Roadshow IDKreatif: ISI Yogyakarta

  20131030_IK_Goes_To_Campus_ISI_Jogja_5
Masih dalam rangkaian Indonesia Kreatif Goes to Campus, kali ini Tim Indonesia Kreatif berkunjung ke sebuah kampus yang berlokasi di selatan Yogyakarta, tepatnya Jalan Parangtritis, Bantul, yaitu Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta). Dengan mengambil waktu penyelenggaraan pada hari Jumat (25/11), roadshow di ISI Yogyakarta kali ini memunculkan subsektor pasar barang seni sebagai topik diskusi antar-stakeholder ekonomi kreatif. Pembicara yang dihadirkan adalah sebuah komunitas kreatif yang berdomisili di Yogyakarta, yaitu JogjaForce, serta seorang akademisi bidang pasar barang seni, Mikke Susanto.

Roadshow IDKreatif: MMTC Yogyakarta

20131030_IK_Goes_To_Campus_MMTC_4
Setelah menggemakan inspirasi mengenai riset dan penelitian di Universitas Gadjah Mada, Tim Indonesia Kreatif melanjutkan Roadshow Indonesia Kreatif Goes to Campus ke Sekolah Tinggi Multimedia MMTC Yogyakarta. Pada roadshow yang diselenggarakan pada hari Kamis (24/10) ini, tema yang digusung adalah televisi dan radio. Sebagaimana roadshow sebelumnya, Indonesia Kreatif juga mengundang insan kreatif untuk berbagi inspirasi. Khusus di MMTC Yogyakarta kali ini, insan kreatif yang dihadirkan berjumlah dua orang, yaitu Marini Irsanti serta M. Arief Budiman. Keduanya memiliki latar belakang berkaitan dengan dunia pertelevisian dan radio. Marini Irsanti merupakan seorang ahli strategi pemasaran periklanan di media elektronik, sedangkan M. Arief Budiman yang saat ini menjadi CEO Petakumpet, mempunyai pengalaman dalam menciptakan produk iklan kreatif di media elektronik. Keduanya diharapkan mampu menularkan energi positif kepada mahasiswa-mahasiswa MMTC Yogyakarta agar menjadi the next creative actors yang sukses dalam dunia televisi dan radio.

Roadshow IDKreatif: Universitas Gadjah Mada

20131030_IK_Goes_To_Campus_UGM_4
“Anda bisa bayangkan kalau di dunia ini Tuhan menyampaikan ‘Nyamuk, lenyaplah kamu dari muka bumi’, maka berapa perusahaan obat nyamuk di seluruh dunia ini bakal tutup? Berapa jumlah pengangguran yang harus ditanggung negara?”
Sekelumit pertanyaan itu dilontarkan seorang pembicara di ruangan Audio Visual, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Pembicara itu tidaklah sekedar asal bercanda. Pertanyaan itu justru menjadi cambuk bagi para mahasiswa UGM yang menjadi peserta Indonesia Kreatif Goes to Campus (IKGTC). Setelah mengusung tema kerajinan di ISI Surakarta, Indonesia Kreatif melanjutkan roadshow di Kota Yogyakarta dengan UGM sebagai kampus pertama yang dijelajahi. Padaroadshow kali, topik yang diangkat adalah subsektor riset dan pengembangan dengan seorang bintang tamu inspiratif yang juga merupakan CEO Petakumpet, yaitu M. Arief Budiman. Riset, menurut Arief Budiman, memegang peranan yang yang penting dalam proses kreatif. “Tanpa riset, tidak akan bisa dinilai valid tidaknya serta sukses tidaknya sebuah usaha. Riset adalah industri besar yang bersembunyi di balik industri yang saat ini sedang berkembang di pasar.”

