Kontingen IT Telkom di GemasTIK 4

Kategori Lomba Aplikasi

  • Alhazen
  • Otista

Kategori Keamanan Jaringan
  • Code Slayer

Kategori Pengembangan Permainan
  • Nenosa [Andre]
  • Starlite [Bang]
  • Chochobi [Boo Coca Bee]
  • Renai [Consanance]
  • Atrova [Energy]
  • Zoromi [Explore Nias]
  • Tim SAR [FiReS]
  • Jagawana [JagaWana]
  • ibnu_sina_ganteng [Life Safer]
  • Carbonit [NKRI 1945-1949]
  • Batangan Hitam [Pemulung Ulung]
  • Joker [PlinPlant]
  • ikhwaners [Relawan]
  • gloom [Santri Saga]
  • Carbonit [Shadow Theatre]
  • Dewantara [Si Jago Merah]
  • Sirius [Traffic Care]

Kategori Pengembangan Bisnis
  • Bgarudayasha
  • DNS
  • Gagnants
  • Geng Baik

Kategori Web Desain
  • Alphabetagama
  • Bhinneka Tunggal Ika
  • Carbon IT
  • CNC1
  • Laskar Punakawan
  • Netcracker
  • Not Found
  • Running Man

(bukan) Mencari Alasan

sebelumnya, mari pahami beberapa poin yang bersifat UMUM ini

  • tiap orang punya sudut pandang, tingkat kepuasan, kekritisan, tingkat kemakluman yg berbeda-beda, hal ini subjektif, memperdebatkan hal ini sama membuang waktu yg bisa dipake untuk menyusun ide
  • internet dgn segala kelebihan tetap menyimpan kelemahan, misalnya dalam berkomunikasi via tulisan yang mana menghilangkan "sense" berupa maksud penyampaian, apakah kalimat yg ditulis mengandung rasa marah, menyindir, cuma ngejunk tanpa maksud dll, hal itu terkadang sulit dipahami
  • dalam menggunakan internet, terutama media jejaring sosial, secara tidak disadari rasa "tidak ingin kalah" akan meningkat, maka wajar bila internet menjadi ladang subur perdebatan, baik yg terkait SARA, politik, maupun konflik sosial lainnya

dan beberapa poin yg bersifat khusus dalam ruang pikir saya
  • menghindari debat itu termasuk adab berbicara (berbicara di sini dalam arti umum, baik lisan maupun tulisan)
  • sebagai manusia ada keharusan untuk objektif dan saya mengupayakannya, sekalipun saya ada di pihak yang rentan
  • sadar bahwa niat itu mudah sekali dibelokan, maksudnya seperti ini, orientasi apa yg kita kerjakan haruslah ikhlas, bukan mengharap pujian, sanjungan, karena itu saya lebih memilih tidak melakukan sesuatu bila hawa tidak ikhlas terlalu kental bila sesuatu itu dikerjakan. saya mudah terpancing maka saya juga minta untuk tidak memancing apa yang tidak perlu dipancing

poin-poin umum dan khusus di atas itulah yang saya sebut sebagai sebab sikap yang menurut sebagian orang "kok begitu" sih. saya tidak berniat memperpanjang konflik dalam bentuk apapun. Alasannya simpel, saya tidak mendapat manfaat apa-apa bila terjadi konflik, tampaknya siapapun yang terlibat juga berpikir demikian. Apalagi bila menyangkut kondisi yang sangat tidak layak untuk dikonsumsi orang-orang yang ada di situ.
Apakah takut kalah? Terlalu sayang energi yang dikeluarkan untuk "takut" bila energi itu bisa untuk (paling tidak) main angry bird.

Semoga ALLah memudahkan hubungan baik antarumat-Nya.

Grand Route Elevation [2]

Oke setelah mengunjungi 'dunia' IPB di Bogor dan PRJ di Jakarta esoknya kami pun menggelar karpet untuk jaga stand PMB I selama 5 hari, walaupun hanya bisa jaga hingga hari kedua, kenapa? karena pada heri pertama sorenya saya teringat tahun lalu melakukan perjalnana Bandung-Yogyakarta-Purwokerto-Bandung-Jakarta-Bandung, dna saya ingin mencoba hal fenomenal yang mungkin kedengarannya bisa, tpai semoga ini bis amendewaskan saya, yaitu mengunjungi 4 ibu kota provinsi dalam waktu satu pekan...

