Nonton ke Stadion yokkk

Salam olahraga ...

Semoga raga kita selalu dalam kesalamatan dari-Nya dan semoga hati anda juga sesehat raga kita.

Kali ini aku akan berceloteh tentang nonton sepak bola ... Hayo fans sepakbola mana yang ngakunya “lelaki” tapi cemen ga ebrani datang ke stadion? Ga kok, just kidding, fans sepakbola itu akan tampak ga “macho” kalo hanya tahu perkembangan dunia sepakbola dari koran maupun artikel di internet. Paling tidak dia pernah nonton seminimal-minimalnya di televisi tim apapun, tidak mesti yang digandrunginya. Ataupun juga pernah menyepakkan kakinya pada kulit bundar. Buat saya ga pernah datang langsung ke stadion bukan berarti ga cinta. Bener ga coy??

Sejarah mencatat pada 4 Februari 2010 2009 (kalau tidak salah) menjadi tanggal dimana pertama kalinya aku bisa nonton bola langsung di stadion. Dan memang Liga Indonesia itu memang ada, bukan sekedar dongeng di koran ataupun rekayasa animasi televisi. Di hari yang kebetulan bertepatan dengan HUT ke-19, yang beradu lihai adalah PSMS vs Pelita Jaya Jawa Barat di Stadion Siliwangi. Sesuai dengan adat yang disebut pertama adalah tuan rumah, maka mungkin agak heran juga kenapa PSMS mainnya di Siliwangi, Kota Bandung. Rincianny aku agak lupa, yang pasti Stadion Teladan belum layak kala itu (catatan : waktu itu standarisasi infrastruktur masih ketat karena belum ada liga tandingan). Skor 2-2 kalau tidak salah dengan Markus Haris Maulana waktu itu baru saja pindah dari Persik Kediri.

Selang sebulan dua bulanan ada pertandingan lagi, kali ini PSMS (lagi) versus Persik Kediri. Dan layaknya pembelot yang terlupakan jasa-jasanya, saat pembacaan starting line-up pemain Persik yang notabene mantan pemain PSMS ditimpali oleh suporter cacian dan serempak melantunkan koor “salak”... Sebenarnya mereka tidak mengucapkan “salak”, ini hanya variabel yang menggantikan sebuah fauna yang sering dijadikan caci maki. Kepada salak alias Salacca zalacca aku tidak bermaksud menyakiti hati kalian, jangan jadi masam ya kalo aku makan. Skor aku lupa.

Dan seiring waktu berjalan akhirnya, kesampaian juga impianku nonton tim favoritku Sriwijaya FC di stadion yang sama dan yang menjadi tuan rumah adalah Persita Tangerang yang hasilnya membuat aku sedih karena SFC yang sempat unggul harus takluk 1-2. Di saat menjelang pulang sempat pula aku berfoto dengna Anoure Obiora (yang sekian bulan kemudian menjadi Man of the Match di final Copa Dji Sam Soe 2009 versus Persipura Jayapura). Sebuah kenangan yang takkan terlupakan. Sampai sekarang masih ada hasrat (ceileh bahasanyo) pengen nonton SFC langsung di Stadion Jakabaring.

Pengalaman keempat adalah play off antara PSMS Medan (peringkat 15 ISL) versus Persebaya (juara 4 Divisi Utama) di stadion yang sama. Dan baru kali ini aku melihat sungguh suasana yang ramainya bukan main. Dan kawasan militer sore hingga malam itu benar-benar sempura hijaunya, karena dua tim tersebut punya warna kebesaran hijau. Laga yang sengit namun di sela-sela hijaunya tribun pasti ada beberapa orang berkaus biru yang tak lain adalah Viking yang menjadi kawan karib Bonek. Dan sebuah lantunan pun didendangkan malam ibu “Sawo Blimbing sama saja...asal jangan Nanas... Nanas itu Salak” (buah-buahan ini menjadi variabel penyamar pihak-pihak tertentu), well saya sendiri sangat menikmati laga itu yang mempertaruhkan keringat satu musim sebelumnya, satu kemenangan saja maka dipastikan menjadi kontestan ISL musim depan. Hasil imbang pun dilanjutkan ke adu penalti. Kali ini nama besar Markus Haris Maulana tidak cukup menjadi jaminan menyelamatkan PSMS. Dan seperti laga Persita vs PSMS yang dimulai bada Maghrib sehingga selesai sekitar pukul 9 malam yang artinya satu saja angkot lewat maka beruntunglah nasib ini bisa pulang dengan nyaman.

Pertandingan kelima adalah Persib Bandung versus PSPS Pekanbaru di Stadion Jalak Harupat. That was first time I watch Persib... tanpa layar kaca, hanya melalui kacamata saya saja. Dan sungguh birunya luar biasa. Padahal itu kandangnya Persikab Kabupaten Bandung namun harus diakui fanatisme tanah Pasundan terhadap Persib tidak dibatasi wilayah administrasi Bandung Kota. Sangat waowww sekali. Dan kembali lagu cinta segitiga Sawo-Blimbing-Nanas berkumandang ... dan sekian bulan kemudian saya baru tahu ternyata ada kawan saya Andri Mardi yang juga di stadion itu untuk mendukung jagoannya PSPS. Katanya sungguh kelam ketika PSPS mencetak gol namun Cuma bisa bergugam pelan “yess” sedangkan begitu Persiba mencetak gol satu stadion ibarat orang puasa mendengar adzan Maghrib.

Pertandingan keenam, ini jadi momentum terburuk saya karena pada laga Persib Bandung vs Persipura Jayapura di Stadion Siliwangi tanggal lupa bulan klalen tahun 2010 jadi momentum pertama kali saya kena musibah (baca:diingetin Allah) berupa HP ada yg ngambil saya tapi tidak permisi dan tidak dikembalikan. Sungguh titik kelam dalam hidup ini...lebay.,com

Entah trauma atau jadwal yang kurang menguntungkan, semenjak saat itu saya tidak lagi menonton langsung, apalagi kawasan kampus saya (Dayeuhkolot) aksesnya agak susah untuk ke Soreang ataupun Kota Bandung. Termasuk ketika Kerja Praktik di Semarang pun saya tidak bisa menonton laga apa-apa karena sedang libur kompetisi. Artinya sudah hampir dua tahun lebih dikit aku tidak nonton bola langsung. Tapi tidak melunturkan rasa sayang ke persepakbolaan Indonesia.

Dan hari ini (30 Januari 2012) alhamdulillah kembali nonton PSIM Jogja versus Persebaya di Mandala Krida. Jujur saja, emang sejak menginjakan tanah di bumi Nyayogkarta, memang sudah ditargetkan untuk nonton bola di sini (tapi bukan itu tujuan utamanya lho). Dan bisa saya sebut bahwa 80% tribun terisi dengan dominasi warna biru khas Brajamusti, warna hijau khas Bonek bisa lestari karena mereka memang berteman dan TLBK (Tembang Lama Bersemi Kembali) yel-yel-nya kali ini “Nanas Dondong saudara ... Pisang Raja dibunuh raja” ourghhh...agak risih juga telinga ini...