Roadshow IDKreatif : IKGTC ISI Surakarta

20131030_IK_Goes_To_Campus_ISI_Solo_2
Surakarta, dikenal sebagai kota yang kreatif, termasuk kreatif dalam seni kerajinan. Salah satu potensi di bidang seni kerajinan ini adalah generasi muda yang aktif dalam mengeksplorasi ide-ide kreatif. Dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta  menjadi salah satu pusat kreativitas generasi muda di Surakarta dalam bidang kerajinan. Hal inilah yang menjadi alasan Indonesia Kreatif mengunjungi kampus ini sebagai rangkaian Roadshow Indonesia Kreatif Goes to Campus (IKGTC).
product designer di Universitas Pelita Harapan. Waktu itu dia harus langsung mengerjakan berbagai proyek di bengkel, bahkan proses seperti mengampelas atau mengelas harus dilakoninya tanpa bantuan tukang. Saat ini Gladys, lebih fokus di bidang desain interior dengan menggunakan bahan dasar kayu.
Gladys mengawali diskusi pada hari itu dengan sebuah tips yang penting bagi perajin muda di ISI Surakarta agar mampu bertahan di tengah pasar. Tips pertama adalah keharusan untuk mempunyai ciri khas. “Kita yang bergerak di dunia kreatif, dunia desain sangat penting sekali untuk mempunyai sebuah ciri khas. Karena kalau kita punya ciri khas, orang lain lihat kita akan langsung tahu. Mereka akan langsung punya pemikiran kepada kita dan itu bisa kita jadikan nilai jual untuk produk kita,” jelasnya. Karena itulah, seorang perajin perlu keberanian untuk memilih apa akan menjadi ciri khas produknya sehingga ke depannya perajin dapat fokus dalam mempelajari teknik-teknik yang berkaitan dengan ciri khas produknya. Ciri khas ini pulalah yang menjadi pembeda dalam kaitannya kompetisi antarproduk di pasar.
Dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan ciri khas, tentu perajin akan menghadapi berbagai tantangan, misalnya saja kegagalan secara berulang-ulang dalam bereksperimen. Gladys sendiri mengakui bahwa hingga saat ini, dirinya kerap menghadapi kesulitan saat bereksperimen, namun hal itu tidak mengendurkan semangatnya dalam berkreativitas. Justru, dia menganggapnya sebagai peluang untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu lain guna dikombinasikan dengan ilmu kesenian, sehingga produk yang diharapkan dapat direalisasikan.
Ciri khas produk yang menjadi identitas unik seorang perajin pun memerlukan masukan dari orang lain agar produk yang dibuat tidak menjadi egoisme sepihak, melainkan sesuai dengan selera pasar. Dan untuk memperoleh ciri khas unik, Gladys berpesan bahwa seorang perajin bisa memikirkan sesuatu yang tidak dipikirkan orang lain.

Memorial: RS Librayanto

14 November dini hari, seorang bocah masih mengetik menghapus mengetik lagi menghapus lagi coding-an pada laptopnya di lantai 3 studio Probindo AJ. Sembari menikmati "candu"itu, tab browser yang dibuka adalah facebook. Dengan agak ngantuk, bocah itu membaca sebuah info dari kawannya yang updatestatus tentang doa untuk kesembuhan ayahnya yang sakit. ""Eh, ini si Andy ada apa ayahnya?"langsung bocah itu terperanjat. Dalam hitungan detik, si Andy menge-chat si bocah itu. Percakapan yang lumayan panjang yang membuat si bocah itu lupa dirinya sedang ngantuk. Berbagai pikiran dan kenangan menggelayutinya. Librayanto, demikian nama ayah dari Andy, kawannya, sedang sakit parah dan masuk RS Kardinah Tegal.

Pagi harinya, si bocah yang ditelpon ibunya mengabari bahwa ayah kawannya ini (yang juga saling kenal dengan keluarga si bocah) masuk RS. Namun berselang (hampir) 3 jam, Allah menggariskan takdir-Nya, RS Librayanto tutup usia yang ke-64 tahun.