simpel datar banget tapi biar berkesan mbolang ini pun saya tekatkan untuk direalisasikan, karena dua dunia ini telah terkunjungi maka Kamen Rider dari Margasari ini pun mempersiapkan perbekalan untuk perjalanan ke Timur, bukan mencari jodoh atau menemui jodoh, melainkan silaturahim ke rekan2 di kampus2 lain... salam hangat Satu Smansawie

Tepat di sore kedua dengna eprbekalan n uang tabungna yang insyALLah dicukupkan saya lantas bingung ni ke Semarangnya gimana y?dan tiba-tiba muncul ada otak, oke...saya naik bus Goodwill lalu turun di Tegal, menuju ke stasiun lalu pagi2 buta naik kereta api ke Semarang.. dan dengna asumsi target seperti itu dilanjutkanlah perjalanan Grand Route Elevation ini. yapz...persis rencana naik bus Goodwill saya pun turun di sebuah mall di kawasan megapolitan Kota Tegal, dan timbul permasalahan, saya bru sadar lokasi stasiun yang jauh namun sekejap pula muncul solusi...ayo jalan kaki ke stasiun...ahha...jadi teringat tahun2 yang lalu dimana suatu event di Kota Tegal yang berupa jalan kaki dari SMP 2 Slawi s.d. UPS Tegal, jadi apa ada alasan untuk tidak kuat dari perempatan itu ke stasiun?? sesampainya di stasiun saya pun menyandarkan raga ke kursi panjang di teapi rel(tapi ga persis tepi pinggir banget) saya mencoba tidur dengan harapan subuh bangun utnuk sholat dan ada kreta arah semarang yang lewat, namun belum tertidur ada petugas menanyakan hendak kemana saya, dan setelah saya jawab semarang, dia tnaya apa mau naik Tawangjaya yang dateng pukul nyaris jam 3...hmm...boleh jgua tuh...akhirnya sya apun pesan tiket kereta itu dan tak berselang setengah jam kereta itu datang menjemput saya dan meluncurlah segera ke Semarang

Sesampainya di Semarang, saya segera sms ke seornag karib saya yang kuliah di Politeknik Kesehatan Semarang.. sebut saja "kumbang"...haha...si Kumbang kaget waktu saya bilang "saya lagi di depan kampusnya....xixixi...heran benar dia pastinya...mengingat waktu itu dia lagi ga terlalu sibuk maka di kosnya pun kami meng-GJ ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon... haha..maklum duet pradana-kerani 2006/2007 iuni emang duet maut yang kocak dan emang tiada duanya..


esok harinya perjalanan aku lanjutkan untuk berjalan2 ke Universitas Diponegoro di Tembalang..dan ternyata di situ jug aada Politeknik Negeri Semarang.. kuhabiskan siang itu utnuk foto2 dan apstinya benchmark mandiri, mengamati kehidupan organisasi, setidaknya yang nampak seperti mading, dan memang prioritas yang ingin saya analisis adalah ke-kominfo-annya.. namun tak pula naluri fotografi walau kemahirannya belum expert tapi foto2 jug asaya lakukan untuk kenang-kenangan di masa nanti...ya walau ada jug afoto narcisnya...menjelang siang tak lupa saya berkunjung ke rekan saya di DNA, sebut saya Arumrosyadi yang kuliah di Polines,,ternyata dia satu kos dengan beberapa anak Smansawie juga lho...tak terasa dah sore..sebenarnya ingin ketemu kawan karibku lainnya, yaitu Aditya Setiaji dna Faqih Mujahid, tapi ternyata mereka sedang ada kesibukan saya lupa lagi apa.. lantas mendadak ide gila ini berlanjut dengan menuju ke Universitas Negeri Semarang di Sekaran. Ditengah perjalnan sempat pula melintasi Universitas 17 Agustus dan Akpelni




di Sekaran ini aku bertemu dengna kawan karibku Tri Kidayanti dan Sucipah, kalo si 8x8 Falah lagi pulang ke Tegal katanya..berhubung mereka perempuan maka tak mungkin dan tak boleh nginep di kos mereka...aku pun menginap di kos kawan se-SMA dulu...oya waktu awal nyampe Unnes aku kesasar lho...bukannya ke kos mereka tpai malah nyangsang ke gedung rektoratnya Unnes...parah pisan nih kesasarnya...
Esok paginya perjalanan berlanjut namun menuju ke Solo

Grand Route Elevation [1]

carita kali tentang setahun yg lalu..pernah nonton Kamen Rider Decade, waktu saya blum tahu apa itu Decade, namun ternyata apa yang jadi isi jadi cerita Grand Cross Elevation ini mirip dengan KR Decade..