Entah laga mana lagi yang akan mewarnai hari-hari berikutnya ...

Yang pasti berrikut ini stereotip (opoooo kuwiii????) yang udah ditempelkan oleh masyarakat terhadap supporter bola yang nonton langsung ke stadion

  • Kagak sholat

Menurut pembaca mana yang lebih tepat dan solutif buat hal ini? Sediain mushola di deket stadion (kalo di deket Siliwangi ada, di Jalak Harupat nggak ada, waktu itu numpang sholat di sekretariat pengelola, kalo di Mandala Krida deket situ ada) ataukah dengan microphone yang daya jangkaunya ke seluruh stadion si panpel ngumumuin reminder kepada suppoter agar sholat? Yang pasti kalo dilaksanakan sore hari biasanya yang diterjang adalah Ashar, kalo malem yg diterjang Maghrib. Yang pasti ada juga kok supporter stadion yang sholat, buktinya waktu turun minum di Jalak Harupat saya ke sekretariat panpel banyak yang lagi sholat (katanya mushola terdekat sekitar 1 km).

  • Brutal dalam memakai motor, truk, kalo naik kendaraan umum kagak bayar

Waowww... emang betul ada yang beginian, tapi berhubung saya ga punya motor, apalagi truk jadi saya tidak berpartisipasi dalam pawai tanpa harmoni itu. Saya lebih milih angkot :D

  • Kata-katanya kasar dan penuh misuh

Hahaha... ini yang jadi kesulitan untuk ditindak karena misal ada suporter teriak “kemana...kemana..kemana” eh eh salah, maksudnya teriak “blueberry” bagi kaumnya “blueberry” dianggap biasa saja malah seperti tanda baca koma, tapi di daerah lain itu adalah ucapan mempersilahkan untuk berantem. Maka jika pembaca agak risih dengna hal ini, sebaiknya pesan tiket VIP karena intensitasnya relatif tidak ada dibanding area ekonomi dan bisnis.

  • Pengangguran yang miskin

Ga juga ... kawan saya yang tajir sering banget keliling Indonesia untuk dukung timnya, dan jaringan orang serupa seperti dia pun ada. Bahkan dari kasta PNS banyak

Intinya secara parsial pendapat-pendapat seperti itu memang ada yang terbukti, namun masih ada yang tidak

Hal yang menjadi renungan saya adalah apakah tidak ada cara lain yang lebih manjur untuk mengompakkan barisan selain memusuhi pihak-pihak yang warna kaosnya lain (karena belum saya jumpai musuh bebuyutan yang warnanya sama), misalnya (oke kali ini saya sebut merk, namun tidak semua oknum demikian) Bonek (fans Persebaya) vs Aremania (fans Arema Indonesia), The Jack (fans Persija Jakarta) vs Viking (fans Persib Bandung), SNEX (fans PSIS Semarang) vs Banaspati (fans Persijap), Brajamusti (fans PSIM Jogja) vs Pasoepati (fans Persis Solo), Singamania (fans Sriwijaya Fc) dengan Asykar Theking (fans PSPS), Pusamania (suporter Persisam Samarinda) vs Bontangmania (suporter Bontang FC). memang tidak semua karena si Andri Mardi kawan saya fans PSPS pun rekan diskusi yang menyenang buat saya yang fans SFC, namun overall sungguh ngenes proses kaderisasi yang demikian... apa mereka tidak bisa mencontoh suporter Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persidafon Dafonsoro, dan Persiram Raja Ampat (dan tampaknya Perseman Manokwari juga) dimana mereka bisa damai, bahkan bila ada tim dari luar Pulau Irian bertamu maka dukungan suporter tim-tim tersebut bersatu. Memang saat derby Papu kondisi katanya panas, tapi bila laga sudah selesai maka Satu Papua yang bersenandung.

Jadi lagu di stadion ada dua jenis, yang pernah menyemangati timnya sendiri, yang kedua mengumpat suatu tim lain (meskipun bukan tim yang menjadi lawan di saat itu di lapangan)

Pertemanan memang dijalin antar supoter namun itu hanya koalisi (menurut saya) gak lucu. Viking rangkulan dengan Bonek, Bonek menggaet Brajamusti, LA Mania menggandeng Aremania... waduh waduh...bingung..bingung kumemikirnya (lagu Perdamaian MODE ON)

mau dibawa ke mana S2 ini? ---parte 1--

S2 atau magister...
Tak bisa aku pungkiri menjadi salah satu targetku ke depannya (baca postingan "Next Target(s)", kapan? Wallahualam... ada dua tipe umum dalam memilih kapan ber-S2 dan di bidang apa S2 nya.

Pertama adalah langsung melanjutkan ke S2 pasca-lulus dari S1 dengan atau tanpa kerja sambilan sehingga orientasi profesi utamanya nanti menyesuaikan bidang S2-nya
Kedua adalah kerja dulu dan melihat apa yang menjadi kebutuhan tempat dia kerja (saat itu maupun korporasi yang menjadi target berikutnya) sehingga bidang S2 menyesuaikan korporasinya
Well, sebenarnya masih ada jug apattern yg unik yaitu mengambil S2 tanpa tuntutan jenjang karier maupun requirement keprofesian lainnya, justru S2 benar-benar menjadi pure target untuk menggali ilmu sehingga bisa kuliah tanpa beban IPK

Dan ada beberapa perguruan tinggi yang menjadi target saya untuk S2, berikut sekilas profilnya (per 28 Januari 2011) untuk lingkup Domestik (karena jujur ada hasrat untuk kuliah di luar negeri juga sih..khususnya di ranah Timur Tengah, Eropa Timur, dan Eropa Utara, nanti saya ulas di postingan berikutnya)

  • Magister Ilmu Komputer FMIPA Universitas Gadjah Mada, Sleman, DI Yogyakarta
Program Magister Ilmu Komputer dengan 3 bidang minat (masing-masing 42 SKS=9 SKS MK wajib prodi, 6 SKS thesis, 5 MK wajib minat dan 12 SKS MK pilihan), yaitu :
  1. Ilmu komputer
  2. Sistem Cerdas Terapan
  3. Sains komputasional
MK wajib prodi terdiri dari Sistem Operasi, Jaringan Komputer, dan Model dan Sistem Informasi (masing-masing 3 SKS), oh ya bidang minat tersebut dipilih sejak masuk.

Untuk MK wajib minat bidang Ilkom terdiri dari Analyze Algorthm, Theory of Computation, Software Designing, dan Criptography. Sedangkan untuk SCT adalah Artifcial Intelligence and Modes of Thought, Expert System, Computer Reasoning, Artificial Neural Network, dan Cryptic Logic. Dan untuk SisKom adalah Symbolic Computation, Applied Wavelet, Modelling and Simulation, Research of Operation, dan Numeric Method and Analyzing.

