tepat dimana saya sedang memerlukan semangat. Persahabatan memang salah satu obat yang manjur dalam menegakkan spirit. Terima kasih Kawan :)

2 Minggu

2 Minggu??
Masih hangat isu e-government diserahkan ke programmer 2 minggu kelar oleh seorang capres. Konteks di sini bukan untuk menjatuhkan pendapat salah seorang kandidat, tidak ada unsur politis di sini. Yang lebih disoroti tentunya substansi dari statement tersebut. Dari berbagai pro dan kontra yang muncul ternyata mengapungkan sejumlah isu unik, baik pro, kontra, hingga yang masih fuzzy opinion hehee:v.

Kesimpulan yang bisa ditarik:
1. Skala waktu 2 minggu akan berdampak erat pada seberapa besar item yang harus dikerjakan. Jika memulai dari 0 untuk dipakai nasional oleh seluruh pemerintah di Indonesia, maka jawabannya kurang riil. Bisa jadi akan lain cerita jika sifatnya pengembangan fitur. Bisa lain cerita pula ketika kick-off dua minggu dilakukan sesuai waktu yang ditandatangani di kontrak namun produk sudah dibuat jauh-jauh hari dan (sudah diprediksi) bahwa saat kick-off dimulai item yang belum selesai sudah sedikit dan selesai dalam dua minggu.

2. Adanya mosi tidak percaya dimana budaya "main belakang" ala oknum di kepemerintahan masih membuat orang ragu terhadap komitmen pemerintah membangun e-government. Kenyataannya memang begitu, ga cuma di proyek IT, proyek non-IT juga kerap jadi lahan basah buat ini ituh. Tak heran kedekatan personel membuat sejumlah proyek IT sukses dimainkan dengan berbagai taktik. Jika yang ditanam jeruk, apa iya tumbuhnya apel?

3. Semua yang terkait dengan IT dianggap programmer. Hehee, yang disinggung di situ programmer, ya kalau begitu, kapan kerjanya si analis, desainer, tester di dalam proyek e-government ya? Dan kebiasaan yang sering terjadi beberapa proyek IT, termasuk yang melibatkan pemerintah, pemangkasan SDM kerap dilakukan dimana urusan hulu s.d. hilir dipegang oleh orang yang sama. Alasan penghematan, penghematan yang lupa bahwa orang IT juga ada spesifikasinya.

4. Pembuatan software tidak seperti hitungan matematika dimana menambah orang sebanyak mungkin akan menjadikan waktu pengerjaan lebih cepat.

5. Paradigma sebagian orang berpikir bahwa software (termasuk e-gov) adalah pemuas kebutuhan secara instan. Proses di dalamnya? Ah nanti dulu

6. Sudah mulai ada yang melirik IT sebagai solusi dalam tata kelola pemerintahan.

Soal Jumlah Karyawan vs Gaji

Ini sebuah kasus yang pernah saya lontarkan saat Fit and Proper Test calon Presma-Wapresma BEM KBM IT Telkom di medio Desember 2012. Saat itu ada sebuah poin yang dikaitkan dengan perspektif terhadap sosial kemasyarakatan. Inspirasinya diperoleh dari mata kuliah SPPK (SPPK-nya nggak mbahas informatika, tapi perpolitikan).

Deskripsi dari grafik tersebut ringkasnya begini
Sebuah perusahaan mempunyai alokasi gaji sekian rupiah. Sekian rupiah tersebut jika dibagi ke dalam jumlah karyawan yang banyak maka gaji tiap orang sedikit. Kemudian muncullah sikap dari asosiasi pekerja/karyawan menuntut kenaikan gaji. Padahal jika dana yang tersedia untuk menggaji karyawan sifatnya tetap. Jika gaji per karyawan naik maka jumlah karyawan mau tidak mau harus dikurangi. Artinya itu akan menimbulkan PHK yang (boleh jadi) massal. Nah lho...

Jujur dari dua pasangan saat itu tidak ada yang bisa memberikan jawaban yang jelas. Keduanya muter-muter pada jawaban diplomatis. Kalau saya yang ada di posisi mereka tentu sudah kelabakan wkwkwk.... Memang, saya akui ini pertanyaan yang masyaAllah dilematis sulit di jawab :)

Mungkin kawan-kawan ada yang punya solusi??

Subset vs Set

Iriskan Proker
Pprogram kerja memang menjadi hal yang menjemukan jika terlalu banyak dan berjalan sendiri. Hal ini kerap menimbulkan sifat egoisme intern tim terhadap kolektivitas organisasi. Padaha banyaknya program kerja yang dijalankan oleh masing-masing tim sama-sama mengalami kekurangan dana, SDM, waktu yang saling bentrok, dan yang kalah menyusahkan adalah peserta yang ikut sama-sama sedikit. Well, seperti kata pepatah, "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Lakukan analisis program kerja apa saja yang bisa dijadikan menjadi sebuah paket besar dan ramai untuk ditawarkan kepada calon peserta. Misalnya ada program kerja temu alumni organisasi X, ada juga buka puasa bareng anak yatim, kemudian ada pula HUT organisasi X, nah tentu akan relatif lebih efektif jika ketiga agenda itu digabungkan menjadi HUT organisasi X yang diisi dengan buka puasa bareng anak yatim dan alumni. Memang tidak semua program kerja cocok dipadukan, namun yang perlu dipilh mana nyambung.

Tim Building Barengan Yukk
Masa iya ketemu tim lain lagi-lagi membahaskan program kerja. "eh gimana proker ini?" "bro katanya indikator keberhasilan proker itu katanya belum tercapai?" aduh mama sayangee'ee kaku banget donk. Nah makanya adakan agenda ngumpul antar-tim tapi 100% jangna membahas proker. Isikan saja dengna agenda have fun, have fun, dan have fun. Dari situ bakal terbangun suasana yang lebih rileks dan mampu mencairkan suasana.

Sosialisasi Agenda Antartim
Seringkali ketidaktahuan agenda tim lain bakal menjadi penyebab seringkali tidak adanya dukungan antartim di dalam sebuah organisasi. Tim A sedang keteteran mengadakan agenda X eh tim B malah lagi asik kongkow tanpa orientasi yang jelas, besoknya tim A balas dendam ke tim B, begitulah seterusnya hingga Indonesia lolos ke Piala Dunia #ehkok?? So, intenskan informasi apa saja agenda tim lain yang bisa dibantu, didukung, ataupun ditopang dalam wujud apapun (tenaga, informasi, hingga semangat hehee).

