Kitalah (yang seharusnya) Menjadi Solusi

Kadang kita bingung sering mendengar celotehan bahwa masa depan muslim di Indonesia di ujung tanduk. Kita merasa cinta Islam, tapi kenyataannya statistik tanpa angka alias pengamatan langsung pun sudah cukup mendeskripsikannya.

Jumlah pemuda yang menunaikan sholatnya di masjid/mushola sangat minim. Apakah sesibuk ini (termasuk saya) muslim muda di Indonesia menyempatkan waktunya. Memang kita jangan pula berburuk sangka bahwa tidak sholat di masjid tidak berarti lupa kewajiban sholat. Toh, tiap orang hal prioritas yang ga mudah untuk dijelaskan dalam argumentasi.

Namun, perlu disadari pula bahwa ada nilai-nilai positif yang penuh barokah ketika kita bisa menunaikan sholat di masjid/mushola, apalagi ketika adzan berkumandang kita langsung menjawabnya dengan langkah penuh semangat ke rumah Allah. Usia kita masih muda, sungguh sangat mudah bagi kita untuk menumbuhkan cinta dan keterpautan dengan masjid sehingga masjid akan makmur dan hidup serta keberlangsungannya sebagai pusat dakwah Islam akan terjaga.

Kita memang solusinya, namun solusi seperti apa yang bisa kita buktikan?
Kita punya seribu argumen, tapi Allah punya berbagai pintu hidayah dan balasan dimana jumlah dan arahnya tidak terhingga.
Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk memenuhi panggilan-Nya

Senang Melihat Desain Dipergunakan

Jadi desainer itu harus legowo ketika ide ditolak. Alhamdulillah hal itu sering terjadi sehingga saya sangat bersyukur tak terhingga ketika ada kerjaan saya yang dipakai. 

Ketika di BEM 2010 sebagai persembahan terakhir saya untuk Kabinet Perjuangan, saya mendesain kaos dengan konsep scrabble/teka-teki berisi nama seluruh pengurus. Inspirasi berawal dari kuliah SBD, saya ngelamun dan muncullah ide itu ampe dibela-bela semaleman nyusunnya (maklum ga tahu algoritma buat ngebikinnya biar mangkus). Jadi walau akhirnya dapat E, at least ada hasil produktif dari kuliah itu hehee.  Bagian belakang berupa kartun/maskot bikinan Dhita. Tanpa banyak cincong (kecuali urusan harga) satu kabinet setuju walau tidak pesan semua. 



Kesempatan berikutnya muncul ketika Rani Fery mengirimkan kabar hendak walimahan. Ceritanya umbrus yang panjang mengenai kado dna piala hingga memunculkan saya yang ditumbalkan untuk membuat desain piala bergilir plus kado berupa poster twitter berisi testimoni teman-teman di AmGaNas0508.



Kesempatan paling gres hadir ketika turnamen IAIS Cup, lantaran tidak banyak yang mahir ber-Corel, akhirnya saya diminta mendesain kaos panitianya. Terinspirasi dari jersey away Shaktar Donekts musim ini dan siluet pesilat di kaos Alek Nagari, maka jadilah desain yang dipakai oleh mereka.




Seneng banget yang tak terhingga. Royalti memang tiada, tapi kebanggaan yang tiada bisa diukur dengan nominal ketika menyaksikan orang-orang tersebut menunjukkan/mengenakannya.

(bukan IMK tapi IMQ) Interaksi Manusia (dengan ) Quran

[repost dari MQ IT Telkom]

Berinteraksi dengan Al Quran

Salah satu materi dari Ust Agus Subagio dalam Mukhoyyam Quran kedua, setelah sebelumya digelar di Masjid Al Irsyad Padalarang, yang digelaroleh MQSU kemarin (pertama di IT Telkom, red) judulnya adalah langkah-langkah untuk berinteraksi dan menguatkan interaksi dengan Al-Qur’an.
Image
Jadi, ada tujuh langkah untuk berinteraksi dan menguatkan interaksi dengan Al-Qur’an, yaitu :
1. Ar-Roghbah
“Ar-Roghbah” diartikan sebagai kemauan yang keras. Kemauan untuk bersama dan berinteraksi terus dengan Al-Qur’an. Kemauan ini harus diungkapkan dan dituliskan. Misalnya saja menuliskan target tilawah (membaca, red) Al-Qur’an 1 juz per hari, target muroja’ah (mengulang hapalan, red) 1 juz per hari, dan target ziyadah (tambahan hafalan, red) 1 halaman per hari di buku rencana kita.
Ada beberapa penyebab rendahnya “Ar-Roghbah” berinteraksi dengan Al-Qur’an, seperti:
a. Keimanan yang lemah
b. Sangat cinta dunia.
Betapapun sibuknya kita, jika memiliki kemauan yang keras pasti akan selalu ada waktu yang kita sisihkan. Walaupun itu pada akhirnya mengorbankan waktu-waktu yang dengan kita sendirinya sadari tidak terlalu bermanfaat semisal menonton TV. banyak berbicara dengan teman, dls.
Kemauan yang keras juga akan memicu bantuan dari Allah yaitu dibukakan jalan berupa kelapangan waktu, tenaga dan kesempatan. Masih ingat bukan pepatah juga mengatakan, “Man Jadda, Wajada”
Bagaimana menjaga kemauan kita agar tetap kuat? 
Naik turunnya kemauan adalah hal manusiawi seiring keimanan yang kita miliki. Namun itu juga bergantung seberapa besar nilai Al Quran dalam diri kita. Sahabat Rasul sampai mengatakan bahwa Al Quran lebih baik dari apa-apa yang dikumpulkan oleh para pencari dunia. Jadi tinggikan nilai Al Quran dalam diri kita
2. At-Tanfidz
“At-Tanfidz” diartikan sebagai aksi/tindakan. Ar-Roghbah saja tidak cukup, harus berlanjut ke AKSI. Make the willingness real.
Jadi, apa yang telah dituliskan tadi diaplikasikan, dilakukan. Kemudian didukung dengan banyak mendengar murotal Qur’an, perbanyak koleksi murottal dengan berbagai Qori, membaca buku tentang Al-Qur’an.
Ikut komunitas dan membentuk komunitas tahsin dan tahfizh juga salah satu cara ampuh karena interaksi dengan Al Quran itu akan lebih kuat jika bersama-sama.
Kisah Umar bin Khattab dan Al Walid bin Mughiroh
Umar yang mati dalam hidayah Islam dan Al Walid dalam kekafiran memiliki kisah menarik untuk kita simak.
Umar masuk Islam ketika mendengar saudarinya membaca Quran surah Ath Thaha. Mendengar alunan penuh makna yang indah ia langsung bertanya, “Apa yang engkau baca itu?”. Tak puas mengetahuinya ia menemui Rasulullah dan saat itulah juga ia bersyahadat kemudian.
Lain halnya kisah hidup Al Walid, seorang penyair yang terkenal karena menguasai berbagai jenis syair di dunia. Ia diutus kaum kafir untuk membujuk Rasul mengehentikan dakwahnya. Dengan kemampuan speaking-nya dia menghadap rasul dan menanyakan “Apa yang engkau kehendaki, Muhammad?”
Ketika ditawari harta, tahta maupun wanita Rasul hanya menjawab dengan salah satu bagian surah dalam Al Quran. Al Walid lantas terhenyak. Pertama kali ia mendengar makna indah seperti itu. Tak mungkin ia tak lantas masuk Islam. Ia masih berminat menimbang-nimbang. Akhirnya di perjalanan ia bertemu kawan-kawannya dari kafir Quraisy dan kekagumannya pun hilang. Akhirnya dia tidak jadi masuk Islam dan bahkan menganggap Al Quran berisi sihir belaka.
Dari dua kisah tersebut kita bisa menarik kesimpulan. Ketika kita menunda-nunda boleh jadi nikmat iman dan islam kita akan perlahan terkikis oleh waktu dan keadaan. Karena seyogyanya penundaan kebaikan akan hanya bermuara pada dua hal :

Adekku (makin) Keren

How amazing you are !!!
Keren pisan emang adik saya

Di Pramuka alhamdulillah dapet rezeki bareng partnernya (lupa namanya) berupa juara II kategorinya juga saya lupa di Loka Bhara. Di Ambalan Gajah Mada pun dia makin aktif, betah, dan asyik. Itu terasa dari bagaimana dia antusias dalam menceritakan berbagai petualangannya yang heboh, padahal saya bila ke adik saya biasa saja dalam menceritakan keasyikan di Pramuka.