Dengan SPP 6jt per semester, tersedia pula MK pilihan berikut :Database Management System, Information Technology, Statistic Data Processing, Interactive Graphics and Animation, Digital Image Processing, Numeric Analyze, Decision Support System, Microprocessor System and Programming, Parallel Processing, Neuro Fuzzy System, Object Oriented System Designing, Interoperability, Web Engineering, Electronic System Management Scientific, Geographic Information System (weww asyik nih), Genetics Algorithm, Network Security, User Interface Designing, Multitier System, Group Intelligence.
sumber : http://mkom.ugm.ac.id/web/?q=content/program-s2-ilmu-komputer

  • Magister Teknik Informatika FPS Institut Teknologi Telkom, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Magister Teknik Informatika berorientasi pada tiga konsentrasi (disebut juga KK) yaitu media informatics, software engineering dan data mining.
  1. Media Informatics adalah program yang mencakup aspek perancangan, implementasi dan analisis sistem terdistribusi (ubiquitous information) serta sistem komputasi. Dalam hal ini terjadi penggabungan antara pengetahuan tentang infrastructure dan content.
  2. Data mining adalah program yang mencakup analisis, praproses data, dan penerapannya dalam permasalahan nyata
  3. Software Engineering adalah program yang mencakup analisis dan prediksi kebutuhan sistem, perancangan dan pembangunan perangkat lunak yang mencakup proses representasi secara sistematik, pengembangan, produksi, menguji (verifikasi dan validasi) dan pemeliharaan perangkat lunak yang dibangun menggunakan beberapa framework.

Masing-masing harus ditempuh dengan 38 SKS dengan dua metode kuliah, yaitu reguler (3 semester tatap muka langsung kisaran Senin s.d. Jumat di Kampus ITT) xatau ekxclusive (3 semester, 2/3 perkuliahan tatap muka langsung kisaran Jumat s.d. Sabtu, sisanya video conference alias remote course Senin s.d. Kamis)

Untuk MK wajib prodinya adalah Modelling and Optimization, Formal Method, Intelligent Systems, Information Theory, Algorithm and Complexicity, Research Methodology, Project, Prethesis and Seminar, Business and Mangement, dan Thesis.

Untuk KK MI MK wajib adalah Advance Networking, Multimedia System and Standards, Web Standards and Technology serta memilih Ecetive Course diantara Network Mangement and Analysist, Mobile Computing, Distributed Systems, Internet Service and Applications, dan Information Systems Security. Nah bagi SE terdapat Advance Software Engineering, Software Quality, Software Architecture and Process beserta Elective Course diantara Collaboration System, Component Based Software Development,Embedded Software, dan Web Engineering. Teruntuk DM tersedia Introduction to Data Mining, Advance Data Mining, Applied Data Mining plus memilih dari Elective Course berikut : Advance Data Classification, Web and Text Mining and Retrieval, Data Preparation.
sumber : http://www.ittelkom.ac.id/graduate/pertama/informasi/8

  • Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia

Secara umum kurikulum program MTI terdiri dari

  1. IT Core berisi kompetensi dan keahlian pada semester 1 dan 2 dengan MK berikut : Information System Designing, Software Engineering Process and Management, Computer Network dan Dta Communication, Database System Technology, Information System Strategic Planning, Research Methodology, Information Technology Infrastructure Planning, dan Corporate Information Management.
  2. System Integration and Career Tracks, berupa pemfokusan terhadap bidang karir, yaitu diantara Software Engineering, Enterprise, Governance, dan Information Management. MK pada tiap fokus ada yang sama yaitu Change Management and IT Project, serta berbeda-beda . Pada SE terdapat Software Design, Software Quality Assurance, Entrepreneurial business of Software. Pada Enterprise terdapat e-government, e-business, Risk Management. Pada Governance terdapat IT Governance, IT Investation Mangement, dan Risk Mangement. Dan bagi IM terdapat Knowledge Management, Data Mining and Business Intelligent, dan Multimedia Information Management. Dan semua itu diakhiri karya akhir atau Thesis.
sumber :http://mti.cs.ui.ac.id/indonesia/index.php?mod=content&type=curriculum
  • Magister Sistem Informasi STEI Institut Teknologi Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat

Merupakan rival kampus saya saat ini, tentunya dalam artian positif, upaya untuk membuktikan siapa yg lebih baik tampaknya akan terus berlangsung sepanjang hayat kedua kampus ini masih ada. Saat ini saya masih mengumpulkan informasi mengenai apa saja konten di S2 SI STEI ITB ini.

Sebenarnya amsih ada beberapa targetan lain, diantaranya MM UGM. Yeah sebenarnya kalo ditanya apakah kapok kuliah di persilatan komputer? Jujur ada rasa itu, rasa yang menyiksaku dimana mengulang hingga 34 SKS (tapi ga semua ngulang karena jurang DE). Namun entah mengapa aku makin menyayangi keilmuan ini.

Wallahualam...semoga Allah memberikan yang terbaik dan semoga aku kuat dalam memanfaatkan rezekiMu




Next Target(s)

Target itu bisa berupa objek benda, bisa berupa manusia, bisa juga suatu kondisi yang dibalut sistem. Dan sebagai manusia biasa tentu saya punya target yang meskipun hanya Allah yg punya hak untuk mengizinkan itu menjadi nyata, namun saya diberi kewajiban dan hak untuk berikhtiar

Pertama adalah impian saya sejak SMP, bisa dibilang ini adalah Sesuatu yang Tertunda, yaitu menyandang sabuk hitam Karate. Impian ini bagai gerhana bulan di Bumi Margasari, semoga aku berkesempatan mewujudkannya. Bukan hal yang mudah karena perlu pengorbanan finansial (dulu sih kisaran 500k, gatau sekarang), pengorbanan waktu (tidak hanya pas ujiannya, tapi juga persiapannya), dan pastinya tenaga (prkiraan saya perlu waktu sekitar dua bulan untuk mempersiapkannya). Sebenarnya ada juga undangan turnamen di UIN Sunan Kalijaga Kota Yogyakarta, namun saya lebih prefer untuk meraih sabuk hitam, bukan berarti mengabaikan poin "sanggup mempertinggi prestasi", namun prioritas dalam membidik target prestasi juga jadi patokan saya

Kedua merupakan target seorang Pramuka yg masih lugu, yaitu pindah golongan dari CD ke D. Hohoho, masa udah hampir 3 tahun statusnya masih dalam masa iddah? Namun harus saya campak bahwa ini tidak sekedar berubah status (baca:golongan) saja, tapi perlu tindakan nyata pasca-pindah. Kalau dalam dunia permentoringan, maka D merupakan jenjang untuk mendakwahkan pengetahuan kepramukaan yang tidak cuma mengajarkan semaphore dsj tapi juga mengkader melalui metode kepramukaan.

