Jogja... Oktober ber-RoadshowIK

Setangkup Rindu (walau tidak) Seperti Dulu
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja


Kita di lagu itu mengacu pada berangkai kebersamaan yang terjalin antara saya dengan sejumlah relasi di Yogyakarta. Ada yang sesama alumni Smansawi, ada yang sesama (alumni) IT Telkom (lebih khusus HMIF), dan tentunya kawan-kawan RGM-TBTD. Sungguh berbagai nostalgia itu membuncah tajam ketika dihadapkan pada pemandangan jalanan Yogyakarta dari dalam mobil. Rasanya ada bayangan saya di pinggir jalan hendak berangkat PKL, agaknya ada saya bercengkerama di salah sudut Gelanggang Mahasiswa, lumrahnya ada saya dan seorang senior (yang sedang ber-S2) bersampingan menuju Mardliyyah (samping Sardjito). Ah, bahkan tatkala diri ini hanya berkawan dengan kesepian, Yogyakarta tetap mampu menggulirkan magisnya dengan mempermainkan emosi saya. Kalau boleh egois, Bandung dan Yogyakart menjadi domisili idaman, hehee. 

Petualangan kali ini memang berbeda, walaupun di tiap petualangna saya di Yogyakarta pun tentunya menggusung kespesialan tersendiri. Ada yang benchmarking BEM, ada yang 100% ngebolang (hanya karena nanggung udah nyampe Solo), ada acara Pramuka, ada PKL plus piknik bareng BPHHMIF, ada seminar ilmiah bidang IT. Dan di dalam episode ini, saya berkesempatan "berkeliaran" sebagai kru Indonesia Kreatif di 3 kampus selama 3 hari (plus 1 sore+malam hehehee). Simpelnya gini, Indonesia Kreatif mengadakan roadshow ekonomi kreatif di FEB UGM, MMTC, dan juga ISI Yogyakarta. Awalnya saya tidak disertakan karena posisi saya PIC IT, namun karena satu dan lain hal, maka akhirnya nama saya yang diutus mencari dragon ball di Yogyakarta. Kalau ditanya ngapain saja saya di situ, saya agak bingung ngejawabnya karena peran saya emang lebih mirip gelandang bertahan, semua yang tidak masuk jobdesk anggota tim lainnya yang sedang roadshow maka itu area kerjaan saya, simpel kan hehee

Keterlibatan saya di petualangan ini sebenarnya sudah dimulai sejak 11 Oktober lalu ketika RoadshowIK berlangsung di Binus University. Hasilnya alhamdulillah merujuk ke sebuah artikel ini :), kalaulah ada yang bertanya kenapa memakai kata "memantik", itu lebih disebabkan influence yang menjangkiti saya atas perjuangan teman-teman Pemantik Telkom University dalam membangun generasi anti-korupsi di Telkom University.

Nah, kembali ke topik utama yaitu petualangan di Yogyakarta yang diawali dari perjalanan singkat di Solo pada Selasa 22 Oktober lalu. ISI Surakarta menjadi lokasi Roadshow dimana kondisi sana sangat ramai, faktor pengerahan masa via Himpunan Mahasiswa menjadi katalis kesuksesan acara ini ditinjau dari antusiasme peserta. Itu baru yang bisa dihitung, yang tidak bisa dihitung alias kualitatif, tampak pada sejumlah pertanyaan kritis yang ditujukan kepada bintang tamu di sesi itu, yaitu Gladys Angelina. Bisa dibilang event di ISI Surakarta ini menjadi top scorer ditengok dari presensi plus keramaian. 

Suasana ramai di ISI Surakarta 

Tanpa tedeng-tedeng menginap, atau bahkan sekedar jalan-jalan cari souvernir, Tim Roadshow langsung menuju ke Yogyakarta, khususnya Kabupaten Bantul kawasan Paris (Parangtritis). Sempat pula malam harinya mengitari lokasi Roadshow untuk esok harinya. Walau tidak melintasi kawasan Sendowo, khususnya Mardliyyah dan cuma bisa menengok dari kaca jendela modil yang dibuka, terus terang rasanya ingin melambai #tapi jelas langsung dianggap aneh ama teman-teman di mobil.