Soal corat-coret menggrafis pun dia makin demen, desainnya pun lumayan ketjelah, dibanding zaman saya SMA, dia lebih teratur dalam menentukan komposisi warna serta punya referensi yang jelas.

Di sela-sela kesibukannya, dia masih mampu konsisten dalam mejaga ritme akademiknya. Target masuk IPA/NS terpenuhi, tak hanya itu, nilainya pun cukup mencengangkan, apalagi Kimianya. Tapi dia masih lebih memfavoritkan TIK dibanding Kimia (kebalikan saya nih).

Dan yang paling saya kagumi dari dia adalah kemampuan itu untuk memilih apa yang menjadi passion-nya tanpa terpengaruh jejak saya di SMA dulu. Dia ikut Pramuka, dia sibuk ngedesain, dia doyan TIK dan Kimia, dan masihhhh banyak lagi, itu bukanlah instruksi dari saya, melainkan pilihan, pilihannya sendiri, pilihan yang dia jalani dengan enjoy.

(seinget) Gue juga ga pernah "menang"

Maghrib lalu, sebuah kabar "unexpected" muncul di whatsapp, kawan saya yang tergabung di kontingen MTQN dari kampus IT Telkom mengabari bahwa kontingen IT Telkom tidak ada yang bisa membawa pulang "oleh-oleh" (baca:gelar juara).

Well, juara (apapun peringkatnya) merupakan suatu titel yang sangat mahal harganya, diidamkan, dan tentunya membanggakan. Membanggakan tapi juga melenakan, dan pastinya menyakitkan bagi rival yang dikalahkan. Semua orang tentu ingin menjadi pemenang walaupun ditutupi kata bijak "yang penting berusaha sebaik mungkin". Maka pasca pengumuman hasil seubah kompetisi, akan ada dua golongan, "pemenang" dan "pecundang". Tidak ada yang berada di keduanya? Kenapa tidak ada zona abu-abu? Jawabannya ada di paragraf selanjutnya.

"pemenang" dan "pecundang", keduanya saya beri tanda kutip karena bagi tiap orang ada definisi masing-masing, baik si peserta kompetisi yang mengalaminya, kompetitornya, ataupun orang lain yang hanya menonton (dan ikut berjingkrak). Maka hak tiap insan untuk melabeli "pemenang" atau "pecundang" pada seorang/sekelompok peserta kompetisi. Bagi yang mendefinisikan "pemenang" sebagai peraih peringkat pertama maka Borussia Dortmund adalah "pecundang" di UCL musim lalu, tapi bila yang mendefinisikan "pemenang" adalah yang tim yang bisa mengalahkan tim Real Madrid atau Barcelona maka Dortmund tergolong "pemenang" (bersama Muenchen, Celtic, dan AC Milan). Jika seseorang menargetkan masuk 5 besar, di sebuah turnamen maka hasil peringkat 3 menempatkannya sebagai "pemenang", walaupun bagi si ambisius pengincar peringkat 1 menilai peringkat 3 adalah tempatnya "pecundang".

Sehingga "pemenang" dan "pecundang" kembali pada apa yang diniatkan, boleh jadi orientasi pada hasil, boleh jadi pula berpulang pada proses yang dilalui.

Jika berpatokan pada "pemenang" itu hanya untuk peringkat 1, maka (seinget) saya pun saya juga tidak pernah memenangkan kompetisi apapun dalam konteks individual. Alhamdulillah jika konteks tim saya terbantu teman-teman saya meraihnya bersama-sama :D. Namun saya enjoy saja (cenderung cuek) dengan berbagai celotehan yang menyebut saya "pecundang". Mungkin karena terbiasa dalam suasana medioker dan tidak pernah diunggulkan kali ya. Lomba IPU di SD Margasari juara II, SMP ga pernah ikutan lomba, Lomba Mapel TIK SMA Tegal juara II, Olim Kimia SMA Tegal juara II, KTI TKPP juara III, KTI Undip peringkat 6, Olim Statistik ga lolos final malah, GemasTIK cuma final. Mungkin karena itu ketika mendengar ketidakberhasilan membawa piala di atas, saya bisa memahami rasanya. 

Kompetisi memang mengasyikan, karena menjadi titik ukur kita mempertinggi prestasi. Apakah berarti orang yang tidak pernah memenangkan kompetisi merupakan orang yang bodoh? orang yang merugi? atau malah orang yang celaka? Jawabannya  kembali berpulang pada definisi dan tentunya seberapa diri ini mensyukurinya.

Ketidakberhasilan meraih peringkat 1 merupakan ujian. Apakah kita masih ingat dan dekat dengan Allah ketika terjadi hal tersebut?

Duniawi memang menggiurkan, 

Inspirator Menulis

Ada beberapa orang yang menjadi inspirator saya dalam menulis, siapa sajakah mereka?

Norma Etika, beliau ketua KIR saya di SMA (saat itu saya cuma wakilnya). Dan untuk urusan tulis menulis ilmiah beuhhh dia sekian tingkat langit di atas saya. Tempat kuliahnya, yaitu STIS pun digaet melalui jalur spesial, yaitu juara 1 Olimpiade Statistika (5 besar langsung mengikuti seleksi masuk STIS tahap lanjut) . Di STIS, "midas"-nya dalam menulis masih terbukti, bahkan tidak hanya urusan menulis ilmiah, menulis santai macam blog pun dia geluti, ini link-nya normaetika90.tumblr.com. Keren parahkan dia, begitu ngliat dia aktif nulis di sana, jelas naluri saya ikut tertarik buat ikut nulis.

Rinaldi Munir, dosen ITB yang satu ini sebagaimana Norma, menjadi inspirasi saya dalam menulis ilmiah maupun santai (tapi muatannya masih ilmiah lho). Beralamat di rinaldimunir.wordpress.com, beliau aktif dalam menyampaikan berbagai gagasan, baik sosial, akademik, budaya, religi, hingga kenegaraan. Keren pisanlah orangnya. Dan untuk urusan menulis karya ilmiah berupa jurnal dan paper, beliau terhitung produktif dan publikatif. FYI = beliau orangnya ramah dan senang berdiskusi.

Achmad Rizal, dosen IT Telkom yang satu ini sangat luwes orangnya, tidak jaim, dan gemar menulis juga, baik yang virtual alias blogging di arl.blog.ittelkom.ac.id maupun tulisan serius macem jurnal dan paper. Kalau di blog dia lebih banyak mengulas kisah jalan-jalannya, sedangkan di paper, andalan beliau adalah topik instrumentasi biomedis.

Triyoga Adi Perdana, kapten saya di UKM Pramuka, kalau ngomong biasa aja (maksudnya standar seorang ketua), tapi kalau udah nulis asli style sok ganteng beromantis bangetlah hahaa. Gak percaya? Cek aja di triyogaadiperdana.wordpress.com, Belakangan dia agak jarang karena harus ada yang ditulisnya, yaitu di sebuah "masterpiece" (ifuknowwhatimean).

Herpin Dwijayanti, kakak yang bijak satu ini mempunyai passion untuk berdakwah, dan salah satunya dia menjadikan blognya, yaitu herpinspiration.wordpress.com sebagai media untuk dakwah.

Duel Paling Berisik

Rurouni Kenshin episode 49 merupakan laga yang paling filosofis menurut saya. Di fragmen yang berjudul "The Wolf Destroys the Eye of the Heart : The Fierce Attack of the Zero Stance Gatotsu" ini berisi pertarungan antara Hajime Saito dengan Usui. Keduanya boleh dibilang tipikal samurai berdarah dingin yang secara tampang masih stay cool pasca menjalankan tugasnya bertarung hingga ajal lawan-lawan mereka menjadi penutup laga.

Background keduanya unik. Saito yang ex-komandan Shinsengumi batalyon 3 justru bergabung dengan pemerintah karena dia mempunyai misi menegakkan kebenaran "versinya" (Aku Soku Zan) di negara Jepang, padahal sebelumnya batalyon Shinsengumi-nya sempat dianggap duri untuk mewujudkan pemerintahan saat ini. Usui sendiri merupakan lawan Shishio di sebuah laga yang bermuara pada kebutaan dirinya, pasca laga itu justru dia menjadi samurai tunanetra yang mempunyai pendengaran luar biasa, yang justru disebutnya sebagai "mata hati". Dia justru bergabung dengan Shishio di Juppongatana dengan maksud membalas dendam pada Shishio suatu hari nanti.