Ketiga, lha ini nih...ini tentang perkuliahan...sesuatu yg terus menggerogoti batin ini sejak pertengahan 2007 dimana sejak kelas XII bingung memilih (calon) perguruan tinggi hingga Allah menuntunku ke Institut Teknologi Telkom, tepatnya di S1 Teknik Informatika. Setelah melalui terjalnya karang bertajuk "ngulang", baik karena terjerembab di lembah DE (MA1124, CS2014, CS2343, CS2624, MA2513, CS3613, CS3334) reuni untuk melonjakkan IPK (MA2713 dan yg mau aku ambil CS2343, IS3013, SE3773) yg artinya terjadi redudansi di perkuliahan sebanyak 34 SKS dan artinya saya harus ikhlas dengan adanya semester 9 yang sementara seharga Rp 3.250.000,00. Namun semoga ini jadi pembelajaran yg mendewasakan ruang hati dan artinya dengan uang kuliah sebesar ((8 x 5jt)+3,25=43,25jt) dimana yg 40jt uang orang tua saya, dan target saya satu semester saja bayar uang kuliah sendiri, maka salah satu target saya adalah semester 9 registrasi dgn uang sendiri, entah itu gaji magang atopun tabungan. Tentunya saya harus bisa lulus dengan IPK tiga koma dan mendapatkan penghidupan yg lebih baik pasca kuliah (karena kuliah menjadi salah satu metode untuk mengubah nasib ke arah lebih baik). Dua target yg notabene adalah takdir muallaq alias menjadi takdir yg sarat ikhtiar untuk perjuangan meraih dan mengubah nasib hidup ini. Semoga aku bisa..

Keempat, ICT Nusantara, sebuah usaha kecil-kecilan sedang dirintis oleh aku bersama dua kawanku, yaitu Nisa (ex-staf Kominfo BEm 2010) dan Yumas (ex-Biro Kominfo 2010), semoga ada perkembangan pesat dan terorganisir di tahun ini. amiin

Kelima, selain ICT Nusantara aku juga sedang merancang creative workshop bernama ikhlas.com akan saya gusung di 2012 ini. ikhlas.com merupakan akronim dari IKHtiyar saLAwaSe dan COMpetitive. Nama yang unik, kenapa berasal dari 4 bahasa (Arab, Jawa, Indonesia, dan Inggris) sebagai doa agar usaha ini bisa menembus hati manusia dimana saja dengan berbagai selera. Kata "dan" di situ juga mengacu ke konsep logika matematika dimana "."(titik) dibaca "dan". Dan secara harfiah ini berarti sebuah usaha yang (insyALLah) akan terus menerus / kontinu dan punya daya saing. Bismillahirakhmannirokhim

Keenam, ini tentang hardskill, target simpel kok, bisa cakap nan lihai menggunakan Matlab dan Java serta bisa mulai berbahasa Jerman dan Arab. ada apa dengan dua bahasa ini? Wallahualam jika ternyata ini bermanfaat terkait tarrget S2 saya

Ketujuh, dunia ini ibarat sebuah aplikasi yg rumit sehingga perlu user guide, yaitu Al Qur'an. Semoga aku bisa menhafal dan bisa mengaplikasikannya, target semester ini ada 10 surat pendek utnuk saya hafal. Mungkin relatif sedikit juga menargetkan menjadi hafidz, namun semua itu berawal sedikit asal konsisten.

Kedelapan, tentang apa ya? hahaa..saya agak sensitif membahasnya, mungkin karena saya menargetkan pantang membicarakan itu sampai ke ranah merk bila saya belum lulus TA 1... lantas apa emang sudah ada merk yang diincar? hahaha#lagi... sejauh ini saya hanya mengincar nama untuk jadi pembimbing TA saya, kalo mengincar nama untuk "itu" biar nanti tunggu undangan saya via email ya...kapan? insya Allah bukan 2012 ini..hehee#sotoy nan ble'e.. yang pasti bila beberrapa kawan karib saya menyembulkan merk-merk tertentu, itu hanyalah ghibahtainment (walo merreka menyebutnya doa), trust me..

kedelapan itu tidak dirut sesuai skala prioritas, kebetulan yg terlintas itu saja.. sebenarnya ada pula beberapa targetan lain, misalnya saja pengen bisa naik motor "lanang", pengen mahir main gitar, pengen bisa nyetir mobil..hohoo...
namun ada pula target untuk S2, ini akan saya bahas di posting-an berikutnya

maka seperti kata kawan saya Andy Garcia Zulfikar "gantungkanlah cita-cita di langit walau di langit tidak ada gantungannya"

-perbatasan Sleman-Jogja-

Karena Saya yang Menjalaninya

#catatan ini diawali sejak pagi hari ini

Well, setelah nyaris tak brdaya melawan rasa kantuk, akhir segelas kopi susu (bukan kopi dangdut) yang saya tenggak via menyeruput sekitar 10 menit (penting banget ga sih?) akhirnya saya bisa meneruskan aktivitas magang saya. Diawali penyusunan laporan di bagian company profile, dan pekan ini saya menargetkan analisis COBIT sudah selesai dikerjakan. Hasil dari analisis COBIT ini akan saya kolaborasikan dengan EAP dan direaksikan dengan Zachman dan bila memungkinkan TOGAF dan ai-ti-ai-el (sengaja saya tulis cara membacanya agar tidak salah persepsi) untuk menghasilkan rekomendasi IT governance di Disparbud Kota YK ini. Dan target selama liburan dimana brosur company profile ICTN dan menyelesaikan seluruh tugas tertulis dari CD ke D juga menjadi hal yang harus bisa diselesaikan sebelum musim 2011/2012 putaran genap dimulai.

Liburan tinggal menghitung hari. Namun bagi saya liburan kali ini ibarat celana ¾. Namun manfaat dan hikmah harus dioptimalkan agar tidak tenggalam dari sisi negatif dari pilihan yang kita comot. Pilihan magang di liburan ini tentunya harus memenggal beberapa kisah kasih bersama sahabat-sahabat saya. Ga bisa ikut ke Borobudur bareng BPHagnificent+NisaChaeAzwar, ga bisa nonton sidang bang Bilhasry (satu dari empat orang di luar Kominfo 2010 yang yang paling sering menjadi tempat sharing saya tentang perkominfoan), ga bisa juga nonton sidang beberapa rekan angkatan 2008, gli specialle IF-32-01, ga bisa juga ikutan thowaf Brebes Tegal Slawi bersama kawan-kawan BTS. Mungkin banyak yang “ga bisa”-nya yang bila dikompilasi tebalnya melebihi novel favorit saya Ranah 3 Warna. Yoyoi, namun karena saya yang menjalaninya, maka saya harus bisa berpikir positif.

Karena saya yang menjalaninya maka saya harus komitmen terhadap opsi yang saya pilih. Yang saya pilih opsinya, maka efek yang terjadi pun mau tidak mau ikhlas saya hadapi. Percayalah skenario Allah itu misterius namun gemilang. Untuk memajukan Kabupaten Tegal, seandainya (tapi naudzubillah jangan sampai terjadi) kegagalan saya sebagai mahasiswa di tanah Pasundan bukanlah masalah karena banyak Putra/Putri Tegal yang kuliahnya lebih sukses daripada saya. Kegagalan saya kuliah (naudzubillah lagi) bila menyia-nyiakan SPP 5 juta per semester mungkin tidak akan diungkap dengan tangisan ibu saya di hadapan saya, entah di belakang. Yang pasti secara kalkulasi, kesuksesan akademik dua putra ibu saya yang lain mungkin bisa menutupi (meski tidak bisa mengobati) luka ibu saya. Namun sekali lagi, karena saya yang menjalani, maka sebuah pemikiran egois dalam arti positif perlu digalakkan dengan bijaksana.