Kampanyekan Kebersamaan
Cara terbaik untuk menumbuhkan kekuatan organisasi yang tidak terpecah-pecah di dalam masing-masing tim adalah mendoktrin. Kampanye kebersamaan secara positif dan kreatif bakal jadi metode yang lebih mengena ketimbang saling melempar kritik yang tidak jelas solusinya alias hanya album kompilasi isi keluhan doank.

Fields of Gold by Sting

Pertama kali denger lagu ini versi instrumennya sekitar 5 tahun lalu. Syahdu banget suasananya. Dan nemu juga video versi live-nya hehee

Just Live More ~ orchestra version

Pertama dengan OST KR Gaim yang satu ini cuma satu yang terpikir "aransemennya bagus"
Nah kalau yang ini versi orkestranya, ga tau jug asih cerita muncul versi orkestranya darimana hehee

02 JUST LIVE MORE Orchestra Edit oleh HenshinLA

Keluargakan Organisasi, antara mitos, ekspektasi, dan realiti

Dalam berorganisasi, tagline menjadi keluarga bukanlah hal yang jarang didengar. Sebaliknya, harapan itu selalu terselip, khususnya dalam acara non-formal. Sepintas mudah, namun yang sepintas itu seringkali tidak mencerminkan kenyataan. Apalagi ketika ada suara yang jujur (walau sering dianggap sumbang) merasa keluarga yang diidamkan tidak didapatkannya. Sikap saling menyalahkan pun mulai berseliweran, mosi tidak percaya pun kerap berseberangan. Singkat kata, realiti bahwa organisasi bisa dijadikan keluarga itu bak mitos, jadi berekspektasi boleh tapi soal realiti ya pukpukpuk saja deh...
"di sini 'kan emang tujuan kita menyukseskan proker, kita harus profesional, situ juga harusnya komitmen donk" Hmmm, bukan jawaban yang menyenangkan, sehingga perlu kiat-kiat khusus untuk mengeluargakan organisasi

Mulai dr doa
Tentu yang namanya keluarga itu mendapat space untuk di-mention di dalam panjatan doa, khususnya setelah sholat. Nah, jika memang ingin organisasi beriklimkan kekeluargaan (bukan macam koperasi lho ya) mulailah dengan rajin memberikan doa yang terbaik. Ketika terbiasa mendoakan tentu akan lebih mudah hati kita memperoleh kenyamanan di organisasi tersebut. Bahkan jika sesama organisasi saling mendoakan kebaikan, artinya saat itu pula dirimu memperoleh doa kebaikan dari orang lain :)

Redefinisi tujuan
Tentu tidak mungkin seseorang bergabung dengan organisasi tanpa tujuan. Masa iya jug ujug ada di dalamnya wkwkwk. Sudah bisa dipastikan akan ada perbedaan tujuan, ada yang diajak teman, ada yang pengin belajar organisasi, ada mau menekuni bidang tertentu (misalnya desain, keilmuannya dll). Ketika ada berbagai tujuan berbeda, akan dimungkinkan cara menjalani organisasi tersebut berbeda sehingga peluang terwujudnya rasa kekeluargaan akan lebih sukar. Apakah harus didoktrin agar mereka menanggalkan tujuan awal tersebut? Tidak, yang perlu adalah redefinisi tujuan dimana seorang koor, hingga ketua melakukan gerilya untuk menumbuhkan tujuan baru yang tak kalah muliahnya secara baik-baik dan tujuan itu adalah mengeluargakan organisasi tersebut.

Peka memahami
Masing-masing individu perlu menjadi diri masing-masing lebih peka. Peka untuk apa?
Peka untuk menanyakan berbagai hal di luar urusan proker
Peka untuk membantu sebagai seorang saudara yang siap membantu saudara/saudarinya tanpa pamrih
Peka untuk aktif memberikan semangat tentang kekeluargaan tersebut
Namun bersikaplah tidak peka dalam arti jangan terlalu banyak mikirin apa yang udah didapatkan, sudahlah, fokus saja ke apa yang bisa dirimu berikan :)

Propaganda
Lakukan berbagai metode untuk menumbuhkan kesan positif bahwa organisasi ini memang diliputi suasana kekeluargaan. Bukan berarti palsu, tidak begitu. Kampanyekan nilai-nilai positif tentang kekompakan sekecil apapun agar mampu memotivasi optimisme seluruh personel di dalam organisasi tersebut.

Paruh Rute

Tak terasa separuh rute ini terlalui
Tanpa banyak segan kita memilih berevaluasi
Tanpa hendak berselebrasi

Terjal dan sarat keringat
Bahkan nyaris pudar semangat
Sukses bukan untuk dipahat
Melainkan cinta yang berharap rahmat

Jika berujar proker tentu akan terus jauh kita
Malah hanya kesah selalu tentang proker
Harapmu harapku jua ukhuwah kita erat
Memesona lebih dari satu kepengurusan

Path and Stairway for Promote

Belakangan dan ke depannya (maksudnya baru-baru ini dan itu akan berlaku pula di masa mendatang) Stasiun Cikin menjadi tempat paling memusingkan jiwa raga saya. Kenapa? Bukannya itu berarti udah dekat ama kampus MTI? Harusnya seneng donk belajar, ingat quote legendaris ini "belajar itu susah, tapi hasilnya indah bukan main (by Mr. Soewono)". Iya itu betul. Yang dimaksudkan di sini adalah akses masuk ke stasiun yang musti melewati pinggir kemudian memasuki trotoar ukuran 1,5 manusia (jadi kalau mau nyelip musti hati-hati). Padahal sebelumnya keluar dari pasar (pulang dari Salemba) ataupun menuju pasar (berangkat ke Salemba) posisi udah di tengah dan tinggal menyeberang. Kini? Harus ke pojok kanan dulu mendekati perempatan baru menyeberang.