Laga ini diawali dengan "lelucon" berupa kesalahan Usui menebak tujuan Saito melawannya dan membiarkan Kenshin melanjutkan perjalanan menuju ruangan berikutnya. Usui mengira itu dilatarbelakangi persahabatan diantara mereka, padahal motif dari Saito adalah agar dia leluasa bertarung melawan Usui, bahkan bisa membunuhnya tanpa dihalangi oleh Kenshin. Sejak "lelucon" itulah, Saito yakin bahwa kehebatan Usui bukan karena faktor sihir, melainkan kemampuan mendengar suasana sekitar, termasuk detak jantung dan otot orang di sekitarnya, hal itu yang menyebabkan Usui bisa mengetahui kondisi psikologis orang lain, kecuali Sojiro yang selalu tampak bahagia tanpa merasa sedih.

Secara kehebohan duel, laga ini tidak semenarik Kenshin vs Aoshi, karena duel ini (mungkin bagi pembuat cerita) lebih menengahkan psywar atau perang urat saraf diantara mereka. Dan memang begitulah yang saya tangkap, keduanya lebih banyak mengumbar ejekan dan hipotesis mengenai kondisi lawannya. Dan justru Saito yang lebih bisa mengendalikan diri walau secara fisik dia lebih banyak terluka pada awalnya. Beberapa variasi serangan Gatotsu mental dan menjadi komoditas Usui untuk menyobek kedua paha Saito, tapi dengan ketenangannya, Saito berhasil menghujamkan pedangnya hingga Usui terlempar dan tewas. Sebelum tewas, Usui sempat melontarkan pujian tentang ketenangan Saito yang benar-benar tanpa belas kasihan.


Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan

sumber : muslim.or.id

Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.

Mukmin Sejati Itu Dermawan

Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)

Dari hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya seorang mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)

Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin, mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud (dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)

Keutamaan Bersedekah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.

Diantara keutamaan bersedekah antara lain:

Kembali Melangkah

reff=
Jejak lunglai yang sempat tertatih
Muram durja itu lekas kuusir
Dengan atau tanpa uluran
Hidupku berlanjut tegap melangkah

Semangat dan visi
yang dijadikan isu takkan berpadu
Tentang hati
yang takkan bisa diurai kalimat

Arah tujuan muara yang dikeruhkan kabut
Apakah itu juga yang disebut bencana

Bahkan bila aku berteriak
Bisikan seberang lebih nyaring terdengar

Ketulusan dan kesungguhan takkan sebanding
Dengan apa yang bertajuk kenyataan
Ekspektasi ibaratnya sintesis mimpi

Kecenderungan mewajarkan menyibak usang
Bayangan itu takkan pernah terang

Pertama kalinya bikin lagu di studio IDkreatif

bem, dpm, dan himpunan WAJIB RISET

Warisan terburuk yang (mungkin) diestafetkan dalam "dinasti" per-KBM-an adalah rasa percaya diri yang terlalu tinggi. Mengapa demikian? Tanpa bermaksud merendahkan kredibilitas organisasi tersebut, tapi masih ada sejumlah (tidak seluruhnya) pemikiran dalam melakukan pergerakan yang tidak diawali dengan RISET. Hasilnya sudah jelas ketika argumentasi mereka "dibenturkan" dengan pendapat kontra, yang terjadi adalah kengganan untuk membuka pikiran. Bahkan ketika sudah tidak lagi menjadi pengurus ormawa di KBM, budaya anti-riset ini berlanjut ketika mengerjakan tugas akhir dimana pemahaman terhadap suatu permasalahan kurang bisa menyeluruh, bahkan ada yang angkuhnya mempertahankan pendapatnya.

RISET? Riset yang seperti apa? Bukannya itu kerjaannya lab ya? Mmm, kerjaan dosen kayaknya deh, atau mungkin mahasiswa tahun akhir, pengurus ormawa KBM mah isinya tahun-tahun tengah yang lagi klimaks menikmati momen-momen populer. Well, sudah banyak proker-proker yang berjalan tanpa feedback yang jelas selain LPJ (yang tidak pernah bisa dibaca dengna leluasa oleh mahasiswa umum kecuali LPJ, abis LPJ ya udah lenyap segala transparansinya).

Riset menurut KBBI adalah penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yang baru atau melakukan penafsiran yang lebih baik.

Tidak ada keterangan yang pernah saya baca di kampus bahwa "riset hanya boleh dilakukan oleh lab", artinya mengapa BEM, DPM, Himpunan tidak menyelenggarakan riset? Boleh jadi risetnya ada, tapi prosesnya kurang komprehensif karena metode yang kurang sesuai dengan kasusnya. Boleh jadi pula definisi riset yang dikenal oleh otaknya adalah "penelitian yang bersifat ilmiah, misalnya artificial intelligence, digital signal processing, software engineering", jika iya berarti definisi itu masih terlalu sempit.

Contoh paling simpel adalah RISET mengenai KEBUTUHAN OBJEK,

HMIF FamGath 2013

If INF then FORMAT do TIKA write INFORMATIKA IS THE BEST YEAHHH

Lama juga tak mendengar jargon ini. Suatu jargon yang bila diteriakkan di kampus IT Telkom maka langsung menujukan pikiran pada HMIF. Well, 15 dan 16 Juni lalu Divisi External berhasil mengadakan ngumpul bareng veteran-pengurus, namanya HMIF Family Gathering, mau disebut itu boleh, mau dibilang Reuni HMIF sok mangga, mau disebut Nostalgia HMIF karepmu. Intinya membongkar lagi semangat untuk mewujudkan HMIF yang lebih baik #cieleh

Sarapan dulu yukkk

Acaranya dimulai dengan menanti, menanti, dan menanti hingga akhirnya sejumlah komplotan mengadakan sarapan bareng di Fatimah PGA. Siapa lagi kepala sukunya bukan si Alvin. Ternyata ditinggal sarapan (padahal udah jam 10) namun di Fodcourt (tempat nunggunya) masih belum ada indikasi mau berangkat. Well, menjelang dhuhur akhirnya berangkatlah kita ke Villa Bunga.

Untuk angkatan 2008 sendiri yang bisa dateng kebetulan 5 orang, yaitu Alvin, Demsy, Donni, Rachdi, dan saya ^_^. Entah mengapa berasa boyband gitu, apalagi liat foto ini, geuleuh pisanlah..

Dari kiri ke kanan = cakahim#1 (simpatisan TopDewa), cakahim#2 (simpatisan TopDewa juga), cawapres TopDewa, timsukses cakahim#2 (simpatisan TopDewa juga), simpatisan cakahim#1 (simpatisan TopDewa juga)

Leluhur yang lebih sepuh banyak lho, ada kang Adit, kang Ferdian, kang Aji, kang BagRul, kang Tepe, kang Andika dll (dan lainnya lupa)

Kang Adit sedang memperkenalkan diri

Sore itu dimulai dengan perkenalan diri oleh para pengurus serta veteran plus perwakilan dari fakultas, yaitu Bu Tisa dan Bu Gia. Malam harinya, acara makin hangat, kenapa? Pertama diawali pentas seni yang menampilkan berbagai (mantan) artis kampus, hehee. Ada yang hafal lirik ada yang ndengung-ndengung yang penting rame. Tensi belum meredup, sebuah ritual jaga lilin musti kita lakoni :p. Seremoni HUT HMIF ke-20 tahun dimajukan sebulan, mumpung lagi rame ngumpul nih :D

Makan Bangkai

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang
(QS Al Hujurat : 12)

Keutamaan Para Penghafal Al-Qur’an

**Keutamaan di Dunia**
1. Menghapal Al Quran merupakan keutamaan rabbani yang datang dari Allah SWT.
Bahkan nikmat menghapal Quran sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapat wahyu.
Rasulullah SAW menjelaskan, “Barangsiapa yang membaca (hafal) Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian hanya saja tidak diwahyukan kepadanya. Tidak pantas bagi hafidzh quran bersama siapa saja yang ia dapati dan tidak melakukan kebodohan terhadap orang yang melakukan kebodohan (selektif dalam bergaul) sementara dalam dirnya terdapat firman Allah.” (HR. Hakim)

2. Seorang hafidz quran adalah orang yang mendapat penghargaan khusus dari Nabi SAW
Diantara penghargaan nabi yang pernah diberikan nabi kepada sahabat penghapal quran adalah perhatian yang khusus kepada syuhada Uhud dengan mendahulukan pemakamannya dan dalam pengiriman delegasi Rasulullah memilih orang yang paling banyak hafalannya sebagai delegasi.

“Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak umlahnya, kemudian Rasulullah mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampaikanlah pada Shahabi yang paling muda usaianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab, “Aku hafal surat ini..surat ini..dan surat Al Baqarah.”Benarkah kau hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i)

3. Menghapal Al Quran merupakan ciri orang yang diberi ilmu
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim.” (QS Al-Ankabut : 49)

4. Hafidz quran merupakan keluarga Allah di muka bumi
Daripada Anas ra. Ia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri daripada manusia.” Kemudian Anas berkata lagi, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Baginda manjawab, “yaitu ahli quran (orang yang membaca atau menghapal quran dan mengamalkannya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.” (HR. Ahmad)

5. Menghormati hafidz quran berarti mengagungkan Allah
Daripada Abu Musa Al Asya’ari ra ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Diantara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati orang Islam yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal quran yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Al Quran tidak diamalkan serta menghormati kepada penguasa yang adil.” (HR. Abu Daud)

Bukan Sekedar Diucapkan 17 kali Sehari

Ada serangkai doa yang dilafalkan minimal 17 kali sehari, yaitu "tunjukilah kami jalan yang lurus; (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat", ini adalah penggalan dari Surat Al Fatihah 6-7.

Doa yang mulia
Doa yang penuh kerendahan hati dalam mengakui Allah sebagai penguasa hati tiap insan
Doa yang diawali berbagai pujian dan penghambaan atas kebesaran Allah
Bila doa tersebut tidak dihayati maupun tidak diucapkan dengan kesadaran, maka godaan untuk "berbelak-belok" akan terus melambai


#AyoPerbaikiDiri #AyoMenyebarManfaat

Apa itu e-Agriculture?

Berikut beberapa definisi dari e-agriculture yang dikutip dari beberapa referensi :

e-Agriculture adalah bidang yang muncul sebagai perpaduan/irisan informatika pertanian, pembangunan pertanian dan kewirausahaan, mengacu pada layanan pertanian, diseminasi teknologi, dan informasi yang disampaikan atau ditingkatkan melalui Internet dan teknologi terkait. Lebih khusus lagi, melibatkan konseptualisasi, desain, pengembangan, evaluasi dan inovatif cara untuk menggunakan teknologi informasi yang ada atau muncul (FAO, 2005).

e-Agriculture adalah bidang yang muncul untuk meningkatkan pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan melalui proses-proses untuk akses pengetahuan dan pertukaran menggunakan informasi dan komunikasi (e-agriculture.com, 2006)

Dalam rencana aksi WSIS, berisi e-agriculture sebagai bidang aplikasi TIK :

  • Memastikan penyebaran sistematis informasi menggunakan TIK pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan makanan, dalam rangka memberikan akses siap untuk komprehensif, up-to-date dan pengetahuan rinci dan informasi, khususnya pedesaan.
  • Kemitraan pemerintah dan swasta harus berusaha untuk memaksimalkan penggunaan TIK sebagai instrumen untuk meningkatkan standar produksi, pemasaran dan keamanan pangan. dan TIK.
·         
Electronic agriculture (e-agriculture) adalah proyek membangun sebuah database yang mengumpulkan sejumlah besar data dari stakeholder seperti berbagai instansi pemerintah, kearifan lokal, pasar, ladang petani, dan lain-lain (Rassameethes, 2007).

e-Agriculture dan e-Agribusiness pada dasarnya adalah pemanfaatan ICT dalam bidang pertanian atau bisnis di bidang pertanian. Dengan kata lain e-agribusiness adalah e-business di bidang pertanian. (Ingale et al, 2007).

Pemanfaatan TIK dalam bidang pertanian sering dinamakan e-agriculture atau e-agribusiness. Pengertian e-agriculture atau e-agribusiness sering diambilkan dari definisi e (electronic) dalam konsep Information and Communication Technology, yaitu kegiatan pertanian dan/atau agribisnis yang memanfaatkan keunggulan ICT seperti komputer, internet, piranti lunak (softwares) dan piranti keras (hardwares), radio, televisi dan perangkat IT lainnya, serta orang yang mengoperasikan ICT tersebut (Soekartawi, 2007).

Catatan 12 Juni malam hari

55 pesan dari 3 percakapan pada WhatsApp muncul di layar ponsel saya yang bernama "Samsul".
Salah satu percakapan adalah grup SC PDKT tahun lalu. Ada isu menarik yang dibahas, yaitu rencana pengubahan beberapa "kebiasaan" ospek yang memang kontroversi dari tahun ke tahun, yaitu

  1. Tidak ada lagi pemisahan maba dengan miba, toh pada kondisi nyata di kampus mahasiswa/i akan bercampur satu sama lain. Jadi aturan pemisahan tsb tidak logis dan tidak relevan.
  2. Jilbab selama ospek tidak diwajibkan menjulur panjang (red-menutupi dada dan lebar), ini dianggap menopengkan miba dalam berpenampilan, karena dipaksa mengenakan jilbab tersebut selama ospek.
  3. Jam malam yang sebelumnya jam 21.00 akan diperpanjang karena dalam berkuliah pun seringkali tugas kelompok larut malam

Komentar pertama saya mungkin simpel "lha, saya yang selama ospek sering tidur ya jelas malulah kalo ampe keliatan lagi ngiler ama miba" hahaa...

Okey, ini beberapa sudut pandang saya, mungkin subjektif, ya terserah, setidaknya saya jujur ^_^

Kalau memang ospek hanya digunakan sebagai pengenalan kondisi kampus, ya silahkan saja. Tapi bila memang ada iktikad baik untuk memperbaiki kondisi individual dan massal, maka pertimbangkanlah matang-matang aturan yang dibuat. 

On the Way Home" by Dewa Budjana

Salah satu lagu instrumen yang menjangkiti saya. Pertama kali denger audionya dari kos kawan saya di Jababeka. Entah kenapa saya langsung demen ama ni lagu. Rasanya syahdu, mungkin karena perpaduan elektrik dengan etnik, salah satu konsep bermusik favorit saya.



Modelling Web Application

Pemodelan aplikasi website merepresentasikan perencanaan website, baik statis maupun dinamis ditinjau dari konten, hypertext, presentase, dan hal-hal lainnya. Secara fundamental, dapat ditentukan ruang lingkup berdasar skema orthogonal yang dijelaskan Gerti Kappel pada buku Web Engineering, The Discipline of Systematic Development, of Web Applications berikut:

Ortogonal 3 Dimensi Pemodelan Aplikasi

Pada phase (fase), pertama kali dilakukan adalah fase analysis, khususnya kebutuhan dan solusi yang dipergunakan dalam website nantinya. Fase berikutnya adalah design, yaitu perancangan prototipe berdasar analisis yang dilakukan tadi yang kemudian diakhiri fase implementation (implementasi), yaitu penerapan ke dalam website.

Di bagian level ada dua tingkatan, yaitu user interface serta application logic. Model pada user interface ditinjau dari sudut pandang pengguna website, misalnya pemilihan warna tampilan, pembagian elemen window. Sedangkan pada application logic, pemodelan mengacu pada proses-proses yang dilakukan aplikasi, misalnya melalui diagram konteks, diagram navigasi. Sudut pandang lojik ini bertujuan menguraikan tipe desain untuk diimplementasikan dalam hubungan struktur status.

Sementara itu, pada aspect, perlu diperhatikan dua aspek, yaitu behavior (tingkah laku) dan structure (struktur). Pemodelan behavior umumnya dibuat dengan use case serta UML, sedangkan pemodelan structure dapat dilakukan dengan misalnya dengan data flow diagram, entity relationship diagram.

Untuk melakukan proses pemodelan, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
  • Berisi representasi domain informasi, fungsionalitas software, serta tingkah laku software
  • Pemisahan representasi-representasi tersebut
  • Bergerak dari intisari menuju implementasi

Tujuan pemodelan adalah mendeskripsikan aplikasi yang dibuat serta menarik batasan dalam website tersebut. Hal ini lebih mengarah pada manajemen ruang lingkup dan menjadi acuan apakah aplikasi yang dibuat mengalami pelencengan atau tidak.

Menikah sebagai Manifestasi Rukun Iman [5]

Rukun iman kelima adalah iman kepada hari kiamat.

Hari akhir dunia yang fana? Kapan? Wallahualam...
Bahkan ketika akal manusia membuat kalender, baik Hijriyah yang mencapai tahun 1434 maupun Mashehi 2013 tahun, namun tidak bisa mengetahui kapan berakhirnya kedua kalender tersebut alias berakhirnya dunia fana ini. hari tersebut dalam Al Qur'an disebutkan dalam berbagai nama lain, diantaranya yaumul qiyamah (hari kiamat), al-qoriah yaumul hisab (hari perhitungan amal), al-haqqaah (yang pasti terjadi), al-ghasiyah (hari pembalasan), ath-thamah (malapetaka yang sangat besar).