Rasanya masih terdengar samar obrolan asyik saling ledek dengannya beberapa bulan lalu. Seorang ayah yang sangat hangat dalam memperlakukan anak-anaknya, bahkan kawan-kawan anaknya pun diperlakukan dengan amat baik. "genk"(kecil-kecilan) antara saya, Ina, Andy, dan Lana pun tak lepas keakrabannya dari peran beliau. Bahkan ketika tahu saya gemar dunia komputer dan ingin kuliah di jurusan komputer, beliau mengenalkan saya dengan Mas Wisnu, kakak sulung Andy, untuk memberikan semangat.

Tahun 2004 kami mengawali silaturahim ini dan semoga ibadah bersilaturahim ini bisa diteruskan oleh saya kepada keluarga beliau.

Bahkan mengabari Lana tentang kabar ini pun sudah cukup membuat saya tertegun. 

Hmm, tapi bukankah apa yang Allah gariskan selalu menyimpan pelajaran. 
Pelajaran untuk terus menyadari keterbatasan umur dan bagaimana kita mengisinya
Tentang bakti seorang anak kepada orang tuanya
Dan sungguh inilah pelajaran yang berharga bagi kita yang masih hidup, lebih khusus yang masih mempunyai orang tua.

Selamat jalan Pak Libra...
Silaturahim saat medio 2005, (kiri ke kanan) 
Andy, Sheva, Lana, mas Bram, saya, Ina, dan mas Wisnu dimana beliau yang memotret. 
Semoga kesuksesan kami (yan tak luput dari dukungan dan bantuan beliau) bisa menjaga bekal beliau di alam sana

11

Hari kesebelas
Bulan kesebelas
Dan tentang tiga pemain bernomor punggung sebelas

Neymar Junior di FC Barcelona, karirnya mulai menemukan tahta sebagai putra mahkota Azulgrana tanpa mengkudeta Messi sebagai raja. Assist demi assist ditorehkan membuat pelatih mempunyai banyak alternatif untuk merancang susunan di mulut gawang lawan, yaitu Messi, Alexis, Neymar, Pedro, Tello, Afellay, bahkan Fabregas dan Iniesta. Di El Classico Oktober lalu dialah pencetak gol pertama sekaligus pemberi assist di laga derby Catalan.

Mesut Ozil di Arsenal FC, karirnya tiada yang memprediksi bakal berlabuh ke Gunners ketiak dia makin menjulang sebagai pondasi penting di Real Madrid. Pindah ke klub yang sering diolok-olok sebagai SSB lantaran hanay bisa menelurkan pemain bintang untuk dibeli klub lain. Tapi lihat atas di sebelah mana Arsenal pada tabel klasmen EPL hingga pekan ini? Kontribusi Ozil? Cek di statistik permainana Arsenal

Gareth Bale di Real Madrid, digadang-gadang sebagai manusia termahal di jagat sepakbola, namun Bale masih perlu waktu beradaptasi walau liga mulai memasuki penghujung putaran pertama. Butuh revolusi strategi untuk mengakomodasi peran Bale, tapi dengan segepok ambisi tiap pemain di sebuah klub sekelas Madrid siapa yang sudi mengalah? Waktu akan menjawabnya

Bulan Sabit Melengking

Percayalah pada kuasa Illahi
Allah itu Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita
Maka jangan jadi makhluk yang sok tahu dan sok mengatur takdir
Gantilah keluhan dan berisiknya gugammu dengan ikhtiar yang tulus

Percayalah pada kuasa Illahi
Allah itu Maha Pemelihara umat-Nya
Maka jangan manja tatkala diuji dengan sedikit pahit
Jangan pula kau obral murah ikhtiarmu demi pujian manusia sekitar

Apabila memang kau niatkan sebagai ibadah
Maka harusnya dan sepatutnya orientasimu ialah Illahi
Jika kecewamu menyeret pada kekufuran
Ataupun pencananganmu tergapai dengan kelupaan pada-Nya
Maka bagaimana bisa kau persembahkan hidupmu sebagai shodaqoh untuk-Nya