Kalau dipikir-pikir kenapa sih harus ada pagar yang membuat kita meminggirkan diri ke pojok stasiun baru bisa menyeberang? Apa karena faktor keselamatan? Mungkin, tapi dan justru yang lebih mungkin adalah faktor pengembangan bisnis *jreng jengggg*

Seperti bisa diketahui bahwa stasiun Cikini relatif kumuh dibandingkan dengan stasiun lain. Pembandingnya bisa dilihat dari ketersediaan fasilitas penunjang seperti outlet komersil hingga kebersihan plus pencahayaan di dalam stasiun, kalau dibandingkan dengan Sudirman, Pasar Minggu, atau bahkan Pondok Cina masih kalah. Secara bisnis tentu sulit mempengaruhi calon investor maupun calon pengisi outlet jika kondisinya masih seperti itu. Maka harus ada strategi agar lebih bersih dan menarik. Bersih dan menarik, hmmm, sudah cukupkah? Ternyata tidak

Perlu ada pancingan yang membuat orang mau tidak mau lewat dan melihat outlet-outlet tersebut. Dan jalan terbaik (dari sudut bisnis) adalah mengatur (agak maksa) pengguna stasiun untuk melewati jalan yang membuat mereka melihat outlet-outlet tersebut. Dan memang betul, jika kita perhatikan di samping trotoar yang menjadi daerah wajib dilalui pengguna stasiun (kecuali yang lompat pagar) adalah kawasan yang nantinya akan menjadi outlet komersil dan fasilitas penunjang. Singkat kata strateginya begitu.

Strategi yang agak mirip juga kerap ditemui jika berbelanja di beberapa pusat perdagangan modern. Letak tangga ada yang seragam dan ada yang tidak. Seragam di sini maksudnya jika kit amau naik ke lantai 3 maka letak tangga lantai 1 ke 2 serta lantai 2 ke 3 sangat berdekatan (malah numpuk), sehingga kita cukup muter satu kali. Tapi ada juga yang ketika kita baru naik lantai kedua kita harus berjalan agak jauh menuju tangga yang ke lantai berikutnya. Ini yang bikin bangunan mikir nggak ya? Justru itu indikasi mereka berpikir dan sangat cerdik.

Saat kita menuju tangga berikutnya maka mau tidak mau kita akan lirak-lirik area di sebelah kanan-kiri. Dengan demikian kita akan tersugesti untuk tertarik memperhatikannya. Mirip yang di stasiun kan? Ya memang, seperti itulah strategi dagangnya. Maka harga sewa tempat outlet yang dekat tangga, atau juga jalur antara tangga yang satu dengan tangga lainnya itu relatif lebih mahal.

Hmm, gitu ya...namanya juga orang nyari rezeki, kita juga nyari rezeki hehee

Lupa Adat

Coba tanyakan ke orang sekitar "Siapa saja presiden Indonesia sejak merdeka hingga saat ini?" Kemungkinan besar jawabannya adalah "Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY", mungkin berbeda dikit tapi sekarang kecenderunhgannya memang begitu. Lho cenderung apa? Lihat kata "Bung" dan "Pak" yang tidak menyertai nama presiden sejak presiden keempat dan keenam ataupun "Bu" bagi presiden kelima.

Sama saja dengan ngomongin calon presiden sekarang ini. "ah jokowi capres gini gini" "ih prabowo capres gitu gitu". Sangat jarang menyertakan kata "Pak". Kata "Bapak" baru dipakai kalau ketemu orangnya langsung ya hehee.

Budaya egaliter memang deras masuk di Indonesia pasca revolusi 1998. Berbagai kebiasaan yang mengagungkan pemimpin dihilangkan. Intinya semua sama. Intinya kini era bebas. Padahal egaliter yang kita aplikasikan harusnya tetap memperhatikanv adat budaya kita punya. Memanggil orang lain (apalagi yang lebih tua) maka sangat tidak.dianjurkan langsung nama. Kalaupun ada kalimat informasi yang tidak memakai nama maka gunakan nama lengkap.


Siap presidenmu? SBY
Siapa gubernurmu? Jokowi (kalau lagi di DKI), Aher (Jabar mode ON), Ganjar (kembali ke Jateng)
Siapa ayahmu? hayooo...berani nggak?? pasti tengok kanan kiri

Terlepas dari berbagai kekurangannya, kita masih harus menghormati orang lain dengan tetap menyematkan sebutan yang layak. Memang saya sendiri sering ngucapkan nama dan lupa label "Pak" ketika membicarakan sosok-sosok pemimpin di negeri ini. Mereka bukan untuk dipuja tapi untuk dihargai karena mereka representasi dari negara, provinsi, hingga daerah yang dipimpinnya.

Gaim vs Blade

Makin ke sini, makin banyak indikasi deja vu di serial Kamen Rider Gaim. Antara wajar dengan nggak, namun hal yang paling menarik adalah kenapa deja vu itu harus sama dengan Rider Blade, serial favorit saya di Kamen Rider.

Pertama dari sisi lakon yang terdiri seperangkat Kamen Rider isi empat. Memang di Gaim ada kamen rider tambahan, tapi lakon utamanya tetap 4. Dan ada kesamaan dari empat lakon itu masing-masing sebagaimana di empat poin berikut ini

Kedua Gaim feat. Blade, protagonis utama, di awal cerita berantem dengan kamen rider pendamping, karakternya terlalu mudah percaya dengan orang lain, mempergunakan kekuatan untuk membela yang lemah. Uniknya lagi, Blade diceritakan mengalami pergeseran dari manusia menjadi Undead, nah bau-baunya jug anih si Gaim bakal begitu.

Ketiga, kamen rider pendamping dengan karakter introvert tingkat dewa plus egosentris dalam memiliki visi, yups itulah Baron vs Chalice. Dua kamen rider yang sangat fokus ketika bertarung. Seiring berjalannya episode, keduanya mulai membuka diri terhadap sekitarnya. Terbuka pergaulan mereka juga ternyata berujung pada tampilkan mereka sebagai sosok ayng sering memberi nasihat pada kamen rider utamanya.

Keempat, tokoh agak tengil yang haus ambisi dalam diri Ryugen serta Leangle. Leangle terobsesi untuk menjadi penguasa dan sejauh ini Baron pun demikian. Secara usia pun dibandingkan kamen rider lainnya, mereka berdua terhitung paling muda dan energik. Jangan lupa secara desain, anggur dan clove memiliki kemiripan bentuk kumpulan geometri bulat. Cukup sampai di situ? Ternyata tidak, Leangle frontal merampok kartu milik Chalice, sedangkan Ryugen? Genesis driver milik Zangetsu dipungut :v

Kelima, kamen rider keempat yang berkarakter loyalis terhadap tujuan kemanusiaan namun dikibulin organisasinya dan organisasinya di kemudia hari hancur. Siapa lagi kalau bukan Zangetsu and Garren. Keduanya tipikal petarung yang sangat kalem namun fokus terhadap tujuan. Bukan pula tipikal yang mudah percaya orang lain namun bila sudah kenal akan didukung sepenuh hati. Hal itu tercermin dari Zangetsu yang memromosikan adiknya Ryugen di yggDrasil dan Garren yang mati-matian melatih privat Leangle. Itu doank? Coba perhatikan bagaimana keduanya diceritakan terlempat ke jurang, gak mirip 'kan?