Lantas seperti apakah kaitannya pernikahan sebagai manifestasi iman kepada hari kiamat?

Pertama, segala niat, perkataan, dan perilaku kita dalam menjalankan ibadah bertajuk pernikahan akan menemui pembalasannya di hari kiamat. Hal ini merupakan keniscayaan, karena di hari akhir nanti, seluruh umat manusia akan dihisab seluruh amalannya, baik yang mulia maupun yang tercela, bahkan sekecil buah zarah, termasuk pula yang berkaitan dengan amanat sebagai suami/istri.

Kedua, segala amalan yang kita lakukan akan terputus ketika kita meninggal. Artinya ketika maut menjemput, tamat pula upaya kita untuk menyemai amalan. Tapi dengan kemurahan Allah, masih ada tiga jalur untuk mengalirkan amalan walau kita telah berada di alam kubur, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang senantiasa mendoakan orang tuanya. Ketiga jalur ini menjadi isu yang perlu direnungkan, apakah pernikahan yang hendak atua mungkin telah dibangun mengarahkan kita untuk memperoleh ketiga hal ini? 
Benarkan pernikahan hingga akhirnya kita mempunyai keturunan nantinya menjadikan kita tetap istiqomah dalam menyebarkan ilmu-ilmu bermanfaat? Atau malah pernikahan menjadi alasan untuk lari alias pensiun dari dakwah? 
Benarkan keluarga tersebut mampu secara konsisten beramal jariyah? Padahal secara kalkulasi kasar, kebutuhan berumah tangga terus melonjak sedangkan pendapatan stagnan? Atau malah keinginan membahagiakan pasangan hidup menjadikan lalai untuk berbagi pada sesama manusia? 
Yakinkah kalau putra/putri yang kita didik ini menjadi keturunan yang sholeh/sholehah, yang senantiasa berbakti mendoakan kedua orang tuanya? 
Teorinya memang sulit sukar susah, tapi bukankah Allah bersama orang-orang yang mau berikhtiar dan bertawakal kepada-Nya

Ketiga, keluarga merupakan investasi bagi seorang pemimpin rumah tangga. Sabda Rasulullah "Setiap orang diantara kalian adalah pemimpin, dan masing2 dari kalian akan dimintai pertanggung jawaban (oleh Allah) ttg apa yg dipimpinnya."

Wallahualam

(Belum) Mau Gantung Keyboard

Menulis...
Itu salah satu hobi saya, ada beberapa jenis menulis yang saya suka walaupun tidak berarti saya membatasinya :

Pertama, menulis sajak, kebiasaan ini muncul sejak kelas 6 SD, aku masih ingat puisi pertama berjudul Seperti Bintang dan entah kemana bukti kertas otentiknya. Ada suatu keasyikan tersendiri menulis kalimat-kalimat penuh majas dan tentunya penuh #KODE #hahahaaa#ketawalicik. Kadang penginnya dijadikan lagu, namun apa daya kemampuan imajinasi lebih kuat daripada kemampuan memainkan instrumennya. Kalau selama SMP dan SMA sendiri sektiar 300-400 sajak sudah saya telorkan, namun begitu kuliah kurang terarsipkan dengan baik. Mempublikasikannya di media sosial ataupun blog emang banyak isiko, tapi karena saya belum punya niat mengkomersilkan buah imajinasi saya, ya it's OK lah I don't have feeling about it, mungkin kalau ada yang mengklaim buatan dia ya barulah aku kirim kamehame spesial buat dia.

Kedua, menulis pengalaman masa lalu ataupun ide masa depan, kadang narcis sih, ya harapan saya tulisn jenis ini bisa memacu kedisiplinan dalam#eaaa#malah_doa_waktu_upacara, harapan saya tulisan jenis ini bisa membuat saya ingat momen-momen berharga (dan takkan ternilai dengan nominal) bersama sahabat saya maupun wujud-wujud lain anugerah-Nya serta memotivasi menggapai target yang sudah saya tuliskan. Memang ada yang berupa cerita gagal, tapi segagal-gagalnya suatu target bukankah akan menjadi baik bila bermanfaat dan menginspirasi :)


Ketiga, share informasi, yang ini dapat dibilang lebih bersifat "crawling" alias cenderung copy-paste, tapi saya cantumkan ko sumbernya, kategori ketiga ini didominasi tulisan tentang Islam, TIK, serta IPU (Ilmu Pengetahuan Umum), yapss, seneng rasanya bisa berbagi hal yang positif dan bagi saya itu adalah dakwah, bahkan ketika saya share hal yang bersifat TIK dan IPU bagi saya itu dakwah karena TIK dan IPU pada dasarnya adalah ilmu yang dianugerahkan oleh-Nya dan ketika berbagi ilmu didasari ikhlas insyaAllah akan ditambahkan ilmu kita oleh-Nya



Keempat, menulis ilmiah, lhaa ini nih lantaran saya terperosok dalam ekskul KIR di SMA dan tidak pernah memenangkan gelar juara apapun (paling banter peringkat 5 T_T) maka ketika kuliah getolllll sekali rasanya untuk membuat suatu karya tulis, tahun pertama ikutan lomba menulis namun cuma dapet piagam, tahun kedua nihil, tahun ketiga ikutan lomba karya tulis di GemasTIK gagal, tahun keempat plus semester 9 jadi pelampiasan untuk menuntaskan rasa penasaran. Alhamdulillah Allah memudahkannya dengan memberi kado berupa ikut serta konferensi/seminar sebagai pemakalah di SNATI 2012, IISF 2012, KNK 2011, KNSI 2013, dan walau hanya meraih gelar finalis, alhamdulillah GemasTIK menjadi torehan yang berkesan



Kelima, menulis administrasi organisasi, yapsss, sejak menjadi Kerani alias sekretaris putra, rasanya hati ini jatuh cinta dengan hal-hal berbau administrasi organisasi, #ihirrrr#apaandah seriusan lho ini, malah kadang ngerasa gatel kalo liat organisasi yang acak adul administrasinya :(


Keenam, ngoding, yapss, ngodinggg, entah dosa apa yang membuat saya terus berkutat dengna berbagai bahasa pemrograman, tapi jika itu dijalani bukankah artinya kita menyebar manfaat?

Namun, seriring berjalannya waktu, tentu kembali pada salah satu filosofi hidup, yaitu Hidup adalah Pilihan (lagu KLa Project juga nih). Ya... hidup itu pilihan sehingga harus berani mengambil keputusan #jrengjengjeng yaitu menentukan prioritas yang harus dilakukan, bukan berarti saya harus menggantung keyboard.
Memang berat ketika harus melepas salah satu target untuk sementara, tapi percayalah keikhlasan kita akan menjadi pemantik konsistensi kita dalam bertawakal kepada-Nya sehingga makin dekatlah kita kepada Illahi. Dengan rutinitas  yang seabrek, yaitu kerja, tidur, makan, tidur, kerja, makan, tidur #busetttt #ini_hidup_ala_Kintaros hehee, yayayaa, menulis memang menjadi passion, namun perlu dikurangi mengingat ada prioritas yang harus ditekuni dan dipertanggungjawabkan di tempat mengais nafkah, maka semoga Allah mengizinkan saya bisa menulis tentang karya ilmiah, baik itu paper, esai, thesis di kesempatan yang tepat. Tulisan jenis ini dibanding kelima lainnya jelas paling menguras konsentrasi

Angan yang Terapung [versi 1]

Bintang...
Hanya ulurkan kerlip
Bulan...
Acapkali separuh bentuk terangnya

Mendung
Ibaratkan kelam siap hujamkan air mata
Dan hujan tanpa pelangi
Luruhkan s'gala anganku kepakan sayap

Serpihan hati yang terpuruk
Aku punguti rangkaikan sebuah angan
Puzzle semangat yang terkoyak
Aku rekatkan walau entah kepastian gunanya

Dan sekujur benak diayun bimbang
Apungkan asa yang enggan terwujud

Deralah ingatan pada mimpi
Agar dunia nyata saja yang dikecap
Membujur sebongkah kepataharangan
Diiringi sumbangnya kepenatan

Adab Bercanda dalam Islam

Mungkin kita pernah mendengar seseorang berkata “Jenggotmu makin panjang aja, kayak embek” atau ketika ada akhwat bercadar lewat dikatakan “Awas…awas…ada ninja lewat” dengan nada bercanda. Atau perkataan seperti “Eh gua dulu dong, yang tampangnya jelek belakangan” kepada teman kuliah saat sedang antri bayar SPP. Atau kadang kita bercanda “Eh, naik mobil gua yuk, tapi mobilnya masih di toko”. Terdengar biasa saja?

Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya dituntut untuk bisa berinteraksi dengan manusia yang lain. Karena manusia tidak bisa  hidup sendiri, melainkan butuh orang lain dalam memenuhi hajat-hajat hidupnya. Untuk bisa melahirkan seorang manusia saja,  seorang ibu butuh seorang suami. Saat lahir pun akan membutuhkan bantuan dari bidan atau dokter. Dan seterusnya sampai kita dewasa pasti akan membutuhkan peran orang lain dalam hidup kita.

Maka, seorang manusia sejatinya harus bisa berinteraksi dengan manusia yang lain dengan baik. Membangun keakraban,  membangun suasana kekeluargaan, menjalin persahabatan. Rasulullah pun memerintahkan kita untuk menjadi orang yang suka bergaul di masyarakat dengan baik : “Mukmin yang bergaul ditengah-tengah masyarakat dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik daripada mukmin yang tidak bergaul dan tidak bersabar dengan gangguan orang” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Hafidz dalam Al-Fath)

Dalam bergaul, kadang diperlukan bumbu-bumbu agar muamalah tidak membosankan, tidak kaku dan supaya mudah tercipta keakraban. Bumbu-bumbu tersebut kadang berupa candaan. Bisa berupa plesetan, humor, tingkah yang lucu, sindiran dan segala macam bentuk canda yang bisa mencairkan suasana. Tentu saja hal ini adalah perkara mubah, boleh-boleh saja.

Bahkan Rasulullah pun suka bercanda. Anas ra. Meriwayatkan bahwa pernah ada seorang laki-laki meminta kepada Rasulullah agar membawanya di atas kendaraan. Kemudian Rasulullah berkata: “Aku akan membawamu di atas anak unta”. Orang tadi bingung karena ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan anak unta. Kemudian Rasulullah berkata: “Bukankan yang melahirkan anak unta itu anak unta juga?” (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi dengan sanad yang shahih)

Namun seringkali dalam kenyataannya, banyak sekali candaan-candaan yang melewati batas dan tidak sesuai dengan akhlak Islami yang hanif. Seringkali candaan mengandung unsur kebohongan, mengolok-olok ajaran agama, menyakiti perasaan teman, tertawa berlebihan dan kebatilan-kebatilan lain.

Latihan Ngedosen

Dosen a.k.a lecturer
That's my vision
That had been written in my master plan that I placed 5 years again.

Kenapa sih pengen jadi dosen ve?
Emang lw pantes jadi dosen?
Mau jadi kayak apa mahasiswa lw?
dan masih banyak pertanyaan lebih tepatnya mosi tidak percaya

Kenapa pengin jadi dosen?
Bagi ahli biologi mungkin berupa faktor warisan dari kakek dan ibu yang seorang guru, waduh ntar darah petani dari ayah bisa complain nih.
Bagi seorang muslim, berbagi ilmu adalah yang mulia karena bisa mengabdikan sebagai orng yang bermanfaat dimana sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat.
Dari sisi histori mungkin karena sejak tahun ketiga saya mulai akrab dengan beberapa dosen seperti pak Agung, pak Mahmud, pak Suyanto, pak Kemas, pak Dawam, pak Rizal, pak Heroe, bu Endang, bu Ima, bu Ayu, udah-udah jangan disebut semua, ntar jadi presensi dosen. Rasanya pengin juga jadi dosen, dekat dengan mahasiswa (sosok yang semangat, muda, berkarakter, tangguh, ga kenal putus asa, beraneka ragam, sedang mencari jati diri+potensi diri), dari segi berbagi waktu dengan keluarga pun "tampak" nyaman.

Emang lw pantes jadi dosen?
Lha emang dulu gw pantes jadi mahasiswa IT Telkom? Kepantasan itu diukur dari niat tulus serta komitmen untuk selalu membenahi/memperbaiki diri. Memang bagi ex-mahasiswa dengan IPK ngepas, sering berkutat dengan perulanagan beberapa mata kuliah, pengalaman riset di lab yang minim, hal-hal itu jelas menjadi kekurangan, tapi itu kondisi saat S1, masih ada kesempatan S2 untuk mematangkan diri dan mengukur secara pribadi kelayakan diri ini. InsyaAllah pengalaman "mengajar" sekecil apapun akan menjadi modal yang berharga. Semoga kesempatan "berceloteh" di Hikari dan "ngoceh sambil ngoprek" topik TA bareng beberapa teman bisa bermanfaat sebagai pendongkrak kapabilitas diri. Rasanya seneng ey bisa ngoceh ama teman tentang tugas akhir sebagai pembimbing ketiga yang tidak formal.

Mau jadi kayak apa mahasiswa lw?
Lha mereka mau jadi apa dulu? Belajar dari pengalaman, mahasiswa itu terbagi 4, yaitu sudah tahu bakat dan sedang fokus ke bakat itu; punya target tapi masih bingung cara mencapainya; bingung target tapi punya keinginan menelusurinya; serta absurd sama sekali. Masing-masing perlu penanganan berbeda, but semua itu perlu dikembalikan pada niat awal. Dari segi legalitas, perlu dipahami output dan outcome perkuliahan tersebut berdasarkan kurikulum apa serta diskusi di awal semester bersama mahasiswa, apa yang mereka harapkan dari mata kuliah ini, apakah keinginan itu relevan ataukah tidak, serta yang paling utama, budaya apa yang menjadi kesepakatan ditumbuhkan selama perkuliahan.

Bagaimana cara lw menjadi dosen?
Pertama, minta restu orang tua, alhamdulillah orang tua mempersilahkan saya mengikhtiarkan apa yang menjadi keinginan saya, minta izin ke istri jelas belum masuk hitungan karena status di e-KTP saya masih "belum menikah".
Kedua, cari info mengenai kualifikasi dosen dan berbagai hal seputar dosen, misalnya apa enak dan tidak enaknya, ya istilahnya carierpath nya seperti apa sih
Ketiga, cari info beasiswa S2, berhubung masih berpasan (ada hal yang perlu ditabung lebih dulu), maka saya harus memposisikan diri sebagai pemburu beasiswa S2 di bidang ilmu komputer/informatika (serta variannya) yang gratis, di luar negeri alhamdulillah, di dalam negeri alhamdulillah.
Keempat, men-tawakal-kan diri pada skenario-Nya dimana muara hidup ini adalah hidup mulia lalu meninggal khusnul khotimah, artinya segala rencana perdosenan perlu dipersiapkan sebagai perwujudan hidup yang mulia

Bismillah

Review Rantau 1 Muara

Alhamdulillah kesampaian juga bisa beli buku dengan keringat sendiri (maksudnya gaji lho ya, bukan saya ngumpulin air keringet trus dituker  ama buku di gra*med)

Well, seperti biasa, buku ini memang "nohok" banget ceritanya. Bisa dibilang novel yang "nohok" buat saya itu baru Trilogi 5 Menara serta Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Tatkala melahap Negeri 5 Menara (yang persis belinya pas ulang tahun di Kota Tegal), rasanya seperti sedang SMA dengan sosok di situ terbayang beberapa teman dan berbagai "kerasnya" dunia SMA yang rasanya "deja vu". Ranah 3 Warna? Waoww, novel yang saya dapatkan saat hari pertama KP di Semarang ini pun kerasa nendang banget, kenapa? Saat KP, tingkat kegalauan saya terhadap dunia kuliah sedang fluktuatif (kadang menukik hingga titik nadir, kadang melonjak). Memang ada perbedaan, si Alif Fikri beasiswa ke Kanada, lha saya? cuma bikin paper ke Yogya ama Bandung (itu aja setahun kemudian). Rasanya pailit finansial di tanah rantau, menohoknya pergulatan hati (ceileh bahasa lhee).

Dan di Rantau 1 Muara ini memaparkan kondisi setelah Alif Fikri lulus lantas meretas karir sembari mencari belahan jiwa, nah ketiganya ini (bukan cuma poin ketiga) pas pake bangete dengan saya di 2013 ini. Lulus dengan predikat standar aja, alhamdulillah setelah ditolak sana-sini akhirnya memperoleh kesempatan mengadu nasib di Jakarta, mmmm untuk yang mencari belahan jiwa saya skip dulu y.