Ekspedisi Andalas Siger-Tanjak #1

Pulau Sumatera, dengan wujud backslash alias garis miring yang menghadap ke kanan, merupakan destinasi yang saya rencanakan untuk dikunjungi. Dengan berpikir realistis, maka tempat yang paling konkret untuk disinggahi, maka Bandar Lampung menjadi objek yang masuk daftar "list to visit this year".
Hingga H-1, saya sendiri masih tanpa persiapan  kecuali nawaitu :)

Dan akhirnya 11 Oktober 2013 bada Isya (lebih satu jam) satu mulai ekspedisi ke Pulau Andalas ini

Hanya menyediakan slot waktu untuk sholat, setelah itu tanpa pikir panjang, walau lebih tepatnya kurang berpikir, langsung saya menuju ke Pasar Rebo. Hati ini terlalu yakin hingga larut malam masih ada bus yang menuju ke Merak. Setelah menanti nyaris satu jam, ternyata beneran ada #langit_merekah wadaww... nggak dapat tempat duduk, tak apalah yang penting bisa menikmati aksi ngebolang hehee. Dan alhamdulillah sampai juga di pelabuhan Merak sekitar setengah dua belas malam. BTW, burung atau at least patung meraknya di sebelah mana sih? LOL Ternyata ongkos nyebrangnya murah tenan lho.. Kalau dikonversi tarif naik angkot di Bandung, maka biayanya lebih murah dibandingkan jurusan ITT/Tel-U ke ITB bolak-balik. 


Antri bro

Rame banget gegara mau libur Harpitnas







MasyaAllah kapalnya penuh kali, tampaknya lantaran ada harpitnas yee, alhasil diri ini hanya bisa menikmati tidur persis di atap kapal =_= Ada sebuah momen perenungan mengenai janji untuk lebih baik yang terpatok di atas atap kapal malam itu. Pada akhirnya, diri makin makin menyadari dan menikmati kekerdilan diri ini atas kebesaran Illahi. Sesampainya di Bakauhuni, mulailah saya menyadari  bahwa saya sama sekali belum menentukan hendak kemana pasca-meningjakan kaki di provinsi ke-26 itu. Jangankan hendak menentukan kemana, membuka peta provinsi Lampung saja lupa =_=

Okay, saya harus tetap tenang dan tetap ganteng (yg ini abaikan)Saya harus menuju ke Bandar Lampung entah seberapa jaraknya. Nah, mulai dilanda kegelisahan karena tidak ada bus yang tulisannya ke Bandar Lampung, semunya bertuliskan Bakauhuni-Rajabasa. Mmm, Rajabasa itu jauh nggak ya dari Bandar Lampung? Iseng (akhirnya) buka Google, oh ternyata Rajabasa itu nama terminal utama di Bandar Lampung. wkwkwk, akhirnya diri ini mulai menemukan titik cerah (baru setitik nih bro). Di bus itu sendiri, ada seorang anak sekitar umur 17-an bertanya, "kakak dari IT Telkom y?" Sempat heran, ternyata dia ini memang anak IT Telkom yang mengenali asal kampus saya karena saya mengenakan jaket PDKT #jrengjrengggg

Mulai terbangun ketika Subuh menyapa, saya tersadar bahwa jalanan di sini relatif lebih lebar daripada di kawasan Pantura, tapi lubang yang menganga di tengah jalannya pun lebih lebar. Sempat terdengar suara kernet menanyakan ke semua penumpang "ada yang turun di Unla?" Karena penasaran seperti apa suasana di situ plus yakin dari Unla pasti banyak kendaraan ke kawasan kota, akhirnya saya turun di sini. Di Unla, suasananya asri plus pepohonan memberi kesan yang sejuk. Agak mirip suasananya dengan di UNS hehee.