Keenam, di wilayah masing-masing ada korporasi besar yang terdaftar sebagai lembaga riset tapi ternyata sedang melakukan pergerakan menghadapi monster. Lembaga riset ini bernama BOARD dan YggDrasil. Ujung-ujung dua organisasi ini bubar setelah Undead/Invess memborbardir markas mereka.
Perhatikan proses berubahnya tiap kamen rider. Mereka harus mengumpulkan benda yang dipakai untuk meningkatkan kemampuan, bahkan merubah fisik baju zirah. Card yang berisi Undead menjadi konsep di Blade ternyata mirip dengan Lock Seed yang merupakan rekayasa genetika dari buah Helheim yang jika dimakan malah mengubah pemakannya menjadi monster. Dan coba simak slowmotion Blade menjadi King Form lalu bandingkan dengna Gaim menjadi Kiwami Arms, keduanya merupakan kompilasi dari kekuatan-kekuatan yang telah tersebar di berbagai Card serta Lock Seed.


Pertanyaannya apakah nasib akhir Gaim persis mengikuti Blade? Ngenes donk T_T
'kan Blade dikisahkan merelakan dirinya menjadi Undead agar ada dua Undead yang tersisa di dunia dan kemudian dia lenyap. Gaim? Doi ditawari jadi Overlord

wkwkwkk so? Mungkin ga ya? hehee

Setangkai Harmoni

Sajak menjelang final vento ala SEPM

Pinggir pinus lembah masa silam
Rebahkanlah s'gala imaji
Harta tersisa untuk melangkah

Paduan terbaik harmoniku
Rindangnya sajak itu menghentak

Bawalah petikan dawai ini
Mengalun hinggap di nadimu
Maka tiada rasa tawar jejaki lorong

Pancarkanlah arah lajur hendak ditempuh
Mendekap asa tanggalkan kecewa
Maka tiap frase kian memesona

Prasangka tiba di hadapku
Hunuskan tabukan rintik
Garis nila basahi cempaka

Sampaikan jangkarmu
Kiaskan sayapmu
Biarlah angin membarat
Padahal selangkah bait ke utara

Waaahh Kungfu Boy

Ceritanya sekitar Sabtu akhir Mei lalu dateng ke Jakarta Book Fair di Istora Senayan. Ya siapa tahu nemu buku tentang CMMI, COBIT, Artificial Intelligence, *ketauan bo'ongnya wkwkwk*... Bisa dibilang antara mengisi waktu senggang dengan emang beneran niat nyari buku hehee...
Dan saya menemukan (walau nggak beli) sebuah komik legendaris yang jadi salah satu favorit saya, yaitu Kungfu Boy *dedaunan jatuh dari langit :p*

Saya bukan tipikal yang gemar membeli komik, tapi beda cerita kalau dibelikan hehee. Pertama kali saya kenal komik Kungfu Boy ini sekitar SD, kalau nggak salah kelas V, pokoknya jaman belum ngenal apa itu C#, Java, MySQL. Diceritakan seorang Chinmi, pemuda yang belajar kungfu untuk melindungi ornag-orang di sekitarnya, sempat galau karena hilang arah atas berbagai tantangan pergulatan hidup, akhirnya dia menemukan hakikatnya kekuatan yang sedang dia pelajari itu untuk apa.

Fragmen paling inspiratif adalah Chinmi diundang oleh Jenderal Owlin untuk mengikuti sebuah turnamen bela diri di ibu kota. Bukan turnamen biasa karena ada misi terselubung yang mengharuskan Chinmi menjadi juara untuk memastikan keselamatan kaisar. Lho kok bisa? Jadi ceritanya ada komplotan yang mengincar nyawa kaisar dengan cara memenangkan turnamen ini sehingga bisa tampil menemui kaisar langsung dan di situlah rencananya mereka menjalankan rencana itu.

Tanpa disangka yang menjadi petarung yang mewakili komplotan itu adalah Sie Fan, kawan Chinmi di kuil Dairin, bahkan mereka pernah bertarung mati-matian di tengah hutan melawan srigala. Jelas sebuah pertanyaan mengapa Sie Fan kini jadi perwakilan mereka? Ternyata itu bukan Sie Fan yang dulu *ceilee*, melainkan Sie Fan yang telah hilang ingatan karena diserang para penjahat dengan teknik jarum yang sudah punah. 

Laga menuju puncak penuh deraan karena Chinmi harus berhadapan dengan Iryu dan berbagai petarung lainnya hingga mencapai final kategori tanpa senjata. Oh ya, turnamen ini membagi peserta ke dalam kategori tanpa senjata serta kategori bersenjata. Juara masing-masing kategori akan berlaga memperebutkan gelar juara umum. Di final kategori tanpa senjata Chinmi berhadapan dengan Tan Tan. Sedangkan Sie Fan juga lolos ke final kategori bersenjata versus Siba. Chinmi sudah jelas alasan mengapa harus juara, begitu pula Sie Fan (walau bukan Sie Fan yang dulu *ceilee masih aja dibahas*), lantas siapakah Tan Tan dan Siba? Tan Tan merupakan penganut kungfu tanpa tangan, alias cukup kaki. Namun dia sering diejek karena dianggap sia-sia memlajari aliran tersebut. Sedangkan Siba merupakan mantan polisi yang kini menjadi pemburu hadiah. Keluarganya dibantai oleh penjahat dan tinggal dirinya serta adiknya yang mengalami trauma berkepanjangan. Maka bisa disimpulkan Tan Tan memiliki motif pembuktian alirannya, sedangkan Siba untuk membentuk hidup baru bersama adiknya bermodalkan hadiah bagi juara umum. 4 finalis dengan motif yang berbeda-beda.

Penasaran kelanjutannya?? Mending cek aja langsung di komiknya :) hehee
Yang pasti di akhir cerita mereka berempat menjadi pahlawannya :)

#AmigosXSiemprè

Tak banyak ysng krnal Martin Ricca, Belinda Peregrin, C. Uckerman, Ernesto Laguardia. Wajar...mereka hanya dempat mehgudi layar kaca di era 2001-2003, sudah satu dekade lebih. Dan agaknya kita lebih ngeh jika disebut Pedro, Anna, Santiago, dan Salvador. Acara apa hayoo? Yuppss Amigos X Siempre
Bisa dibilang ini satu-satunya telenovela yang saya ikuti dengan cermat. Jangan tanya macam Rosalinda dkk-nya wkwkwkk. Awalnya fikenalkan saudara jauh saya, Yogi, penasaran dam semakin disimak menarik juga... memang ada bimbu khas telenovela yaitu cinta, tapi di Amigos X Siempre lebih mengutamakan sisi kreativitas dalam bersekolah.