Apa orientasi kita yang telah merelakan waktu bermain kita, waktu kita untuk ibu-ayah-saudara-keluarga di tanah rantau? Motif berupa keinginan membangun daerah asal, hasrat ingin membahagiakan orang tua menjadi dominasi yang menguasai benak kita. Namun sadarlah bila kegagalan kita masih bisa ditutupi kesuksesan saudara yang lain bagi ibu kita, kegagalan kita masih bisa dilupakan melalui kesuksesan kawan satu kampung kita. Namun kita hanya punya diri kita sejumlah satu, artinya bila kita gagal maka diri kita tidak punya manusia alternatif yang bisa sukses menutupi kegagalan ini.

Masyarakat mudah melupakan kegagalan kita dengan prestasi orang lain. Ibu kita masih bisa berbohong menutupi kesedihannya bila kita gagal, mungkin ktia bisa merasakannya bisa jadi tidak. Namun bila kita gagal mana mungkin kita membohongi kita? (beberapa kalimat terakhir ini merupakan cuplikan dari motivasi saya selaku Sekretaris Umum HMIF 2011 pada pleno terakhir di VIP B) Dan seperti jokes yang saya kutip dari film 3 idiots, “kita sedih bila teman kita gagal sedangkan kita sukses, namun ktia lebih sedih bila teman kita lebih sukses dari kita (CMIIW)”, agak kocak juga tapi dalam logika matematika dan filosofi disimpulkan bahwa kita harus senantiasa mempertinggi prestasi. Sekali lagi egois dalam arti positif perlu digalakkan secara bijaksana. Bila orientasi kesuksesan kita “hanya” menyenangkan orang tua, maka kita akan kehilangan arah bila orang tua kita kecewa dengna hasil ikhtiar kita sehingga kita malah menghalalkan segala cara. Maka saya maksudkan egois dalam arti positif adalah bagaimana kita mempertinggi prestasi untuk kemajuan diri kita agar kita bisa menjadi orang yang bermanfaat dan tujuan kita yang sebenarnya tanpa intervensi orang lain, tanpa titipan sponsor, tanpa tunggangan kepentingan. Dan prestasi di kalimat sebelumnya tidak dibatasi berupa medali emas maupun trofi, mempertinggi prestasi juga bisa ditranslasi sebagai perbaikan moral dan sikap serta kedisiplinan dibandingkan kondisi-kondisi sebelumnya.

Generasi S1 2008 telah memunculkan ABG (Alumni Barululus Gressss). Rekan satu departemen, rekan satu BPH, rekan satu kelas, rekan satu lab, rekan satu gabungan team OC PDKT, rekan satu kongsi inov, rekan apa lagi y? Hohoho... yang pasti mereka sudah berhak menyandang tambahan dua huruf di belakang namanya “ST”. Sebuah gelar yang keramat, kenapa keramat? karena bisa jadi pusaka untuk menjemput impian-impian yang lebih tinggi, bisa juga sekedar pemanis nama. Well, pertanyaan yang sering terlontar (khususnya) oleh adik-adik kelas saya “bang, kapan abang lulus?” hohohoo.. dulu pas eranya Bang Khanif, Kang Fachrie, Kang WP, dan abang-akang-teteh-masbro yang lain saya sering menanyakan yang sama sebelum mereka wisuda, so apakah hukum aksi reaksi sudah berlaku pada beta?

Dengan dinamika (baca:ketidakstabilan aturan) menjadikan keunikan proses akademik yang saya lalui di kampus globe ini. Acuan kuota SKS yang sebelumnya mengacu semester ke-(N-1) berubah menjadi (N-2) sehingga saya bisa mencomot Kalkulus 2 di semester 3 (saya ulangi “kalkulus 2 di semester 3”.) ... weww...lalu mulai semester inia cuan kembali ke (N-1) sehingga saya dengan lonjakan IP semester ini bisa menggebrak bandwidth 24 SKS semester depan. Nah, yang unik dan kocak (kenapa kocak? Karena dosen wali saya baru tahu hohohoo) TA 1 ternyata mata kuliah eksepsi yang tidak bergantung kuota SKS, artinya dengan sisa 26 SKS (termasuk TA 1) maka sebenarnya saya bisa lulus tepat 8 semester “SEANDAINYA” semester lalu saya bisa menculik TA 1 sehingga dengan kuota 24 SKS maka persis dan sangat pas pas pas banget saya lulus 8 semester. Dan doa kawan saya yang ingin BPHagnificent (kecuali Zudha+Iman yang insyALLah 3,5 tahun) akan lulus bareng 8 semester akan terwujud, benar-benar terwujud keingan yang tak pernah terwujud. Apalagi aturan akademik TA1 boleh diambil bareng TA2 maka sungguh durian yang semanis madu runtuh dari surga. Namun apa daya aturan TA 1 dan TA 2 diambil bareng hanya berlaku bila sebelumnya pernah mengambil TA 1, dan TA 1 baru akan saya ambil semester depan. Artinya, mimpi 8 semester masih menjadi mimpi yang hanya mungkin terjadi bila aturan TA 1 dan TA 2 tersebut menjadi bisa diambil sekaligus apapun kondisi sebelumnya. Bila itu terjadi dan sisa 20 SKS lainnya mendapat A maka target (yang masih sangat mungkin terwujud) IPK 3 koma bisa terwujud. Yang pasti baru saja sore ini saya dikonfirmasi bahwa itu adalah kesalahan sistem aplikasi, sehingga kuota max 24 dan sudah tidak ada lagi previledge MK eksepsi layaknya gladi dan KP. Wallahualam... Lantas apakah saya berbuat dosa dengan menjali golongan “kuliah melebihi batas normal” yang menjadi “weakness factor” anjloknya akreditasi? Wallahualam juga...

Dan sekali lagi di luar probabilitas tersebut, saya putuskan mengulang 3 MK dengna total SKS 9 bukan karena terjerumus di lembah DE, namun karena direhab untuk meraih A, dan semester 9 saya sematkan TA 2 dibelai Kapsel dan KWN. Rencana emas bermandikan cahaya itu tampaknya sudah tidak mungkin. Namun skenario Allah yang misterius dan senantiasa di-backingvokal-i oleh gugaman kita sendiri “ih, harusnya kalo saja gini bisa jadi bakal begitu” (yang bisa ditranslate “if i were ...” alias kondisial yang sudah tidak mungkin terjadi) akan menjadi rencana yang terbaik untuk kita. Hanya saja sikap mengeluh kadang malah menodai skenario-Nya. Mari kita (khususnya saya) bersikap bijaksana, apalagi dengan identitas “laki-laki” maka gentleman-lah menyikapi itu semua. Bukan mengadu ke pepohonan di kuburan, tapi dekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Benahi pertikaian dengan makhluk bernama “masa lalu”, hentikan pertemananmu dengan makhluk bernama “rasa sesal”. Karena saya yang menjalaninya, dan saya adalah orang yang spesial (pembaca juga, tiap orang juga orang spesial) maka jalan hidup saya pun istimewa (walau terkadang tidak seperti yang digariskan pembuat aturan kuliah).