Okay, matchday is begun. 
Hari pertama lalu RoadshowIK bertempat di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada yang dulunya Fakultas Ekonomi (saja), tepatnya Menara Pertamina. Acara alhamdulillah lancar. Tempatnya sangat representatif dengan posisi kursi membentuk tribun yang menanjak sehingga memudahkan audience menikmati presentasi si pengisi acara. Bintang yang akan sharing kali ini adalah M. Arief Budiman. Awalnya saya mengira dia orang yang pendiem plus jaim tingkat cumlaude. Itu terlihat sejak dijemput di depan menara Pertamina hingga "anteng"-nya selama Roadshow dilangsungkan sampai pada momen dia tampil. Dan asli saya tertipu matang-matang, orangnya gokilll parah dalam menyusun kata. Keren pisanlah. Sepintas omongannya datar dan sesekali sok lugu, tapi justru di situlah konten lawakannya mengena. Berikut cuplikan kultwit Tim RoadshowIK selama berlangsungnya pemaparan Re-Search, Re-Creation oleh beliau. Dosen UGM (lupo namanyo) di matkul kewirausahaan jgua bercerita bahwa di mata kuliahnya, mahasiswa (secara berkelompok) melakukan online business untuk memantik naluri ber-entrepreneur, mirip banget matkul inov di IT Telkom. Diantara sekian audien, ada seseorang yang tampak "pangling" ngelihat saya (ya saya juga agak pangling dengan wajahnya yang familiar), dan ternyata #drumroll itu kak Juli, salah seorang anak TBTD UGM. Ajakan main ke Sanggar tak lupa disampaikan termasuk oleh ka Asih yang langsung nyuruh silaturahim ke Sanggar, pengin banget main ke situ...tapi #air mata rintik membahasi tanah

Presentasi mas Arief (CEO Petakumpet) di UGM dengan topik Re-Search, Re-Creation

Sudut pandang dari tribun audien

Narcis heula di depan FEB, cuaca terik panas sehingga terkesan merem =_=

Selepas diskusi yang sifatnya agak teoritis (karena tidak otomatis langsung dipraktikan), maka Tim RoadshowIk langsung menggeber kendaraan menuju Jogja Digital Valley untuk silaturahim dengan Pakar10, yaitu sebuah "komplotan" pecantu koding (y nggak semuanya maniak coding sih, ada yang bagian ngedesain). Obrolan mengenai 5 fitur website Indonesia Kreatif berlangsung lumayan sersan (serius nyaris tidak santai hahaa). Orang-orang di Pakar10 tipikal sama seperti anak IT pada umumnya, yaitu gokil dan nggak bisa diem. Di sana didemokan juga aplikasi user untuk website Indonesia Kreatif yang baru. Pokoknya salutlah dengan kerja keras mereka. 

Naluri empat orang di Tim Roadshow kali ini adalah berjiwa nge-bolang sehingga menjelang sore, kami pun bergegas (ya nggak bergegas juga sih, agak layah leyeh dulu sembari ngantuk =_=) menuju Pantai Parangtritis. Kecean dengna ombak pantai plus eksperimen foto-foto jelas menjadi agenda yang khusyuk untuk dilakukan oleh saya hahaa. Dan menjelang malam, sepaket angkringan plus kopi jos menjadi sajian malam itu. Kangen juga euy ngangkring bareng Bowo di Jogja maupun ngangkring bareng teman-teman Pramuka di TW/NP. Setelah mondar mandir tersesat tanpa tahu arah jalan pulang terjatuh dan tak bisa bangkit lagi #skippp akhirnya santapan utama malam ini berpusat di Dixie. Dan di sini mas Riyan alias om PM masih melanjutkan diskusi mengenai Portal Indonesia Kreatif. Ya nggak masalah sih sebenarnya, cuman mmm, teknis banget dan saya tipikal orang yang sangat tidak bisa menolak ajakan orang untuk diskusi, maka diskusi agak serius pun saling terlontar antara kami plus Mas Ade.