Film sangat mengumbar pesan untuk melihat karakter orang dari berbagai sudut, khususnya pendekatan pribadi. Sosok Gilberto yang mengalami kegagapan dalam berbicara, bahkan orang tuanya sendiri kurang mengakui eksistensi si anak. Namun Salvador, justru mampu mendekati dia dan memberikan perhatian ekstra melebihi si orang tua. Perlahan kepercayaan diri serta senyum Gilberto meningkat pesan. Di forum dia lebih berani tampil menyampaikan pendapat walau harus terengah-engah diri air mata bahagia.

Tak cukup di situ, tokoh utama Anna yang dikisahkan pengalami tekanan batin oleh ayahnya karena terus dipersalahkan atas kematian ibunya. Tiap hari dia terus dan terus mengurung diri di kamar dan hanya ditemani piano. *ngomong-ngomong piano, lagu Mi Angel de Amor di alum soundtrack-nya asik banget dah*. Dalam mengembalikan kepercayaan diri, sosok Salvador selaku guru sekaligus paman ternyata tidak cukup membuka keceriannya. Tampillah Pedro, si rambut belah dua yang inovatif dan hiperaktif yang mampu mengajak Anna melihat jendela dunia.

Kemudian sosok Neftali yang dikisahkan sebagai karakter yang kejam dan memiliki permasalahan pribadi dimana tidak ada orang lain yang memberikan perhatian kepadanya kecuali rasa takut dan segan. Permasalahan pribadi pula yang menjadikan perpecahan di sekolah Vidal dimana Gilberto sebagai kawan karib Pedro malah membelot keluar. 

Kisah perbedaan latar belakang ekonomi juga diapungkan lewat penggambaran rumah tangga yang beragam antara keluarga Gilberto-Lourdes, Rafael, Pedro-Anna, Santiago, hingga Carlitos. Boleh jadi ini merupakan shock terapi yang memaparkan bahwa Meksiko bukanlah negara yang gemerlap sebagaimana citra industri telenovelanya. Masih banyak kesenjangan sosial di dalamnya. Ngomong-ngomong industri telenovela Meksiko saat ini benar-benar mengalami kemerosotan dari sisi ekspor karya. Nasib yang lebih ditampilkan India yang masih mampu berdiri dalam tonggak Bollywood. Silaunya Korea memang turut menjadikan tayangan telenovela sedang "punah" dari layar kaca.

Kembali ke Amigos X Siempre
Bicara kesenjangan sosial, di sini dipaparkan bahwa sikap egaliter dalam bersahabat merupakan cara untuk mencegah rasa iri dengan latar belakang antar-teman. Sosok sederhana macam Lourdes, tengil macam Patricia, tajir macam Renata, hingga anak tukang kebun Juan. Salutlah nilai filosofisnya. Tema remaja yang digusung memang segar dan riil. Tidak ada bumbu cinta yang hiperbolik. Konflik Pedro vs Santiago pada akhirnya reda (walau agak antiklimaks). Lantas apa yang paling spesial dari telenovela satu ini?

Inovasi ala Salvador...
Bayangin sekolah yang tadinya menjunjung disiplin kok malah disodorin konser di tengah lapangan.
Orientasi belajar di bangku kelas mampu didobrak dengan kegiatan softskill macam sepakbola dan musik.
Dinding antara siswa dengan guru yang mampu dienyahkan dengan keakraban tanpa takut wibawa jatuh.

Satu lagi, 12 lagu yang jadi soundtrack-nya asik banget buat didenger :) Favoritnya ada dua, yaitu El Ritmo de la Vida serta Pacto de Amor.

ASEAN di AFC Cup

Iseng-iseng ngepoin sejarah sepak bola di benua Asia dan menemukan fakta bahwa negara-negara di ASEAN masih berstatus inferior di kancah Piala Asia. Hal ini tercermin dari tingkat partisipasi yang semakin menurun. Oh ya?

Di awal perintisan turnamen, negara Vietnam Selatan mampu dua kali beruntun masuk 4-besar, bahkan Burma (kini Myanmar meraih peringkat kedua di gelaran keempat alias Piala Asia 1968.

Tahun 1972 Thailand meraih kehormatan sebagai tuan rumah dimana selain mereka, negara Asia Tenggara juga diwakili Republik Khmer. Sayang kedua negara ini kandas di putaran grup. Dua gelaran berikutnya malah hanya menyisakan Malaysia di tahun 1976 dan 1980, namun negeri Jiran ini juga terdampar di putaran grup. Tahun 1984 malah hanya menempatkan Singapura yang sebenarnya berstatus tuan rumah. Makin menukik di 1988 karena tidak ada satupun negara Asia Tenggara di Piala Asia.



Angin kebangkitan menyeruak di 1992 ketika Thailand kembali berlaga di turnamen ini. Bahkan secara kontinu negeri Gajah Putih menjadi peserta di gelaran 1996, 2000, 2004, dan 2007. Dan di tahun 1996, Indonesia (negeri tersayang memulai debutnya) yang kontinu berlanjut juga di 1996, 2000, dan 2007. Secara statistik, Thailand dan Indonesia menjadi negara teraktif di rentang Piala Asia pada masa itu. Hanya ada dua negara lain yang mampu ikut berpartisipasi di tahun 2007, yaitu Malaysia dan Vietnam. Hal ini berarti ada 4 negara ASEAN di Piala AFC 2007, presensi terbaik yang ternyata "diuntungkan" status tuan rumah bersama. Ya tepat Piala Asia 2007 diselenggarakan di empat tuan rumah. Luarrr biasa banget kan??

Namun sayang, selama kurun waktu 1992 s.d. 2007 itu hanya mengapungkan Vietnam sebagai satu-satunya negara ASEAN yang pernah lolos di fase knock-out. Sisanya? Terjerembab di kubangan fase grup. Kian ironis karena di Piala Asia 2011 dan 2015 tidak ada satupun wakil negara ASEAN di hajatan terbesar ini.