Social Networking, perlukah jadi mata kuliah

Sosial Networking...tampaknya bukan hal yang "mahal" di Indonesia saat ini... ya meskipun saya belum punya plurk, kurang aktif di twitter, friendster udah ga nongol lagi, tapi kali ini hanya ingin menyampaikan pemikiran saya tentang sosial network...
social, sebuah kondisi dimana ketoleransian diperlukan karena berbagai tipe karakter dan tujuan bertemu...
network=jaringan, bisa dibilang ini mengacu ke mata kuliah yang semester depan saya ambil.. jarkom sendiri diaktegorikan ke dalam ilmu eksakta

Intinya adalah social network merupakan suatu kondisi sosial yang dibangun melalui jaringan eksakta. Hmm, definisi di atas merupakan pemikiran yang sempit memang...
Beberapa konflik mudah terjadi, baik dalam kondisi berawal, maupun dibahas lagi maupun bentuk-bentuk yg lain pada social network. Seringkali status "marilah saling menghargai" menjadi upaya dalam kondisi "iddah" (baca:deadlock). Padahal dalam jaringan komputer terdapat protocol sebagai ruler, begitu pula kehidupan social yang menggunakan norma sebagai nilai yang parameter sopan santun bermasyarakat. Namun fakta juga berbicara bagaimana anak prodi saya yang nampaknya kecepatan neuron di jemarinya lebih kencang ketimbang kecepatan neuron di lidah menjadikan kelihaian berkomentar dan berpendapat di forum-forum social network lebih tersalurkan hajatnya dengan senjata (bukan) pamungkas, yaitu keyboard.. Well, hal tersebut menjadi kontroversi, eh lebih tepat disebut pro dan kontra.

Berbagai alasan pun berkecamuk. Ada yang berpendapat "jangna terlalu kolot" "sedikit bebas berbicara sih kenapa?" ataupun yang dilabeli 'doa yang mengutuk' seperti "yang ngapus thread ini ga dapet istri" "yang ngapus thread ini sok-sokan"...well (lagi) kalo dikatakan sok-sokan maka itu hal yang relatif, namun bila sumpah serapah yang terucap adalah perkara yg privat maka justru menunjukkan ketidakintelektualan komentator, "ga dapet istri", lha siape ente? tuhan? bukan kan... Istri, anak, merupakan takdir mubram yang udah diatur ama Allah..mendoakan homo, dikencingi kecoa, wah wah wah...dapet previledge sebagai apa saudara? orang teraniyaya yang manjur doanya tanpa buffer? Social networking memang menjadi candu untuk mengobral emosi, perang urat syaraf dan pamer kedewasaan.

Sebuah forum fenomenal di fakultas saya pun menjadi makin fenomenal dengan berbagai penilaian subjektif, ada yang berpendapat "pertanyaannya ga mutu", "manja" dan sejenisnya... Fasilitas yang mudah dalam penggalian informasi tersebut memang menyebabkan mudahnya kita lebih lepas kendali dalam menanyakan hal yang sebenarnya sudah ditanyakan maupun menanyakan hal yang abu-abu (dibilang berbobot iya, dibilang tidak juga iya). Padahal dengan mudahnya menghapus komentar, maka validitas forum social networking sebagai media informasi resmi masih dalam fase tidak sevalid website institusi...percayalah pada saya kali ini.. Mekanisme penggalian informasi tampaknya perlu pemahaman, tidak sekedar instruksi, mengenai alur yang tepat agar proses pemanfaatanna berjalan semestinya. Mana jalur yang harus dipergunakan berdasar tingkat legalitas dan validitasnya, kemudian bagaimana pula pertanyaan yang sudah ada bisa diketahui sehingga tidak menimbulkan redudansi informasi yang menyebabkan pemahaman informasi tersebut mungkin aja terpotong. Mungkin saja media informasi tersebut nantinya dikonversi menjadi model mading event dan pengumuman dimana tidak ada komen.

Yang pasti social networking menjadi media pembelajaran softskill yang "so sweet", ada pahit dan asinnya juga, namun bagaimana kit amemahami porsinya. Terlepas dari perlu atau tidaknya social networking menjadi mata kuliah (yang tidak sebatas membuat tapi jgua mengelola dan memahami etika pemanfaatannya), sarjana informatika perlu memahami etika hidup sosial dan pandai-pandai menggali hikmah dari tiap yang terjadi di sekitarnya. Etika hidup sosial juga disertai pemahaman mengenai berbagai aturan hukum yang berlaku di social networking, seperti hak cipta, aturan berbahasa dengna batasan vo'cabul'ary tertentu. Kalaupun tidak diajarkan sebagai mat akuliah maka perkenankan kit asaling mengingatkan dalam kebaikan.

Yogyakarta, 24 Januari 2012
-penulis adalah anggota Masyarakat Jurnalistik ITT-

ngak ngik nguk ngek ngok

well, that's about me...who never know exactly what should i do beside "istikharah"...
human (me too) can choose, but must be ready too if the choise is exclusive where we only can choose one answer.
This's not about middle examine in my lecture...
This's about reasoning that i can't use Expert System, Artificial Neural Network because God will give me the best, but i must still keep my intellegence to choose smart, not choose smarter/smartest one, but there're some quantitative parameter that i use...
Genetics algoritm, i think this's not right method to analyze ...because the goals is not fenotype combination, but compatibility...
Searching Optimization, hmm...is this best solution to realize where when who and how? wallahualam

but, believe that fate is absolutely scenario from HIM...

Tugas Besar SG EXpert SYStem

salam...

terima kasih atas partisipasi sahabat-sahabat dalam diskusi yang menyenangkan tentang Expert System di Laboratorium Artificial Intelligence...
sungguh pengalaman yang bermanfaat bersama kalian...
Untuk final project kita terdiri atas dua bagian...
Kita?? Ya.. karena saya juga akan melibatkan diri di beberapa bagian di final project ini.
Pertama lihat gambar ini




  • Nah, nanti kawan-kawan akan membuat seperti itu juga...bukan satu orang satu mabok (mading tembok) tapi kita satu kelompok satu mading..menyenangkan bukan, rule-nya gini
  • Komposisi bahasa 50% Bahasa Indonesia : 50% English, tapi bukan berarti ada artikel sama yang di-translate lho... Patuhi etika menulis ilmiah dan bertanggung jawab, sertakan sumber maupun referensi
  • Minimal terdapat satu buah ide tertulis kalian untuk membuat suatu aplikasi Expert System, paparkan siapa pengguna, cara kerja, dimana unsur Expert System-nya, dianjurkan mengguakan bagan/sketsa untuk memperjelas deskripsi
  • Ohya, diingatkan deliverable product berupa mabok (majalah tembok) yang siap ditempel dengan 100 x 120 cm (portrait)
  • Ikhlas dan bertanggung jawab karena ilmu bukan untuk disimpan oleh diri sendiri, tapi dikembangkan bersama dengan berbagi wawasan maka wawasanmu bertambah dan amalanmu meningkat
  • Deadline tanggal 18 Februari 2012

Kedua, bila tugas satu dibuat berupa mabok (majalah tembok) maka tugas kedua adalah membuat versi ebook-nya, deadline sama dalam bentuk pdf.