Kisah ini dimulai dengan perjalanan study tour yg kami sebut itu Benchmark, ke Institut Pertanian Bogor. Tujuan ke sana secra tertulis adalah untuk melakukan studi banding dan menganalisis hal menarik apa yang bisa dipetik dari BEM KM IPB.. sesuai jarkom saya pun datang pukul 05.30, namun alangkah kecewanya saya dengna banyaknya rekan2 yg datang MOLOR DAN KETIDAKONTIMEANNYA NGGAK BANGET... udha gitu mereka pake acara ngledek2 "eh ve, udah mandi belum?" yeah, jujur saya tersinggung dengna cara bicara yang sok-sok merendahkan, apalagi tahulah rasanya di posisi saya gimana, namun tipe saya yang males debat atopun marah ke orang membuat saya hanya cukup menenangkan diri saja dengan langsung menutup telinga untuk mendengarkan lagu2 dr hp saya..

perjalanan pun dimulai seiring bus yang namanya saya lupa melaju via tol, dan karena saya masih ngantuk dengan beberapa proyekan semalam, maka saya pun tertidur, sekitar 2-3 jam kemudian, saya terbangun dan ternyata hampir sampai di kampus mereka...wah, , kampusnya luas banget, mirip ama yang di UI, hanya saja nuansa pertanian sangat kental dalam dekorasi tata wilayah kampusnya.

oh ya, sebelumnya saya ingatkan pertanian mempuinyai dua makna, yaitu dalam arti sempit yakni pertanian berupa persawahan serta dalam arti luas yakni pertanian berupa persawahan, perladangan/hortikultura, perkebunan, perikanan, perhutanan. Dan Pertanian sebagai singkatan di IPB mengacu pada arti luas.

Di sana kami sempat tersesat, dan tanpa dikomando, seseorang itulangsung turun dari bus untuk menyakan ke seorang yg nampaknya mahasiswi di situ. Seseorang itu sebut saja "jeruk" merupakan orang nomor satu d BEM, tapi beliau tidak pernah merasa teratas, sebaliknya dia bisa menjadi terdepan untuk mencari tahu maupun memberi teladan lain. Lantas setelah mendapat petunjuk dari mahasiswi tersebut kami pun menuju ke tempat yang merupakan Student Center IPB.

Bila dideskripsikan secara kalimat, maka bentuknya tidak lebih luas dri SC KBM IT Telkom, namun di sini toiletnya lebih bersih, lho kenapa saya menyebut toilet yg bersih, kenapa ga sekre UKMnya? alasan saya simpel, kebersihan toilet merupakan indikator cara hidup bersih penghuninya. Dari toilet yang bersih bisa ditebak bagaimana pola hidup bersihnya, tidak eprcaya? silahkan ukur sendiri tingkat kebersihan anda dan lihat toilet anda, apakah serasi?

Di depan SC terdapat mading, hmm naluri saya langsung bergejolak, cukup tersengat dengan yang namanya mading, ternyata bentuknya tidak seluas yang di SC KBM IT Telkom, namun satu yang menarik, lay outnya rapi dan ada SP penggunaannya, hmm.. nampaknya tidak salah pergerakan Depkominfo 2010 untuk membuat SOP mading di SC.

Acara dimulai dengan pemaparan garis besar tentang BEM KM IPB dan BEM KBM IT Telkom. Unik kan IPB yang mahasiswanya berapa tidak menggunakan kata 'Besar', sedangkan ITT dengna mahasiswa yang relatif lebih sedikit menggunakan kata 'Besar', it's ok, itu bukan hal yang penting untuk didebatkan, asumsi saya kata 'Besar' mengacu tanggung jawab, tidak sepakat?silahkan tapi jangna ajak debat. Beberapa poin yang saya dapatkan dari Benchmark ini adalah