Piala Asia 2009? Semoga ada asa bagi Bangsa Indonesia untuk menjadi delegasi terbaik :)


Orientasi, Definisi, dan Perspektif

Seorang anak yang punya bakat public speaking yang luar biasa, tangkas dalam kegiatan outbond, hingga lihai mempraktikkan tarian daerah, akan tetap saja dianggap "tidak lebih cerdas" dari jika IP-nya berkutat di 1 koma ,sedangkan teman-temannya yang lain ber-IP 3 koma.

Dalam hidup kita akan membatasi diri ataupun dibatasi dengan adanya berbagai hal yang menjadi orientasi, definisi, serta perspektif. Orientasi apa yang jadi acuan kita dalam menargetkan akan menjadi seperti apa kita. Definisi apa yang kita gunakan untuk membedakan dengan jelas mana yang sesuai orientasi kita, mana yang tidak, serta bagaimana hal-hal yang sifatnya abu-abu bisa kita condongkan warnanya. Perspektif sebagai gaya melihat suatu gejala bagaimana yang kita pilih.

Bagi orang yang (maaf) atheis, maka orientasi untuk memenuhi perintah agama sudah punah sehingga baik buruk suatu hal akan didasarkan pada nalar. Hal yang berbeda terjadi ketika seorang yang beragama mempunyai pegangan perintah Tuhan dalam kitab suci-Nya sehingga kita akan mengesampingkan egoisme berlogikanya. Selama agama melarang, maka itulah pantangan baginya. Apakah berarti agama kolot? Bukan kolot, tapi kemampuan berpikir kita saja yang terbatas dan kita juga yang lemah sehingga mudah diperdaya sikap membangkang. Bahkan dua argumen terakhir pun bagi saya merupakan cerminan seorang yang beragama.

Korea Utara dengan doktrin yang kuat dari penguasanya tentu menjadikan mereka mengidolai presiden mereka hingga berteriak histeris tatkala melihatnya. Hal yang tentu berbeda di negeri ini ketika di berbagai social media justru muncul komik ataupun meme mengambil topik sang presiden. Padahal sama-sama presiden, kok beda perlakuan ya? Tentu ini dikarenakan cara berpikir yang sudah tertanam dan diajarkan lingkungan sekitarnya. Dengan demikiann orientasi, definisi, hingga perspektif erat kaitannya dengan budaya berpikir yang ada wilayah tersebut. Fenomena blusukan saat ini sangat nge-trend tentu karena menjadi hal yang unik di tengah kebiasaan pejabat daerah yang sering digambarkan berkarakter glamor dan jauh dari masyarakat. Ketika ada seorang pemimpin daerah yang sering mendatangi warganya maka akan jadi fenomena.

Pasca perang dunia II, ada dua berpikir yang saling berebut pengaruh di bumi ini, yaitu liberalisme atau sosialisme. Masing-masing mempunyai cara berpikir yang mengagungkan apa yang menjadi standar terbaik versi mereka masing-masing. Ujung-ujungnya akan ada pembagian tiga kelompok negara, misalnya bagi negara liberalis memandang tiga kelas, yaitu yang maju (diisi oleh negara yang sama-sama liberalis), negara agak maju (diisi negara yang tidak liberalis maupun tidak sosialis), serta negara yang tidak maju (diisi negara sosialis). Begitu pula sebaliknya bagi negara sosialis. Untuk lebih memperkuat cara pandang maka berbagai publikasi ilmiah tentang cara pandang mereka masing-masing pun diterbitkan. Keduanya saling beradu hingga akhirnya Soviet, si penyangga sosialisme dunia pun tumbang. Dengan demikian cara berpikir liberalisme mengambil alih orientasi berpikir di dunia ini. Melalui perdagangan, politik, hingga hiburan kini mengacu pada apa yang menurut negara Amerika Serikat benar. Kebebasan pers saat ini mengacu pada lingkungan pers di negara itu. Musik pun kini berkiblat ke negara yang sama.

Efeknya bagi negara seperti Indonesia mulai terasa dimana mau tidak mau akan menghadapi pasar global. Malah, berbagai minuman beralkohol yang tidak haram bagi mayoritas masyarakat Amerika Serikat pun kini sudah memasuki gerai-gerai minimarket di Indonesia. Untuk urusan bahasa pun kini tak bisa disangkal bahwa Bahasa Inggris sudah memperoleh pengakuan sebagai bahasa internasional, bukan Bahasa Jepang, Mandarin, Arab, Spanyol dll. Walaupun Brazil, Italia, dan Spanyol juara piala dunia di 3 edisi terakhir namun kita tentu sepakat tidak menjadi acuan kita memilih bahasa asing.

Pola pikir tentang definisi sesuatu pun kerap diidentikkan dengan objek tertentu.
Demokrasi itu ya Amerika Serikat
Khalifah itu negara jazirah Arab
Komunis itu Kuba
Mau kayak apa kondisinya kalau demokrasi ya standarnya negara Amerika Serikat, titik.

Pencitraan sebagai Branding KM

Pencitraan, terlepas dari hiruk pikuknya Pemilihan Presiden, ternyata merupakan hal yang harus dipikirkan matang oleh sebuah organisasi dalam lingkungan bersosial. Contoh pencitraan yang paling sukses (selain salah satu kandidat presiden) adalah Wali Kota Bandung, Kang Emil. Berbekal kemampuan melek informasi (dna tentunya didukung orang-orang sekitar), dia mampu membangun citra positif pada dirinya serta Kota Bandung versinya. Menariknya lagi, banyak karya beliau yang pada akhirnya mudah diketahui masyarakat karena citranya sudah terlanjur positif. Tentu jadi pelajaran berharga bagi Keluarga Mahasiswa (d/h Keluarga Besar Mahasiswa) maupun Ikatan Keluarga Mahasiswa untuk mengadopsi konsep tersebut. Cukup dengan ber-socmed kah? Kok gampang banget sih?

Citra erat kaitannya dengan visi serta ekspektasi.
Setiap pemimpin tentunya memiliki visi serta ekspektasi. Itu wajib. Pencitraan sebagai branding KM merupakan strategi yang harus dibangun di awal sehingga semangat yang tertuang di dalamnya dapat lebih mudah diwujudkan. Optimis, penuh kreatif, kritis, ceria, penuh cinta, persahabatan, darurat dll itu semua merupakan citra ketika sejak terpilihnya seorang ketua maka harus segera dibangun. Gebrakan pencitraan di awal menjadi hal yang penting sehingga apa yang ditawarkan lebih jelas.