Pembagian terserah kawan-kawan, jangan lupa tiap akhir artikel ditulis nickname/ID/inisial kawan-kawan..saya juga ikut dalam final project ini namun sengaja hanya sebagai kontributor artikel, nanti saya emailkan ke salam satu dalam bentuk "siap cetak"...
terima kasih
semoga bermanfaat

Pandangi Jogja Malam ini-episode 3--i hope this's not last

bila kalian membaca tulisan ini pada tanggal 19 Januari 2012 maka bisa dipastikan saya sudah dalam kondisi bisa berselonjor di pemukiman yang "seharusnya" di Jogja...mmm, lebih tepatnya sih di Sleman..setelah hampir seminggu berkenala dan nyaris bergelandangan di area Monjali, Kasihan (bukan kaciann, tapi suatu area di perbatasan Kota YK dengan Bantul), kawasan UIN (lupa nama daerahnya, pokoknya jalan Adi Sucipto), termasuk di warnet (warnet yg pertama kali saya masuki saat saya ke YK, namanya PokeNet)... dan mau berceloteh apakah gerangan saya? tentang Jogja lagi...yoyoi..masa tentang ngakngikngukngakngik?? sebenarnya agak panas juga setelah membaca suatu postingan tentang piknik segerombolan ParaPencariTuhan di tanah Jogja...naluri menulis saya mendadak menyeruak di ujung ubun-ubun hingga aku merasa ini sudah saatnya menggunakan pedang matahari #apacoba, emang korban tv nih..

first, saya ingin mendoakan kawan saya yg sangat luar biasa dalam berkarya untuk kampus ini melalui BEM 2009+2010 dan ITF 2010...u're so inspiring for me guy....wish you get well soon Ardi..

second, alhamdulillah walau dalam kondisi masih partial disorientasi dalam bekerja, saya berhasil memperoleh kesempatan untuk self-developing melalui magang di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta. Awalnya saya berharap bisa mengutak-atik website ataupun database yg berSQL maupun ber-Oracle (bukan Ore Sanjou), namun karena ini itu dan karena (ini alasan utamanya) saya memperoleh nilai B di mata kuliah PSSI, bukan PSSI yang sedang lagi dilanda kisruh tapi Perencanaan Strategis Sistem Informasi (padahal yg dapet A cukup berserakan di sekitar saya T_T ohya, sebenarnya nama matkul ini adalah "Perencanaan" alias "Planning", namun entah mengapa justru menjadi "Perancangan" alias "Designing", so bila beta mencari ebook dengan judul IS Strategic Designing hasilnya agak meleset). Asli saya penasaran dengan yang namanya COBIT, Zachman (bukan Zudha A. raCHMAN), TOGAF, EA, IT Governance, di perkuliahan diterangkan dengan sepintas dan menurut saya terlalu teoritis, namun saat saya coba terapkan di tempat magang ini,,,wewwww...saya sampai mengerutkan kening saya dengan keringat bercucuran, mata melotot...lumayan butuh kesabaran, sulit? nggak kok...yang pasti ini memerlukan ketrampilan berkomunikasi agar bisa menggali informasi yang dibutuhkan agar analisis ktia akurat...ngomong-ngomong berkomunikasi dan menggali informasi, saya ucapkan selamat kepada Menkominfo 2009 yang alhamdulillah lulus bang Rico Julian, ST.

third, akhirnya saya mulai merasakan maksud lagu Yogyakarta yang dipopulerkan band favorit saya KLa Project..
pulang ke kotamu ada setangkup haru dalam rindu
masih seperti dulu tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
terhanyut aku akan nostalgia saat kita sering luangkan waktu nikmati bersama suasana Jogja
akhirnya kesampaian juga keinginan saya untuk ke Jogja, bukan sekedar jalan-jalan tapi mengasah diri dan juga (ini nih yang bikin seru) BPHagnificent PIKNIK lho...mana bawa-bawa anak orang lagi...seperti apa kisahnya? overall udah dipaparkan di blog-blognya amita.. sedikit share kisahnya (agak) sama dengan sudut pandang seorang reporter berIQ rata-rata

awalnya aku hanya mengira mereka satu hari di sini, ternyata 4 hari....waowwww sekali pemirsa mitra olahraga ant*ve...hari pertama kedatangan jamaah tersebut di bumi Jogja penuh penuh kesedihan tidak bisa saya jemput, padahal saya udah mempersiapkan pasukan rebana untuk menyambut mereka.. Mereka berjumlah 10 orang dengan resolusi berbeda-beda, ada yg pixel-nya kecil ada yang sedikit lebih gede (maklum masih masa pertumbuhan), ada yang bergen XY, yaitu Zudha (eh, dia udah pulang duluan dink), Alvin, Rachdi serta korban penculikan berinisial Chae dan Azwar (keduanya staf AKD) dan yang bergen XX adalah Tari, Wina, Amita, Gita. oh ya di tengah perjalanan berangkat seorang pemudi yang lugu terselip di tas-nya Tari sehingga terbawa ke Yogya, yaitu Nisa (EXT) hohoho....kagaklah, justru dia bersama Zudha dan Mita menjadi tourguide kami.. satu orang lagi akan menyusul dengan mengendarai sapu terbang, namun karena sedang dipake ibu kosan makanya minjem awan kinton ke manajer rumah tangga kampus, dia adalah Fernando alias Yolanda.

Sesampainya di Jogja, mereka langsung sujud syukur, nelpon orang tua, apedet status FB, pokoknya kekatronnya tak lagi bisa disembunyikanlah... tanpa menunggu Indonesia lolos ke Piala Dunia, mereka segera menuju ke Keraton Jogja. sebenernya saya pernah ke sini, namun tentu akan ada sensasi yang berbeda bila bersama mereka, trust me guy.. Seusai jam kerja, saya segera menyusul menggunakan mobil esemka, tapi berhubung saya segera terbangun maka saya putuskan naik TransJogja, akhirnya sampai juga di lokasi dengan peluh keringat, mana lapar kali perut ini namun ajaib setelah melihat roman muka mereka perut ini mendadak..perut ini mendadak...mendadak...kenyang?? kagak..justru makin laper...:P