Trans Bandar Lampung dari luar

Trans Bandar Lampung dari dalam

Mulai agak siang, itu artinya waktunya jalan-jalan dan baru saat itulah saya membuka Google untuk mengetahui lokas-lokasi objek wisata dan ternyataaaa lokasinya menyebar hampir semua sudut provinsi Lampung. Mulai berpikir realistis, ini tidak mungkin tergapai semuanya, okayy prioritas yang ada di sekitar sini deh? Trus apa donk? Eaaa kebiasaan buruk males Google ketika melakukan perjalanan memang jadi rutinitas kurang baik untuk dileastarikan. Baiklah, kit anikmati saja perjalnana dengan ngebolang di ibu kota Lampung. Pokoknya apa yang ditemui di jalanan, itu adalah yang menarik #menghibur_diri Eh ada Trans Bandar Lampung, kayak TransJogja nih, eh ko beda ya? Kernetnya nawarin langsung ke calon penumpang, nggak pakai tiket ataupun loket, bayarnya di bus ketika sudah mulai jalan dan bis aturun dimana saja *syaratketentuanberlaku* #unikkali #terusbedanyadenganangkotbiasaapaya??

Ngomong2, saya agak takjub melihat arsitektur bangunan di sepanjang jalan yang selalu ada mahkotanya, ada yang "hanya menampilkan dua dimensi "flat" ada pula yang membuatnya dalam versi 3 dimensi. Tanya dan googling akhirnya saya tahu itu namanya siger. Tampaknya ini kawasan beribu Siger (saya sebut beribu saja , itu pun saya yakin kemungkinan lebih hehee). Taktik dalam perjalanan memakai bus ketika bingung arah adalah bilang saja hendak ke terminal akhir, catat objek di sekitar jalan yang menarik untuk dikunjungi (nanti lakukan pejalanan arah balik ke objek-objek itu, at least buat foto narcis ga jelas LOL). Observasi saya menunjukkan objek menariknya adalah
  • Kantor Gubernur+DPRD Lampung
  • Jalan belasan kampus #namajalannyalupa
  • Pasar berburu oleh-oleh
  • Masjid Agung Lampung dengan bundaran dikelilingi kaligrafi
  • Sentra oleh-oleh keripik pisan :)
  • Museum Lampung


Gerbang Kantor Gubernur+DPRD Provinsi Lampung

Arsitektur model Siger ada di mana-mana

Salah satu kios membeli oleh-oleh keripik pisan rasa apapun :)

Ternyata selain ada Universitas Lampung ada juga Universitas Bandar Lampung

Museum Lampung dari kejauhan

Al Qur an pada penyebaran Islam di zaman Kerajaan Tulang Bawang

Siger beserta kain tapis

Narcis di dalam Museum Lampung

Narcis di pelataran Museum Lampung

Kaligrafi Asmaul Husna



Nggak jadi ke Palembang via kereta api

Nah....lumayan juga nih objek yang terdeteksi, malah mulai ragu-ragu apakah seharian cukup untuk menikmati semuanya ya? Bismillah :)

Hari mulai sore, terpikir ide gila untuk melanjutkan perjalanan ke Palembang. Dulu ngelihat peta di kantor sih agak tepat. Ya tapi itu kan peta se-Indonesia, ya skalanya kecil bangetlah (1:berapaaaaaa). Dan niat itu semapt pupus tatkala tiket kereta api menuju Palembang sudah habis. Tapi hati berujar mantap untuk menuju ke situ. Bismillah, beli tiket kereta api untuk dua hari berikutnya yang pagi hari dari Palembang ke Bandar Lampung. Artinya saya punya kesempatan cuma malam ini untuk menuju ke Palembang. Entah bagaimana caranya. Permasalahannya adalah naik apa? Naik bus? Tarifnya 150-an ke atas. Tapi pertolongan Allah muncul, seorang kernet tanpa tedeng alih-alih sudi menurunkan harga tiket sesuai kemampuan saya. "Bang.... makasih banyak bang...semoga bisnis abang lancar"

Bismillah menuju Palembang ^_^