Tentu kita lebih mudah mengetaui seperti apa Kota Bandung yang ditargetkan oleh wali kotanya sekarang karena citranya jelas dan positif. Tak heran respon positif untuk ikut serta lebih mudah didapat. Hal ini patut ditiru oleh KM.

Yang penting kerja nyata
Namun seringkali kesuksesan di lapangan tidak semua orang tahu. Ada progja pembangunan sarana publik untuk masyarakat, ada advokasi beasiswa, hingga pencerdasan anti-korupsi. Namun ujung-ujungnya keberpihakan mahasiswa di dalam KM akan kembali pada apa yang mereka ketahui. Di sinilah peran pencitraan, bukan sebagai riya tetapi metode untuk membangun kepercayaan publik.

KM saat ini dalam keadaan genting
Satu per satu rekruitasi diperpanjang karena kekurangan SDM disertai alibi yang diplomatis
Tingkat partisipasi terhadap kegiatan yang melibatkan KM anjlok drastis.
Pucuk penggerak KM punya visi apa pun entah apa yang ditangkap /dimengerti oleh yang menjadi anggota biasa KM
Sudah saatnya bekerja lebih terbuka
Sudah waktunya membangun citra KM sebagai awal untuk mewujudkan jalinan penuh rasa percaya
Dengan demikian apa yang dicitrakan tak lagi hanya pencitraan tapi kenyataan

Tinjaulah roadmap KM melalui visi dan misi penggeraknya
Sinergikan seluruh elemen di dalamnya
Gaet kepercayaan melalui pesan-pesan kreatif di social media
Galang kebersamaan yang tidak dibatasi program kerja
Tapi ingat bahwa pencitraan sebagai branding KM tidak cukup, pencitraan hanya trigger/pemancing di awal... Komitmen untuk realisasi itu jadi kuncinya

1 Grup 4 Negara 4 Konfederasi

Trivia Piala Dunia 2014
Ada tiga grup di Piala Dunia yang bersumber dari 4 konfederasi yang berbeda, yaitu:

  • Grup A yang diisi Brazil (COMNEBOL), Kroasia (UEFA), Meksiko (CONCACAF), dan Kamerika (CAF)
  • Grup C yang diisi Kolombia (COMNEBOL), Yunani (UEFA), Pantai Gading (CAF), dan Jepang (AFC) dan secara geografis persis dari 4 benua
  • Grup F yang diisi Argentina (COMNEBOL), Bosnia-Herzegovina (UEFA), Iran (AFC), dan Nigeria (CAF) dan ini juga persis dari 4 benua.


Apakah ini pertama kali terjadi?

Di Piala Dunia 1930 s.d. 1938 tidak ada sistem grup maka jelas tidak terjadi satu grup diisi kontestan yang benar-benar berbeda benua. Sedangkan di rentang 1950 s.d. 1982 grup yang terjadi masih mempertemukan negara satu konfederasi/benua yang sama, tidak ada yang benar-benar unik.

Sejarah mencatat Piala DUnia 1986 di Grup B sebagai momen pertama kalinya sebuah grup diisi 4 negara berbeda asal konfederasinya, yaitu Meksiko (CONCACAF), Paraguay (COMNEBOL), Belgia (UEFA), serta Irak (AFC).

Dan perlu 12 tahun untuk memunculkan kondisi serupa dimana pada Piala Dunia 1998 di grup H berkumpullah Argentina (COMNEBOL), Kroasia (UEFA), Jamaika (CONCACAF), serta Jepang (AFC). Empat tahun berselang Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang menghadirkan kisah dimana Brazil (COMNEBOL) menjajal Turki (UEFA), Kosta Rika (CONCACAF), serta Tiongkok (AFC).

Gejala ini kembali berlanjut tatkala Portugal (UEFA) memuncaki klasmen Grup D Piala Dunia 2006 di Jerman setelah memngangkangi Meksiko (CONCACAF), Angola (CAF), serta Iran (AFC). Tak cukup di grup D, di grup F pun jadi lahan bagi Brazil menjamu Australia (OFC), Kroasia (UEFA), serta Jepang (AFC). Ini berarti terdapat dua grup dengan komposisi persis 4 klub asal 4 konfederasi berbeda.

Frekuensi fenomena demikian meningkat di Afrika Selatan 4 tahun silam dengan jumlah 3 grup. Pertama grup A yang dihuni Uruguay (COMNEBOL), Meksiko (CONCACAF), Afrika Selatan (CAF), serta Prancis (EUFA). Disusul grup B berisikan Argentina (COMNEBOL), Korea Selatan (AFC), Yunani (UEFA), serta Nigeria (CAF). Dan terakhir grup G yang membaurkan Brazil (COMNEBOL), Portugal (UEFA), Pantai Gading (CAF), serta Korea Utara (AFC). Khusus grup B dan G, keempatnya murni dari 4 benua berbeda hehee.

Sebagai catatan, komposisi negara di tiap grup yang disampaikan tadi (kecuali untuk Piala Dunia 2014 tentunya) berdasarkan peringkat akhir. Artinya Di Piala Dunia 1986 s.d. 2006 benua Asia alias AFC selalu tampil sebagai juru kunci ketika bersaing dengan negara-negara dari benua/konfederasi lain. Pengecualian terjadi di 2010 dimana Korea Selatan tampil sebagai runner up Grup B Piala Dunia 2010.



So, menarik untuk disimak apakah Iran 2014 dan Jepang 2014 akan mengulangi nasib Irak 1986, Jepang 1998, Tiongkok 2002, Iran 2006, serta Jepang 2006 ataukah melanjutkan kisah inspiratif Korea Selatan 2010?

Review X-Men The Days of Future

Review X-men
Salah kartun favorit walau tidak bisa konsistensi mengikutinya. Dan harus diakui nuansa "dark" sangat melekat di berbagai versi movie film ini. Khususnya di X-men The Past of Future. Dari judul kita sudah bisa menebak bahwa akan ada dua alur, yaitu masa lalu dan masa depan.

Film ini dibuka dengan aksi survival sejumlah mutan yang tersisa dimana harus diakhiri dengan genoside oleh robot-robot Sentinel pemusnah mutan. Kekuata yang berubah-ubah nan kebal menjadi titik pembeda kekuatan saat perang tanding . Satu per satu mutan bertumbangan, hingga dimulai petualangan kilas balik yang dilakukan oleh Wolverine.