Sebuah sore di Pantai Parangtritis, teringat 2009 bareng BEM dan 2012 bareng HMIF

hari kedua dan ketiga, tampaknya harus di-pending ketikannya lantaran sudah larut malam, saya ngantuk, apalagi hari ketiga  di Jogja ya emang baru dilaksanakan besok. Okay, Jogja...Jogja, memang istimewa. Bahkan #sebagian teks hilang dilanjutkan sebuah senyuman :)
#laptop langsung dimatikan
#lanjut di pool Primajasa
#yeyeyeyyyyy kawan esce#ketje lahiran :)

#lanjutkan curcol hari kedua
Hari kedua di MMTC Yogyakarta berlangsung sedikit di bawah ekspektasi, faktor sedang UTS dan acara sore hari boleh jadi menjadi faktor kekurangramaian. Padahal pembicara dari kalangan industri kreatif dua orang lho, yaitu mba Marini Irsanti dan mas Arief Budiman (stand up comedy lagi nih wkwkwkkk). Kalau pembawaan mba Anti serius dan lumayan tajam statsitiknya (tapi nggak pakai macam Poisson maupun tabel distribusi binomial), maka mas Arief membuka sharingnya dengan kalimat "sudah waktu Ashar, saya persilakan teman-teman yang belum Sholat untuk sholat karena apa yang saya sampaikan sangat tidak lebih penting daripada sholat teman-teman", kesannya memang bercanda, tapi sebuah reminder yang tajam lho. Berbagai quotes kocak terlontar darinya, salah satu diantaranya adalah Kamu ngerjain skripsi itu ada manfaatnya nggak? Kalau nggak ada, ya nggak usah bikin skripsi, tapi bikin yang lebih hebat lagi manfaatnya (buat kampus dan buat kamu)

Mas Arief kembali ber-stand up comedy di MMTC

Hari ketiga sekaligus hari terakhir di Jogja untuk event itu, yaitu di ISI Yogyakarta yang berlokasi hanya 1,5 jam dari penginapan kami di kawasan Bantul. Di hari ini, dapat dibilang saya agak jor-joran dalam mengeluarkan tenaga lantaran itu hari terakhir. Alhamdulillah pesertanya banyak dan antusias dalam mengikuti pembicaraan. Sedikit kekurangan terletak pada alokasi waktu diskusi yang agak mendekati waktu persiapan untuk ke masjid sehingga sejumlah mahasiswa pulang lebih dulu. Jika di dua kampus sebelumnya, sosok bintang tamu lebih mendominasi acara, kali ini justru si dosen, Mikke Susanto yang mampu memikat perhatian saya dengan berbagai pemaparan konsep pemasaran untuk barang seni, misalnya bagaimana penentuan harga.

 mas Toto sedang memperkenalkan Indonesia Kreatif

Pasca-sholat Jumat, suasana mulai gelisah karena masih belum puas jalan-jalan. Maka dengan agak nekat (terancam telat naik pesawat), saya, mba Ria, dan Mas Toto menjelajahi Kota Jogja mencari oleh-oleh. Mas Toto dengan gudeg, saya dengan bakpia, dan mba Ria yang ngeborong kerudung. Dan memang, kita nyaris terlambat naik pesawat. Namun, pada akhirnya, semua masih dalam rencana. Kami berhasil naik pesawat dengan tepat waktu dan pada waktunya hehee. 

Oiya euy,, lah laruik sanjo di AdiSutjipto

RoadshowIK belum selesai, Senin harinya saya harus menyelesaikan artikel (yang belum beres), laporan pendahuluan Portal (yang barusan beres), dan tentunya ngoding website KCM dan BPPI (yang belum beres juga =_=). Mas Toto dan Mba Ria akan menuju ke Surabaya-Malang-Denpasar ditemani Mas Irvan. Selamat berkreatif kawan :)