  • Terbitan Kominfo di sana sudah full colour, tapi jangna khawatir, di episode klimax-nya BluBEM, sesuai target dari PJ-nya Y. M. Ramadhita akan fullcolour dan itu terpenuhi, namun ada lecutna tersendiri dari Benchmark ini yang memotivasi kami Depkominfo untuk mewarna-warnikan blubem
  • di sana presma, sebgai representasi mahasiswa juga punya peran dalam menentukan dna mengendalikan kebijakan terkait kemahasiswaan walau tidak mutlak, ini yang menurut saya perlu dikaji mengenai mekanisme pembuatan kebijakan terkait mahasiswa di ITT yang menurut saya(minta maaf bila salah) belum ada prosedur jelas keterlibatan mahasiswa dimana, apakah sebagai pengkritik setelah ditetapkan ataukah dilibatkan dalam fit and proper test draft kebijakannya
  • Di sana ada pembagian tanggung jawab dengan BEM fakultas, untuk poin ini itu wajar karena kondisi di ITT yang unik, dimana hanya ada satu BEM yang menaungi seluruh amahsiswa dan di lingkup fakultas ada sebuah himpunan mahasiswa fakultas, sedangkan di kampus lain di lingkup fakultas ada BEM fakultas, lalu di tiap jurusan/prodi ada himpunan mahasiswa jurusan
  • di sana ada semacam komunitas bentukan BEM yang mewadahi ketrampilan di bidang wirausaha maupun bidang kepemimpinan, ini masukan yang bagus untuk DepWirus dan DepPendekar
  • apa lagi ya?lupa eh...
oke...saya juga agak samar2 dengan memori diskusi karena saat acara \, muncul ide anu itu mengenai inovasi yang bisa diterapkan di Kominfo. Ohya, ada lagi saran bagi rekan2 yang masih aktif di suatu organisasi dan organisasi itu bias amengadakan Benchmark
  • jangna membatasi diri utnuk emngadakan benchmark di luar benchmark yang berupa event teragenda seperti itu, adakan pula benchmark secara mandiri, mislanya telusuri kegiatan/kesibukan di organisasi tersebut via websitenya atau bisa jug asaat liburan atau di situs jejaring sosial obrolkanlah topik tentnag dinamisme (bukan animisme dinamisme) organisasi serupa di kampus lain pada rekan anda) dan yang paling epnting, kaji dna follow up penerapnnya di organisasi anda sendiri
acara diakhiri dengan makan tumpeng bersama, jujur buat saya cara makan paling nyaman untuk kondisi bareng2 adalah tumpeng, karena erat sekali kekeluargaannya, persiangan memperebutkan ayamnya,,,haha..

Seusai dari situ kami melanjutkan acara, rencanya kami menuju ke Tambun .

di PRJ, sedikit mengenang piknik mendadak bersama Tito, Dance, Muti, k'TB, Amel ke PRJ 2009 yang saya tersesat sendirian dengna HP mati...dan seperti halnya thaun lalu, saya sangat tertarik mengunjungi stand-stand produk budaya/kerajinan daerah2 di Indoensia..woh...so sweet nya..kreen banget cuy..BANGGALAH SEBAGAI INDONESIA..tak lupa berkunjung ke stand Kemen.Kominfo...wah...saya masih mentri Kominfo BEM tapi sok-sokan ngunjungi stand Kominfo RI..
namun emngiant anu itu sehingga waktu terbatas, akhirnya pasca shoilat maghrib pun kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan...pulang...
dan perlu diingat besok adalah hari pertama Stand PMB I, walau bukan DepWirus, tapi ayo ramaikan stand BEM...biar sehangat hatimu...

Mading, mabok, matrix [1]

Barangkali ini yang jadi hal yang lumayan menarik dari 2 tahun saya di depkominfo. Pada seleksi ke BEM 2009 kondisi mading di kampus udah jadi isu yang diapungkan. Namun tak bisa dipungkiri alasan ‘itu kesadaran sendiri2’ bisa dibilang konklusi di tiap obrolan mengenai kondisi mading.


Pada salah satu FKL saya lupa FKL yang keberapa, yang saya inget waktu itu lagi tidur tahu-tahu di-sms k’faz diminta dateng ke FKL buat ngomongin denah mading ormawa, berhubung dalam kondisi seperempat sadar justru iyakan untuk mewakili..haha…songong tenan lah..gatau mau ngapain yang penting berangkat dulu..di tengah jalan(jalan?ya karena waktu itu sepeda udah ilang..T_T) sambil menggerayang alur pembahasan mau digimanain dan ampe TKP juga masih nggrayang-grayang… ditengah kegalaoan batin “gue mau ngomong apa” tahu-tahu dibilangin ama temen-temen Dagri “ve, abis ini sok dibahas”…hah?? Waduh kok kayak ayam ketulup y??