Sebenarnya saya sedang mencoba menahan naluri fotomodel saya, apalagi pasca fotokelas yang mana gaya mafia saya terlalu banyak di-cut oleh editor. Namun melihat mereka merengek-rengek akhirnya saya putuskan mengeluarkan style-style terbaik saya. Tak terasa maghrib menjelang, melalui mobil yang kapasitasnya tidak sebesar cintaku sehingga cara duduk perlu di-winzip kami menuju ke kediaman Nisa yang sangat mengingatkanku dengan rumah orang tua saya di Margasari..nyaris mewah (mepet sawah) sempurna... terima kasih atas jamuannya ya ibu dan bapaknya Nisa...ngapunten ngrepotaken...istilah ini menjadi jargon di studytour ini. Pencetusnya siapa lagi kalo bukan MC kawakan, yaitu Alvin. Tak cukup mengobrak-abrik rumah Nisa, kami menuju ke selatan ke daerah Kasihan, kediamannya Mita beserta keluarga yang alhamdulillah sudah ada listrik dan mata uangnya sudah ber-rupiah, just kidding mit.. Kita kenalan sama adiknya Rodez yang kalo saya lihat tanpa kacamata mirip Rodez (teman saya di ITT).. sepintas dia pendiem, namun setelah tertular virus pethakilan, dia mulai pendirangan juga...

hari kedua kami menuju ke Parangtritis, jadi inget lagunya Katon Bagaskara yang berjudul Jogja, Cinta Tiada Akhir, khususnya di bagian "Deru Parangtritis memanggil", dan memang dua bocah yang tidak pernah melihat laut di daerahnya (Bogor) langsung kecean di pantai, ada juga si Nisa yang terus-terusan foto dengan style Perempuan berkalung Sorban, ada pula Tari dan Wina yang terus mengasah skill fotografinya, kemudian dua orang founder HIC yang membuat prasasti bertuliskan HIC dengan pasir, tak lupa untuk mencegah negara api menyerang, beberapa diantara kami (termasuk saya) mendirikan istana pasir (lebih tepat disebut gumpalan sebenarnya sih). Pokoknya romantisme di Parangtritis ini sangat nendang dan seperti lagu tersebut "Janganlah dulu waktu berlalu..biar kureguk pesonamu..." 2009 saya pernah ke Parangtritis, namun kali ini suasana yang terbangun mempunyai romantisme yang spesial...


Hari ketiga mungkin tak seindah yang diharapkan...
Diawali pagi hari aku pamit untuk magang yang tidak dapat dipungkiri agak mengecewakan kawan-kawanku..maaf banget teman-teman...tapi lagu Januari sedang berdendang..
Berat bebanku meninggalkanmu
Separuh nafas cintaku sirna
Bukan salahmu apa dayaku...
Pokoknya mengharukanlah...sampai-sampai saya sempat tertidur di tempat magang, bytheway apa hubungannya??
Naluri persahabatan merupakan chemistry yang sekuat ikatan ion karena saling memberi dan menerima tanpa mengharap pamrih, seusai magang saya susul mereka. Perasaan mulai tidak enak pas bayar dari terminal Jombor ke Borobudur yang ternyata Rp 8000,00, waduh eamng jauhnya seberapa sih, perasaan di peta rute TransJogja deket deh...dan saya baru sampai satu seperempat jam berikutnya, hahaha....yaiyalah...orang rutenya TransJogja ya fokus yang digambari Kota Jogjanya...sesampainya di sana, hujan mengguyur dengan lezat, eh derasnya... Sepatu saya masukan ke tas agar tidak terlalu melukai hati, eh melukai kaki ini...
Sambil berharap kujumpa mereka namun ternyata suasana di OW sudah sepi T_T... apakah mereka sudah pulang... lantas mau dibawa kemana diri ini yang terlanjur sampai... Lagu Sheilaon7 berkumandang... Aku pulang...tanpa dendam....
Tiba-tiba di tengah deras hujan disertai banjir dan ombak dari sepeda motor dan mobil yang lewat di samping saya saya menemukan segerombolan jamaah yang sedang kedinginan, bingung, clingak-clinguk kayak pithik ditaruh di kulkas. Aku datangi mereka, tiba-tiba mereka histris, mengucap astaghfirullah,,,mmm, kenapa ga sekalian Yasin ya? apa perlu saya rukiyat satu-satu?? Hohoho...ya dan memang benar..itu mereka...sekali lagi feeling aku jitu...
Dengan terguyur hujan kami pun naik angkot yang akhirnya mampir dulu ngrusuhi (lagi) ke Nisa...ohya, kawan aku Zudha pamit untuk menuju Bandung untuk menjemput impian menjadi sarjana...semangat y Zudha, semoga diridhoi...

Pentas berlanjtu dengan gim-gim ketje, brutal, frontal di angkot. Akhirnya sampai juga kami di rumah Nisa, ternyata malah disuguhi maem,,,mm, mau nolak tapi laper, mau langsung maem malu..dasar anak kosan...
Seperti yang disabdakan mita di blog-nya, menuju rumah Mita, kami diantara mobil yang sama seperti malam pertama dengan kondisi yang lebih padat, sungguh berat hidupmu mobil...tapi beban orang yang kau angkut memang lebih berat...

Hari keempat alias lakon... Kami piknik belanja-belanja di kawasan Pasar Beringharjo dan Malioboro...saya cuma beli dua kaos dan beberapa jajan untuk kawan saya...tidak beli banyak-banyak karena uang lagi nipis...ntr ajalah kalo udah Februari sekalian belanja untuk pulang di akhir magang..


Kami berangkat kesiangan dan pulang kesorean, sembari kedangdapan, akhirnya kami bisa berpamitan untuk menuju ke Kota Jogja pada setengah 6. Di pinggir sawah, ada sebuah pelangi yang sangat so sweet, sungguh trenyuh aku melihatnya...ya Allah aku melihat pelangi bersama kawan-kawanku saudara-saudaraku...meskipun di kesempatan ini Baskoro, Budiman, Yessi, Fitri tidka bisa ikut tapi tetap saja so sweet...untuk Chae, Nisa, dan Azwar tenang saja, wajah kalian tidak akan diganti foto mereka kok...hehehe...
Namun karena kesorean, maka sudah tidak ada lagi bus lewat, akhirnya kami singgah lagi ke rumah Mita...uhuk uhuk...malu jug asih...hehe...akhirnya bada Magrib dengan taxi bisa jug akami ke kawasan Malioboro..belanja lagi?? kagak..pengen foto-foto sekaligus Malam Sugeng Tindak..namun hujan mengguyur agak memporak-porandakan rencana ini..ya gimana lagi ya... manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan, lha trus yang melaksanakan siapa??
Dengan berjalan kaki dari kawasan 0 kilometer ke stasiun akhirnya tibalah perpisahan tersebut.. sungguh ingin air mata ini menetes,..hohoho...lebayyy... tapi eamng harus aku akui saat yang paling mengharukan adalah saat aku ada di luar kereta sedangkan kalian di dalam (kecuali Mita dan Nisa) dan kemudian kereta itu berangkat menuju Bandung...dan buat saya "oke, selamat datang kembali kehidupan yang keras"

Jogja malam itu hujan rintik dengan kenangan yang mengguyur hingga pembuluh nadi..