Roadshow IDKreatif : Binus University

20131018_Roadshow_Goes_To_Campus_BINUS_1
Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang seringkali dianggap remeh oleh kebanyakan orang. “Iklan itu yang penting lucu”, barangkali opini semacam ini yang timbul di sebagian masyarakat. Padahal untuk membuat sebuah karya yang berperan sebagai media iklan/promosi, dibutuhkan kreativitas yang orisinil, bernilai estetika, dan mampu menyampaikan tujuan iklan tersebut. Maka sebagai langkah untuk memantik kreativitas di bidang periklanan, Indonesia Kreatif dalam Roadshow Indonesia Kreatif Goes to Campus (IKGTC) di Universitas Bina Nusantara (Binus University) jurusan Creative Advertising menyelenggarakan talkshow yang mempertemukan tiga stakeholder dalam ekonomi kreatif pada hari Jumat, 11 Oktober 2013. Tiga stakeholder yang dihadirkan dalam talkshow kali ini adalah akademisi dari Binus University, khususnya jurusan Creative Advertising, praktisi dari industri kreatif yang diwakili oleh XM Gravity, serta pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Talkshow ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan mengenai kebutuhan dunia industri periklanan serta perkembangannya dari masing-masing stakeholder tersebut dalam mewujudkan progresivitas ekonomi kreatif, khususnya subsektor periklanan.
20131018_Roadshow_Goes_To_Campus_BINUS_3
Talkshow ini dimulai dengan pemaparan perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dari tahun ke tahun serta pengenalan platform Indonesia Kreatif oleh Managing Director Indonesia Kreatif, Riyanto. Beliau menyampaikan bahwa ada tiga stakeholder yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi kreatif, yaitu pemerintah, dunia industri, serta akademisi. Karena itulah, sinergitas ketiganya mutlak diperlukan untuk menghubungkan kebutuhan dan keinginan dari tiap stakeholder. Tak lupa, diperkenalkan pula roadshow Indonesia Kreatif yang dilangsungkan pada bulan Oktober sampai November 2013 di 15 kampus dengan mengusung 15 subsektor di tiap kampus.
20131018_Roadshow_Goes_To_Campus_BINUS_2
Talkshow sesi berikutnya dibawakan oleh XM Gravity selaku perwakilan dari praktisi industri kreatif subsektor periklanan. XM Gravity merupakan agen kreatif yang telah berdiri sejak 1995 dan bergerak di bidang digital advertising, dengan klien dari berbagai bidang, antara lain telekomunikasi, kesehatan, transportasi, dan kuliner. Di kesempatan ini, XM Gravity yang diwakili oleh tim kreatifnya, mengulas tentang bagaimana teknis pengolahan ide kreatif yang berlangsung dalam dunia industri periklanan. Dalam kenyataannya, menciptakan produk periklanan yang kreatif memang membutuhkan proses yang tidak instan. Orisinalitas dan keunikan jelas menjadi harga mati, di samping keharusan untuk memenuhi kebutuhan klien. Selain aspek teknis, terdapat pula aspek non-teknis, misalnya selera klien vs selera konsumen yang sering menjadi dilema bagi insan kreatif bidang periklanan. Salah satu hal yang patut diperhatikan dalam membuat produk periklanan yang kreatif adalah pentingnya riset terhadap kondisi masyarakat selaku konsumen, khususnya kecenderungan mengenai selera yang tengah berkembang di masyarakat. Dengan memanfaatkan berbagai fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang tengah berkembang saat ini, maka pelaku industri kreatif subsektor periklanan diharapkan mampu menyerap informasi mengenai kondisi masyarakat sebagai masukan dalam menciptakan produk periklanan yang sesuai dengan selera masyarakat. Melalui riset terhadap kondisi masyarakat inilah, produk periklanan selain bernilai orisinil, kreatif, juga mampu menyampaikan pesan kepada konsumen.
20131018_Roadshow_Goes_To_Campus_BINUS_4
Roadshow IKGTC di Binus University ini juga menampilkan sejumlah presentasi dari karya-karya mahasiswa jurusan Creative Advertising. Karya pertama berupa kampanye bertemakan Adventure Experience The Pasar buatan Teri yang dilatarbelakangi fenomena bahwa mayoritas anak muda Indonesia enggan masuk pasar karena kesan kumuh yang melekat pada pasar. Melalui karyanya, Teri mempromosikan pasar dengan asosiasi baru, yaitu suasana lebih menarik dan penuh tantangan ala anak muda dengan harapan generasi muda mau berbelanja ke pasar. Produk periklanan kreatif buatan mahasiswa Binus University lainnya adalah Ojekway karya Hafiz. Ojekway merupakan konsep menjadikan ojek sebagai alternatif bertransportasi untuk masyarakat kelas menegah ke atas dan eksklusif. Produk kreatif lainnya dipresentasikan oleh Yosephine, mahasiswi Binus University yang juga menjadi kontributor di Kreavi.com, khususnya aplikasi microsite Snack. Sebagai kontributor, Yosephine memberikan ide berupa image blogging, yaitu gambar sebagai materi utama dalam artikel website. Dengan konsep image blogging inilah, pembaca akan lebih mudah mencerna informasi yang disampaikan melalui gambar/foto.
20131018_Roadshow_Goes_To_Campus_BINUS_5
Sebagai penutup, perwakilan Kemenparekraf, Mohammad Djufri, menyampaikan apresiasi mendalam atas kreativitas produk-produk Binus University yang disebutnya sebagai kampus superkreatif. Di kesempatan ini pula, beliau juga mengutarakan harapannya agar tiga stakeholder dalam ekonomi kreatif dapat bersinergi. Kemenparekraf yang saat ini sedang membuat pemetaan dan direktori pelaku kreatif bidang periklanan, menemukan sejumlah gagasan menarik yang didapatkan dari momen ini. Yang pertama yaitu ide untuk menyelenggarakan kompetisi desain periklanan di Binus University. Berikutnya adalah peningkatan komunikasi untuk saling membantu dalam mempromosikan produk periklanan ke luar negeri, maupun pendelegasian akademisi ke berbagai event kreatif di luar negeri yang bermuara pada peningkatan kualitas produk-produk kreatif di Indonesia.
—–
Foto: Dokumentasi Indonesia Kreatif