Lantas dimulailah pembahasan yang pake alur dijelasin dulu mengenai aturan dua ribu tahun yang lalu di zaman palaeolitichum(yang bener aturan tahun 2007) tentang tata letak mading yang berlaku 2 tahun alias berakhir di pertengahan 2009 ini, mengingat ada ormawa yang punah, maupun lahir maka perlu disepakati autran yang baru, dan (ini saya bingung masuk agenda yang dimaksud k’faz atau tidak) apakah akan ada aturna pemasangan poster di mading umum. Waktu itu ada berbagai tanggapan, ada yang setuju dibahas saat itu juga, ada yang meminta itu di luar forum ini saja mengingat di luar agenda, ada jug ayang berpendapat mengingat masa pergantian di KBM itu tahun kalender(bukan tahun ajaran) maka baiknya aturan dua tahun lalu diteruskan hingga akhir kepengurusan 2009 ini, nanti di awal 2010 silahkan itu dibicarakan lagi.

Dan mengingat saat itu saya masih pendiem, maka saya mendengar argumen-argumen tersebut hanya bisa mengangguk-angguk kepala..namun tidak sepenuhnya mengiyakan, tapi antara mengiyakan sembari bingung… namun akhirnya usul yang terakhir tadi yang disepakati.

Berselang 2 ramadhan 3 lebaran, akhirnya hal itu menjadi CLBK tatkala saya mendaftar ke rekruitasi BEM berikutnya., Saat wawancara 75% hal yang ditanyakan adalah mengenai mading itu sendiri. Ajegile..ni abdi ikut rekruitasi BEM ato satpolppmading.


Ya.. seperti yang anda baca dari Wikipedia, saya akhirnya diberi amanat di depkominfo. Jadi menteri lho…ahaha…aslilah itu kejutan…emang sih diantara menteri2 yang lain saya akui saya yang paling ‘ga serius’, bahkan dari style fashion pun saya ga heran kalo ada yang kaget ga mengira saya menteri maupun berkomentar ‘ga banget’. Yosakarepmuwaelah


Dan dari awal pembagian PJ proker saya pun disepakati featuring danang jadi PJ buat mading. Dan kali ini 2 target yang harus dicapai, yaitu aturan mengenai pemasangan poster di mading umum serta pembagian mading buat ormawa. Setelah berdiskusi bersama si danang di gua hiro akhirnya diajukanlah rancangan SOP mading gedung a, b, j. untuk aturan mading di gedung J atau SC berhasil disepakati dalam FKL pertama. Namun mengingat keterbatasan waktu akhirnya pembahasan untuk mading gedung A dan B dipending ke pekan depan.


Tepat dalam dua momen, pertama ultah sahabat Dhita Kominfo yang ke-18(haha…mahasiswa semester 4 kok baru ultah ke-18 y?ga nyangkalah dia kelahiran 1992) plus tepat 1 bulan sejak pelantikan akhirnya rancangna SOP itu pun dibahas di BEC(Between E and C) alias Student Hall yang dihadiri perwakilan ormawa. Setelah melalui pembahasan yang membuat letih, lelah, lesu, lunglai, lebayyyy disepakatilah SOP tersebut.


Namun itu bukan akhir dari romantika mading karena pada kenyataannya depkominfo juga sebagai pengelola peminjaman mading yang kosong. It’s OK gapapalah… dan kadang seperti hal arummewangi yang tercium dari pelosok gedung B(kenapa ga gedung A? kalo gedung A bukan arummewangi tapi keranmengalir), maka kami pun depkominfo berlagak shinici kudo yang membongkar poster2 expired yang membuat lagu afgan ‘wajahmu mengalihkan dunia’ menjadi ‘postermu mengalihkan dunia’. Belum lagi poster A2 yang membuat saya heran kenapa dipasang persis di bawah tulisan “maksimal A3”. Belum kalo ada konten poster yang terlalu provokatif. Memang tertib itu budaya yang langka.


Satu malam yang sunyi di pekalongan dimana sehabis pulang geladi (brangkat paling gasik, pulang paling terakhir, itulah DCS… tapi hebatlah di situ) sebuah sms tapi sang wapres minta dihubungi, berbagia pertanyaan berkecamuk “apakah si wapres tersesat di tegal dan ga bisa pulang uangnya abis?” “apakah si wapres kena razia orang jelek?” ataukah ataukah ataukah…dan ternyata beliau mengabarkan kalau dari rektorat berencana membongkar mading yang di tengah gedung A dan B. suasana hening… hanya semilir angin dan dedaunan jatuh… wah…dibongkar?? Sih kepiben kiye ceritane keh? Daning ujug-ujug gemlugudug pan ditegor? Dimulai kesibukan selama stu semester ke depan.