Entah lantaran saya yang punya karakter langsung mudah terbayang visual tatkala membaca sesuatu, muncul berbagai sosok di dunia nyata persis ketika mengikuti alur cerita di sini. Di tempat kerja mendadak terbayang wajah-wajah di kru ID Kreatif, tim IT, membaca nama Aji langsung terbayang mas Aji, CEO Lare Angon, nah untuk karakter Dinara please jangan tanya ataupun japri nanyain y..please..

Untuk cover novel Rantau 1 Muara, wiwww, warnanya agak biru-biru torkuis, salah satu warna kesukaan saya, kemudian kata Rantau yang sudah akrab di telinga saya sejak 2008 justru dipadukan dengan Muara, kosakata yang sedang dalami sekitar 3 bulan ini. Tampaknya novel ini muncul di momen yang tepat ketika perlu rujukan mengenai hakikatnya muara hidup. Meskipun ini novel (setengah) fiksi, namun pesan moral di dalamnya sangat riil. Porsi penggunaan dialek Minang pun masih mudah dicerna (apa karena saya keseringan komunikasi dengan orang Minang y?)  Kalau boleh jujur, novel itu cukup memuat berbagai istilah yang sebenarnya "dakwah". hal itu tercermin di beberapa petuah di akhir buku.

Kekurangan tentu ada, beberapa yang belum terungkap di sini adalah bagaimana berbakti kepada orang tua dalam kondisi LDR, bagaimana mempersiapkan sebuah pernikahan, serta profil rinci 6 personel 5 menara. Padahal penasaran ey terhadap ketiganya.

La Fuerza de la Amistad

La fuerza de la amistad

Siempre juntos vamos a estar,
con la fuerza de la amistad
nada nunca nos separara
jamas

Todos juntos vamos a estar
con la fuerza de la amistad
todos juntos siempre hasta el final
veras

Es la unica manera de poder llegar
solo con la amistad
no nos separaran
juntos hasta el final
hasta poder llegar

Debes creer en
la fuerza de la amistad

Los problemas no nos detendran
con la fuerza de la amistad
soluciones siempre encontraras
veras

Con tu ayuda mas facil será
con la fuerza de la amistad
todos juntos siempre hasta el final
ahah

Has caso a tu sentidos
dame la mano y ven conmigo


Solo con la amistad
no nos separaran
juntos hasta el final
hasta poder llegar

Debes de pensarlo
y poder lograrlo

Con la fuerza de la amistad
siempre juntos vamos a estar
la unica manera que hay
siempre seran

Translation
Kekuatan Persahabatan

Kita akan selalu bersama
dengan kekuatan persahabatan
tidak pernah memisahkan kita
tak pernah

Kita semua akan bersama
dengan kekuatan persahabatan
Selalu bersama-sama sampai akhir
kebenaran

Ini satu-satunya cara untuk mencapai
hanya persahabatan
tidak memisahkan kita
bersama-sama sampai akhir
sampai kau bisa mendapatkan

Kau harus percaya pada
kekuatan persahabatan

Masalah tidak akan menghentikan kita
dengan kekuatan persahabatan
selalu menemukan solusi
kebenaran

Dengan bantuanmu akan lebih mudah
dengan kekuatan persahabatan
Selalu bersama-sama sampai akhir

Anda mendengarkan indramu
mengambil tanganku dan datang padaku saya

Hanya persahabatan
tidak memisahkan kita
bersama-sama sampai akhir
sampai kau bisa mendapatkan

Kau harus berpikir
dan untuk mencapai

Dengan kekuatan persahabatan
kita bisa bersama selamanya
satu-satunya cara yang ada
akan selalu

Menikah sebagai Manifestasi Rukun Iman [4]

Rukun iman keempat adalah iman kepada rasul dan nabi yang diutus oleh Allah, sebagaimana “Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Maka Sesungguhnya kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.”(QS.Al-Fath:13)

Sebagaimana iman kepada Allah, malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya yang saling terkait, begitu pula iman kepada nabi dan rasul mempunyai keterkaitan dengan ketiga poin iman di atasnya, termasuk di dalamnya dalam konteks menikah sebagai representasi rukun iman. Hal ini pun termaktud dalam sebuah hadis “tidaklah Allah mengutus seseorang nabi kepada suatu umat, kecuali wajib baginya untuk menunjukknya umatnya kepada kebaikan yang dia ketahui dan memperingatkan mereka dari kejelekan yang dia ketahui.”(HR,Muslim).

Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita sendiri telah memberikan berbagai pengarahan mengenai berbagai adab dalam kehidupan sehari-hari. Ada adab tentang berpakaian, adab tentang jual-beli, hingga tentang interaksi laki-laki dan perempuan. Berbagai adab tersebut bermuara pada penghambaan kita terhadap Allah SWT. Berbagai arahan tersebut diriwayatkan ke dalam hadis-hadisnya sebagai tuntunan hidup umat Islam yang kedua setelah Al Qur an. Mengimani nabi dan rasul tentu di dalamnya termasuk mengakui hadis sebagaimana kebenaran periwayatannya, lantas apa hubungannya dengan menikah?

Sebagaimana telah disinggung bahwa berbagai adab berkenaan dengan kehidupan sehari-hari, termasuk menikah. Nabi Muhammad SAW pun telah memberi bagaimana cara kita memilih pasangan hidup. Bahkan sebelum memilih pasangan hidup, adab pergaulan laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya pun turut diaturnya. Hal ini jelas untuk menjaga kehormatan diantara keduanya.

Apa yang menjadi kewajiban serta hak entitas di dalam berumah tangga telah diatur melalui ajaran Nabi Muhammad SAW, hal tentunya menjadi pedoman bagi insan manusia dalam mengelola rumah tangga. Jelas hal ini menjadi panduan (guidelines) bagi umat muslim agar dapat menuju apa yang sering didoakan tatkala memulai pernikahan, yaitu keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Bagaimana keluarga tersebut dibangun atas dasar ibadah kepada Allah SWT tentu, bagaimana menumbuhkan dan menjaga rasa sayang antara suami-istri serta bagaimana menempatkan diri dengan baik.

Jadi apakah penting iman kepada Rasul dan Nabi sebagai manifestasi rukun iman?
1. Memahami tuntunan Nabi Muhammad SAW (karena kita umatnya) dalam memulai dan mengelola rumah tangga
2. Menjadi tuntunan bagaimana mendidik seorang anak agar bisa menjadi kader Islam yang taat dan terjaga akhlaknya
3. Menghindarkan diri dari berbagai ancaman luar yang mengganggu akhlak anggota rumah tangga

Wallahualam

Pelajaran Hari ini

Insiden dokumen softcopy hilang kembali terjadi di lapak ini. Well, dalam standardisasi pendokumenan sebuah organisasi, BACK SANGAT PERLU. Dan campak bahwa BACK UP GA CUMA SATU FILE DISALIN KE SATU LAPAK LAIN, AT LEAST 2 LAPAK.

kedua?

Himura Kenshin pernah terlunta-lunta ketika melawan Hajime Saito di dojo Kamiya. Pertarungan yang berakhir imbang tersebut benar-benar membuka mata Kenshin bahwa lawannya saat itu, Saito, maupun calon lawan-lawannya nanti, yaitu Makoto Shishio beserta Jupongatana telah berkembang kemampuan bertarungnya. Alhasil Kenshin pun memutuskan diri untuk lenyap mengasingkan diri untuk mengembangkan diri agar bisa menembus batas kemampuan yang sebelumnya telah diciptakannya. Tak hanya sekali memang, namun pada akhir pengasingan diri pertamanya, dia mendatangi Saito untuk berangkat menuju pelabuhan guna melawan Shishio, dan Saito sangat merasakan aura yang berbeda pada diri Kenshin dibandingkan saat laga di Kamiya dimana Kenshin tampak lebih siap bertarung.

MPTI...RPL...Logmat...hasil yang C dan di kemudian hari berhasil diulang dengan hasil lebih baik
Probstat...Kalku2...PBDR...SBD...AlStrukdat... remuk dan di kemudian hari berhasil ditebus, baik dengan hasil cukup maupun baik

Kesempatan kedua, apakah memang seperti itu cara saya mengais kesuksesan? Rasanya terlalu subjektif bila seenaknya mengeluh. Itu peran Allah? Tentu, namun ikhtiar saya jelas menjadi pertimbangan Allah dalam mempertimbangkan apa yang baiknya dan terbaik untuk saya.

Bismillah, sampai jumpa di hari nanti atau malah bulan nanti...
Ketika Allah mengizinkan saya seikhlas hati ikhtiar kedua kalinya

Video Lucu tapi Keren Life in Technicolor

Asli pertama ngeliat video ini gabisa komentar apa-apa...
Kenapa? Gokil abis idenya...