Read more at http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/indonesia-kreatif-goes-to-binus-university-memantik-kreativitas-dalam-periklanan/

Accumulative Silent

Diam aku asumsikan sebagai solusi
Peredam amarah tatkala nalar enyah dari ubun-ubun
Dimana cermin itu berkoar tentang cerita yang dipercayakan padanya
Dimana lara hati menjadi jajanan yang diumbar

Diam aku asumsikan sebagai penawar luka
Penetral asam basa penganaktirian ala kawan sejawat
Dimana perspektif yang dirangkai seenaknya subjektif
Dimana ego menggulitakan kepekaan nurai

Diam aku sajikan entah hingga kapan
Mungkin ketika aku bangun dari garis nadir
Mungkin saat obrolan cairkan keanguhan tiap kita
Tapi tiada pernah kuharap sapaan sebasi embun silam

Bagaimana bisa aku tumbuh bila terus dikerdilkan opini
Bagaimana bisa aku optimis ketika cercaan jadi sarapan
Dan bisakah aku berlari tatkala merangkak pun aku dihujat

#puisi setengah lagu balada ini terinspirasi dari cerita seseorang yang sekecewa-kecewanya hati lantaran diremehkan habis-habisan oleh sahabatnya sendiri

Tengadahkan Asamu

Ekspedisi ini belum berakhir
Malah hidup masih berupa rentetan episode yang penuh misteri
Ikhtiar kitalah yang menentukan kualitas hidup kita
Hidup yang hanya sekejap tanpa terprediksi kapan dan bagaimana episode akhirnya

Tataplah langit yang tiap hari berulang kali memayungi
Apakah tak malu kita bila stagnan dalam keputusasaan?
Dan tidakkah kau kufur bila menyia-nyiakan umur yang Allah beri
Tengadahkanlh asamu
Tundukkanlah tawakalmu
Perbanyaklah sujudmu

12 Oktober 2013 10.39
Di atas perahu di tengah Sungai Musi

Sindiran Sebuah Ke(tidak)pantasan

Lama tidak menulis, mmm lebih tepatnya lama tidak mengetik pikiran di blog ini. 95% ketikan saya selama tiga pekan ini lebih banyak tercurah di layar codingan.

Tak terasa sudah nyaris 5 bulan dari (apa yang saya sebut) Toba Fushima. Banyak hal yang berubah sejak insiden (entah kenapa saya tulis di situ "insiden").
Yang pasti saya semakin introvert dan sangat mudah minder. Bukan berarti ini merupakan sebuah keluhan, sebaliknya bagi saya ini adalah tantangan.

Tentang sebuah kepantasan, boleh jadi itu terhitung epos, boleh jadi pula berstatus elegi