2 hari berikutnya langsung kumengejar bus arah bandung yang lagi kena macet di pinggir jalan raya pekalongan (makasih buat Tyo yang nganterin..haha)… malam itu juga saya minta tolong sahabat Novi untuk membroadcast semua ketua ormawa yang mengundang untuk rapat yang sangat mendadak mengenai rencana relokasi mading… memang ada satu dua yang kata Opin mbales nanyain kenapa mendadak dan memang tidak ada sebab lain selain rencana itu sendiri yang mendadak disampaikan ke BEM. sesampainya di sekre dan briefing mengenai kronologisnya dengan pak wapres, akhirnya siang harinya dimulailah rapat tersebut.


Kata ‘relokasi’ sendiri sebenarnya kurang tepat mengingat belum pasti dapet tempat baru menggantikan tempat lama. Tapi masa iya dalam broadcast disebutkan agendanya membahas ‘pembongkaran mading’.bongkar??digusur?? owh...suasana menjadi cekam suram nampaknya sinar senja tak lagi seperti yang dulu.


kronologisnya paling awalnya gini, mading yang di tengah gedung A dan B dianggap kondisinya kumuh(walaupun menurut saya berantakan dih iya, tapi enggak kumuh), dan dari rektorat berencana menggantinya dengan teknologi semacam LCD gitu...dan alasan utama adalah mading2 tersebut menghambat jalur udara, cahaya, dan manusia..paparan ini pun membuat pertanyaan baru, emangnya teknologinya sebesar apa n sebanyak apa? tahulah kondisi mading di gedung A n B yang lebar n kecuali UTS/UAS ga pernah kosong...


dari rapat situlah disepakati solusi sementara pemastian spesifikasi teknologi pengganti mading yang kala itu belum diketahui pasti kondisinya dan menegneai mading yang sudah ada disepakati bahwa kami satu suara untuk mempertahannya walaupun ktia juga siap untuk merombak kembali susunannya bila nanti akan ada pengurangan jumlah karena dibongkar separuh agar kondisi di tengah gedung A dan B bisa lebih mengalirkan udara dan cahaya...

Budaya Organisasi

Coretan ni ga bermaksud menggurui, tapi tuangan kegatelan tangan yang lama ga nulis(baca:ngetik lama). Mungkin temen2 anak teknik industri lebih jago di bidang ini. Ayo ktia sharing sajalah...

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.(Schein, E. H. (en)Organizational Culture and Leadership)

Karakteristik budaya organisasi

1. Innovation and risk taking

2. Attention to detail

3. Outcome orientation

4. People orientation

5. Team orientation

6. Aggressiveness

7. Stability

Fungsi Budaya Organisasi

1. Membedakan satu organisasi dengan organisasi lain

2. A sense of identity

3. Sebagai komitmen yang harus disepakati secara bersama oleh setiap karyawan

4. Mempertinggi stabilitas dalam masyarakat industri

Budaya organisasi umumnya dirancangkan oleh ketua ataupun bagian pengelolaan personal(misal Biro, Kaderisasi, PSDM, HRD dsj) yang kemudian diwariskan secara periodik namun pada pemegang estafetnya dimungkinkan untuk disesuaikan dengan selera pemegang tampuk saat itu serta kondisi lingkungan dan zaman saat itu. Budaya organisasi dituangkan dalam berbagai bentuk, misalnya(bisa salah satu bisa beberapa wujud berikut)

  • Berupa suatu produk hukum tertulis
  • Berupa suatu produk hukum tidak tertulis
  • Berupa suatu slogan, logo, ataupun jargon
  • Berupa suatu sikap-->dan inilah bentuk nyata dari suatu organisasi

Budaya organisasi dimaksudkan sebagai katalisator yang mengakselarasikan pencapaian target dari organisasi tersebut, ini didasarkan fakta bahwa budaya organisasi menjadi suatu "seragam" yang menimbulkan kebersamaan untuk meraih target dimana keseragaman berpikir juga menjadi kondisi yang mempercepat pencapaian target (dengan tingkat konflik yang rendah).

Budaya organisasi secara tidak langsung juga menjadi sarana untuk mengubah karakter orang yang terlibat di organisasi tersebut agar memiliki karakter sesuai budaya organisasi tersebut, ini jamak dijumpai pada organisasi dengan basis religi, kaderisasi, politik taktis.