4 golongan

Golongan di sini bukanlah golongan Alkali, Alkali tanah, Halogen dsj, melainkan terkait kepribadian mereka terhadap Al Quran

Perumpanaan seorang mu'min yang rajin membaca Al Quran adalah seperti buah Al Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak.
Perumpanan seorang mu'min yang tidak membaca Al Qur an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis.
Perumpanaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al Quran adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit.
Sedangkan perumpamaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al Quran adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit
[Al Bukhari 5427, Muslim 797]

Semoga kita termasuk yang diperumpamakan sebagai Al Atrujah ^_^

Musim Terakhir di Paradewa

mp3 berjudul Mahameru dengan vokal Ari Lasso (versi Dewa) berdendang di laptop cokelat ini. Di akhir selalu terucap sebuah kata "Paradewa". Entah kebetulan atau tidak, bagi saya Paradewa mempunyai sebuah arti. Arti yang lebih dari sekedar seongok bangunan di PGA Recidence. Paradewa merupakan rumah yang penuh kenangan.

Mungkin banyak yang menganggap Paradewa bahwa bagi saya hanya tempat naruh baju dan numpang mandi. Well, terserah kata orang, namun bagi saya, Paradewa mempunyai makna lebih dari sekedar tempat berteduh. Di Paradewa inilah banyak kisah-kisah yang penuh intrik dan kebanyolan khas anak rantau.

Mei 2008, si ganteng dari Tegal (sebut saja ive) memberanikan diri menyusuri kota Bandung ditemani kaka kelasnya (sebut saja "Ridwan"), hendak  mencari kos rupaya, tempat yang kebetulan dimasuki adalah suatu bangunan yang lumayan terang dengan aprkiran di dalam dan lebar. Lantaran sudah penuh maka urunglah niat si ganteng bersemayam di situ.

Mei 2009, dalam nuansa panitia PDKT 2009 saya kenal dengan Wahyu alias WEPE dan Carte di kepanitiaan PDKT, ternyata keduanya berasal dari kos yang bernama Paradewa. Entah apa yang menyebabkan mereka begitu kompak, menurut pengakuan dan kenarcisan mereka, itu karena faktor kos "Paradewa". Paradewa? Apaan tuh? Semacam Parasetamol kah? Ternyata itu nama kosan. Seorang pemuda lugu asal Semarang (sebut saja Wisnu) berhasil digaet untuk menjadi penghuni di situ. Dan ko si Wisnu jadi ikutan kompak dengan mereka ya? Entah ... Namun beberapa kali saya diminta main ke Paradewa untuk diskusi tentang PDKT dengan kang Wepe, dari situlah saya baru tahu kalau Paradewa itu kos yang dulu saya hendak di situ namun penuh. Ohhhh

April 2010, kondisi kosan di kosan saya kala itu lumayan tidak kondusif, maka melalui informasi yang saya dapat langsung dari kang Wepe, akhirnya saya memutuskan hengkang ke Paradewa, alasan utama, banyak yang kenal di situ. Ada kang Wepe, bang Carte, Wisnu, dan bang Eri. Sejak saat itulah berbagai memori seputar Paradewa menghiasi hari-hari sang mahasiswa pencari IPK ini. Mulai dari Paradewa yang memang cuma sebagai tempat naruh pakaian doank, hingga Paradewa, khususnya ruang P207 menjadi sarangnya saya berkreativitas dengan sisi introvert saya.
Pelanginya indah sekali... subhanaAllah
Suatu sore saat hari-hari terakhir menjelang hengkang ke Jakarta

Foto terakhir sebelum benda-benda itu diberesi


Salah satu kenangan yang mungkin (atau bahkan pasti) saya kangenkan adalah nonton bareng bola di aula. Aula... ya di situlah saksi Barca membantai Madrid 5-0, Barca diinjak Chelsea 2-2, Madrid digebuk Muenchen adu penalti, lalu gantian Madrid melumat Barca 3-1, Barca diremukkan Muenchen 0-4. Kenapa kebanyakan tentang Barca dan Madrid, ya tentu karena tiga penghuni terdekat dengan aula adalah 2 orang Cules dan 1 orang Madridista. Dan sore hari di Paradewa sembari menikmati sajian Liga Indonesia pun turut memberi masa lalu yang kocak, kenapa kocak? Satu, satu kos yang suka Liga Indonesia cuma saya, Dua, di semester akhir saya acap meluangkan waktu (aslinya sih ngluyur di pertengahan kuliah) untuk nonton Sriwijaya FC berlaga.

Kenangan lain apa ya? Tentunya ketika "piknik" ke Brebes untuk mengunjungi walimahannya Bang Eko. Perjalanan yang penuh canda dan keabsurdan. Gak nyangka juga si abang yang kamarnya persih di bawah kamar saya dan sering main PES di aula ternyata mau nikah. Well, belakangan kamarnya (yang kosong diakuisisi oleh Wisnu).

Masa iya penghuni Paradewa lupa ama Miyu. Miyu? Ya Miyu, kucing kesayangan Wisnu yang kerap menjahili saya kalau hendak makan di tengah aula. Kucing lucuuuuuu banget.
Miyu dengan pose jelalatannya

Bicara kenangan dan inspirasi jelas tidak lengkap tanpa menyebut P207 sebagai sarang inspirasi, 
Pintu menuju kamar saya (sebelah kiri)

Seinget saya sih, saya jarang beli buku, ko lumayan banyak begitu ya? Mana ada yang tentang grafcit n basdat lagi ? =_=

Orang-orang hebat itu yang menjadi inspirasi saya ketika bangun pagi dan berevaluasi diri tiap malamnya

Sisa-sisa terbitan dipajang sebagai bukti kesibukan saya pada orang tua

  • tempat saya tertawa ketika nonton berbagai film kocak, 
  • tempat saya "lupa besok ada UTS/UAS" ketika malah nonton Kamen Rider, 
  • tempat saya nangis ketika bersembunyi dari berbagai kegetiran hidup yang keras, 
  • tempat saya mengetik berbagai rangkaian tugas akhir
  • tempat saya tiba-tiba dirasuki ide-ide kreatif
  • tempat saya mengurung diri ketika kepribadian introvert benar-benar mencengkram
  • tempat saya memasang berbagai foto-foto kebersamaan dengan kawan-kawan seperjuangan di berbagai organisasi dan kepanitiaan
  • tempat saya menggantung baju yang sering berantakan hahaa
  • tempat saya "ngaca" ketika hendak kuliah
  • tempat saya kelabakan mencari kacamata bila hendak kuliah
  • tempat saya berbaring seharian pasca insiden 17 April #entah kronologisnya gimana
  • tempat saya yang hanya ada seekor kucing dan seorang Wisnu yang berani memasukinya
  • dan tempat saya ... (dan tak terhitung memori indah di sana)


16 Januari 2013 mungkin menjadi momen yang paling gila dalam karier saya di Paradewa, rencana tidur setengah 9 yang saking gundahnya menjelang sidang esok harinya, justru membuat saya baru bisa tidur setengah 12.


Dan ini yang paling utama, yaitu orang-orangnya. Thanx banget kepada kamar sebelah Acho Paliwan atas segala bantuan dan support-nya untuk TA saya, diskusi tentang per-KBM-an plus rivalitas el classico diantara kita, Wisnu sebagai teman sharing TA yang luar biasa perjuangan dan kegigihannya, salutlah buat kau Nu, para alumni yang udah berserakan di mana-mana, ada kompetitor ketampanan, bang Eri, tukang ngledek terkoplak, bang Carte, yang paling lurus, kang Wepe, sesepuh paling nyante, bang Kimung, serta alumni-alumni lainnya, bang Okta, bang Jono, serta para generasi penerus, Ilham "tukang PLN", Aji "Wisnu Junior", Fahmi, Adi dan kembarannya Ari, Anggit.
Bang Kimunk diwisuda di kosan oleh para sesepuh Paradewa ^_^

Saya abis pelantikan Saka Kominfo jadi ngantuk gitu

Aula tengah yang penuh kenangan 

Bila lagu Jikustik berisi lirik "meski aku tak lagi di situ... tolong ingat-ingatlah aku... demi senja dan secangkir teh hangat kusempatkan berkunjung pulang... kawan aku pulang

Maka biarlah segala kenangan itu terpatri dimana Paradewa bukan hanya identitas untuk ditulis di CV, tapi memang itulah rumahku di Bandung.