Lagi-lagi kita tentu bertanya kenapa harus Wolverine yang jadi tokoh sentral? Dan lagi-lagi pula jawabannya ada pada kemampuan menyembuhkan diri yang sangat cepat sehingga dia dianggap mampu bertahan dari tekanan batin saat kembali ke masa lalu. Sebuah hal yang tak mampu dilakukan oleh Profesor Xavier maupun Magneto (Erick) yang diceritakan sudah berdamai dan kehabisan strategi untuk menyelamatkan nasib mutan dari pembantaian.

Apa ya yang spesial dari film ini?

Sebelumnya harus diingat bahwa skenarionya didasarkan pada komik aslinya terbitan era 60-an 70-an, sebuah masa dimana komik Marvel merupakan senjata propaganda Amerika (Bintang Putih-Biru) dalam mencitrakan keburukan Uni Soviet (Bintang Merah). Dan hahahaa kita dicekoki kurikulum yang justru saat ini Uni Soviet sudah bubar.

OK kembali ke pertanyaan sebelumnya.

Film ini megisahkan tentang karakter. Ada watak  konsisten ala Wolverine yang harus sabar menghadapi Prof. Xavier muda yang sangat bengal dan sudah putus asa. Kemudian sosok Erick yang entah mengapa kok bisa cerdas banget menyusupi robot-robot Sentinel dengan besi mikro sehingga bisa ia kendalikan. Tak lupa Mystique yang diceritakan akhirnya legowo tidak membunuh presiden serta si dokter ble'e. Padahal si Mystique udah ampe nangis-nangis liat foto-foto mutan lainnya dibunuhdna dijadikan bahan eksperimen robot.

Sejumlah adegan slow motion yang ada di momen yang pas. Pertama saat Xavier, Erick, Morgan dikepung pasukan Pentagon tanpa disangka QuickSilver langsung bergerak sangaaaat tangkas membelokan arah peluru sambil iseng mengatur "koreografi" pasukan lawan sehingga terjadilah peluru nyangsang dan pasukan mendadak bertumbangan tanpa alasan yang (tidak) jelas. Yang kedua di adegan tragis dimana Storm, salah seorang loyalis X-men ditikam robot Sentinel dari belakang dan dilempar ke jurang. Entah kenapa di bagian ini rasanya agak merinding. Adegan tak kalah merinding juga dipetik ketika Wolverine dililiti kawat tebal dari kaki hingga dada dan dililitinya bukan di luar tubuh, elainkan menembus kulit, oto, dan tulangnya. Walau dia punya kemampuang menyembuhkan diri secara cepat tetap saja agak ngilu melihatnya.

Untuk efek berantem maupun ledakan bisa dibilang sudah sesuai SOP-nya Marvel. Yang jelas, suasana kelam di masa depan sangat terasa sekaligus memberi peringatan tentang bahaya perang, terlepas apakah itu manusia vs mutan ataupun manusia vs manusia.

Oh ya, kalau dengan suksesnya misi Wolverine ke masa lalu yang akhirnya masa depan berubah, bahkan om Cyclopse dkk hidup kok muncul pertanyaan "Lha terus iku nggawe film X-men nganti pirang-pirang episode men go' opo??" (translate "Lha terus membuat film X-men macam-macam episode buat apa?") wkwkwkwk

IF3201 Ngondang ka Tasikmalaya

Sebuah gerombolan pelajar dipertemukan di sebuah kelas perkuliahan dengan titel resmi "IF-32-01". Berbagai kisah klasik tentang pergulatan baris-baris coding-coding-an menjadi warna tersendiri di samping sebuah telenovela manis tentang "Constraint". Istilah yang terakhir terinspirasi dari sebuah termonologi di dunia basis data, tapi diadopsi ke dalam sapaan kelas untuk berlaga di Liga IF dan Olimpiade KBM. Double winner di Liga IF 2010 dan 2011 merupakan era yang tak hanya manis secara prestasi tapi juga soliditas kelas.

Seiring berjalannya waktu tak terasa satu per satu memasuki jenjang pernikahan dan kali ini giliran tiba bagi Febriyana Sudrajat, jejaka yang merupakan pakar basisdata plus gelandang bertahan Constraint. Hubungan yang telah dibina sejak SMA *cmiw* akhirnya berhasil dimuluskan di ranah pelaminan. Dan sekedar info, di Sabtu depan, salah satu kawan karib di Constraint yang gokil asal Denpasar, yaitu Primaditya Fajar Baskoro akan menjalani hal yang sama dilanjutkan Ika Sofiana sepekan berselang. Kok rodo ungsum yo?

Walau jauh di selatan Tanah Pasundan, tak menghalangi komitmen persahabatan untuk mencapai lokasi. Dua mobil menampung para pemuda harapan Bangsa (dan mertua) merengkuh perjalanan yang masyaAllah nyasarnya lumayan ble'e hehee.

For 3 Nice Friends

Dua pekan yang mmm...nggak disangka...
Tiga personel PAJ Group menutup bab karirnya di Jalan Samali 3 ini. Mereka adalah Mba Hafifah, Mba Rani Rusliana, dan Bang Eri Dariato. Agak kaget, terutama dua yang terakhir. Masing-masing ketiganya sudah melewati dua tahun yang kece fi tiga departemen berbeda. Ipeh di Finance, Ran di Analyst serta Gezo di IT.

Hafifah... Nama yang unik karena kalau dibalik ya sama saja. Dengan panggilan "ipeh" (logat betawi) tentu tak sulit untuk membingungkan personel lain dengan panggilan saya, ive. Awal kenal beliau ya pendiem dan lebih akrab dengan personel perempuan. Boleh jadi dia salah satu yang paling sabar menangani orang macam saya yang gemar menukar jatah lunch package dengan dana segar hehee.

Rani Rusliana
Si otak matematika yang gemar k-Pop hahaa. Awal saya di lantai 1 dia jadi rekan satu meja bersama Mas Nanda dan Mas Bandung. Karakternya enerjik dan simpatik. Tak heran nyambung dengan personel di berbagai bagian. Sukses buat keluarga yang sedang dibangun.

Eri Dariato
Striker yang tak pernah kehabisan akal dan pantang menyerah. Saya masuk ke IT Telkom eh dia udah lulus. Saya masuk UI dia udah lulus. Koplaklah...

Nama pertama sempat denger slentingan mau hengkang. Yang ketiga H-1 baru tahu via socmed dan koplaknya nama kedua baru saya sadari setelah sepekan beliau tidak masuk wkwkwk

Barokallah utk kalian dan jaga silaturahim y^^