Pada organisasi berupa perusahaan budaya organisasi memegang peranan penting dalam penjaminan mutu. Mutu di sini meliputi pelayanan produk dan jasa yang ditentapkan oleh pimpinan memiliki standar tertentu serta pola pelayanan tertentu, misalnya pimpinan bank pusat menuntut agar seluruh cabang di Indonesia melayani dengan senyuman, maka itu akan menjadi suatu budaya yang jika ujung tombak(petugas yang memberi layanan di bank-bank cabang) tidak menerapkannya maka rusaklah budaya organisasi tersebut dan target si pimpinan sekedar bualan slogan. Mislanya suatu kampus mencanangkan diri sebagai kampus yang taat dalam menyabet medali di kompetisi ilmiah, na

Salah satu budaya organisasi yang unik adalah adanya slogan dan logo yang menjadi trademark dan trendmark-nya. Umumnya dua ini dipatenkan. Dan bila kita perhatikan di perusahaan tertentu kantornya memiliki keunikan dengan warna cat-nya merujuk ke pakem tertentu, itu juga tergolong budaya organisasi yang berwujud benda.

Namun pada kenyataannya budaya organisasi juga menadi pangkal permasalahan atas konflik yang terjadi di organisasi, mengapa bisa begitu? Pola pikir manusia yang beragam dimana tiap orang pun pemikirannya dinamis. Dalam perkembangan seseorang dalam organisasi pun pastinya akan mengalami kondisi/titik dimana timbul ketidakcocokan atas budaya organisasi tersebut, misalnya tidak sesuai dengan idealismenya, bisa juga karena merasa budaya organisasi tersebut absurd atau malah hanya pajangan slogan yang membual.

Maka dalam mengarahkan suatu organisasi, jangan ragu untuk menyusun suatu budaya organisasi yang menjadi saran menggapai tujuan(misalnya tertuang dalam visi dan misi) dengan beberapa patokan berikut:

1. Bila budaya itu terbentuk sebelum perekrutan personel maka pikirkan alur orang yang ingin bergabung di organisasi itu bila dia tidak sejalan dengan budaya organisasi itu, karena bisa jadi dia memjadi balancing person tapi bisa juga troublemaker, misalnya ada musisi ingin bergabung dengan sebuah grub band, pasti ditelusuri apakah karakternya cocok atau tidak

2. Bila budaya itu dibentuk pasca perekrutan, maka pertimbangkan apakah orang2 yang sudha terlanjur ada di organisasi itu bisa menerima budaya organisasi itu, misalnya sudah berdiri sebuah kampus yang tidak berseragam, kemudian muncul usulan untuk berseragam maka perlu dipertimbangkan matng-matang bersediakah mahasiswanya berseragam

3. Sosialisasikan, mungkin kita heran dengan adanya suporter waknyad yang suka anarkis, padahal pentolan suporternya selalu menggembor-gemgorkan perdamaian, itu dikarenakan budaya damai yang tidak tersosialisasikan

4. Pemimpin harus memberi contoh nyata dalam penerapan budaya organisasi tersebut, tentunya pemimpin yang menerapkan aturan "tiada toleransi atas keterlambatan" akan terlihat bodoh bila dirinya sering telat.

5. Bila budaya organisasi yang ada adalah warisan (pada organisasi jangka panjang yang kepemimpinannya diestafetkan) maka pastikan sesuai dengan kondisi dan zaman saat ini

6. Jangan ragu mengubah budaya organisasi yang itu dirasa menghambat proses menuju target ataupun pangkal permasalahan SDM

Dan budaya organisasi memang perlu, dan bisa menjadi patokan apakah pengelolaan organisasi tersebut berjalan baik atau tidak. Barangkali ada yang mau nambahi

*dari pelbagai sumber

Boolean(baca:bulan) Baru, Nu Interface

Setelah lama tak posting, kali ini untuk menyegarkan suasana dengan mengetikkan dan membaca basmallah desain baru ini saya rilis
bismillahirakhmanirokhim

Apa Apa B**..Apa Apa B**.. Emang B** ntu apa??

Ada dua tanggapan tatkala menyikapi keluhan mahasiswa (kadang ada yang kelewat manja) dengan mempertanyakaan kemana nih BEM, ko masalah ginian ga diurus sih? Pertama ditanggapi positif, berarti mahasiswa percaya dan mengandalkan BEM, kedua ditanggapi dengan keheranan karena (buat pengurus BEM) apa ini kerjaan kita. Ya, "masalah ginian" mengacu ke banyak hal, problema parkir, registrasi, kebersihan fasilitas kampus, SC lampunya kebakaran, harga kosan melambung(baru melambung, belum ampe meng-usus), kosan ga aman, kosan ada yang banjir. Hahaha, kadang lucu juga dengan berbagai pendapat mengenai "BEM ntu harus bla bla bla", "Menurut gue, BEM ntu bagusnya sih nglakuin ble ble ble", "kalo pengen ngerangkul, BEM harusnya tralalalala". Kalo nyari pendapat apa sih harusnya BEM lakuin atopun kamu pengen BEM ngapain atau dengan istilah keren "jaringan aspirasi" seharian bakal kelar untuk dibacain satu-satu.

BEM punya kewajiban(kalo di AD ART KBM)
1.Menjalankan pemerintahan KBM IT Telkom sesuai dengan AD/ART, GBHO dan Rekomendasi
2.Merumuskan dan melaksanakan program kerja mengacu kepada AD/ART, GBHO dan rekomendasi
3.Mewakili Mahasiswa IT Telkom sebagai Lembaga Eksekutif
4.Memberikan Laporan keuangan dan atau pelaksanaan program kerja secara periodik dan bila dipandang perlu oleh DPM KBM IT Telkom
5.Mendistribusikan dana keuangan KBM IT Telkom sesuai APBO KBM IT Telkom
6.Mempertanggung jawabkan kinerjanya kepada mahasiswa melalui DPM KBM IT Telkom

Lantas dimana kita menemukan kaitan antara kewajiban BEM dengan "masalah ginian"(paragraf 1), simpel saja. Pertama Presiden dan Wakil Presiden dengan visi dan misinya beserta janji-janji atopun targetan saat masa kampanye tentunya punya kewajiban untuk memenuhinya, apalagi di visi dan misinya mencantumkan berbagai kata diplomatis kayak kontributif, sinergi, akomodatif, responsif(bukan responsi yang diadakan asisten dosen tiap pekan..hahaha). Singkat kata promising word yang jadi kesamaan adalah "(lebih)PEKA". Di sinilah resiko yang harus(dan memang seperti itu adanya) untuk ikhlas dalam menerima berbagai macam usul, kritik atopun keluhan yang tidak semua bahasanya sopan. "Peka" juga akan menjadi patokan di mana Yang Maha Esa akan terus menguji keikhlasan para pengemban amanat tersebut dalam keikhlasannya untuk berpeka nurani.

Kedua, adalah sesuatu yang kalo dalam istilah karya Tulis/Tugas Akhir/Skripsi disebut "batasan masalah". Batasan masalah ini maksudnya adalah adanya penentuan tugas yang jadi fungsi tiap Kementerian(d/h Departemen) atopun Badan di BEM, batasan masalah ini juga yang jadi patokan "apakah ini tugas saya ato bukan". Hmm, kalo bahasa para organisator ntu "job describtion". Di sini jadi patokan apakah kritik,saran, keluhan dsj(dan sejenisnya) layak untuk diselesaikan dengan 'tangan sendiri" ataukah "tangan ini perlu perlu tangan orang lain" ataukah "ada yang lebih berhak mengerjakan. Bisa jadi kesalahpenangkanpan(bener ga nih ejaannya??CMIIW) atas jobdesc dirinya sendiri sehingga tidak tahu mana lahan yang harusnya dikerjakan, yang adalah asyik melihat kebun orang atau bahkan ngatain orang lain ga becus ngurus lahannya, padahal lahan sendiri amburadul. Dan bisa jadi ketidaktahuan(dan kadang ketidakmautahuan) orang di luar pengurus terhadap jobdesc tiap Kementerian/Badan, menjadi awal dari cemoohan, padahal ya salah paham. Udah ngatain "gimana sih BEM, lampu sekre gua mati kok kagak diurus", padahal ya sudah terpampang di Norma Kehidupan SC pas masuk SC kalo kerusakan per sekre jadi tanggung jawab penghuninya untuk melaporkan ke Ka. Logistik c.q. Kaur Rumah Tangga. Wah wah, apa ketua ormawa lupa ngasih tahu ato Norma Kehidupan cuma jadi pajangan(semoga tidak). Ato mungkin mading gedung A dan B (yang sebentar lagi tinggal kenangan alias terancam punah) kalo berantakan numpuk tiga lapis trus nyalahin "Kominfonya mana nih?" wawawa...sampeyan kagak mbaca SOP bro.. haha...dan ketidaktahuan ato misunderstanding slalu ngungkit-ungkitnya DepKominfonya mana nih??ah menteri sibuk nyari kaos bola mulu nih...hmmm...ya emang kerjaannya Kominfo di awal terbentuknya Kabinet adalah memperkenalkan apa saja sih yang ada di BEM n tugasnya masing-masing apa plus maparin si PresWapres punya targetan apa ke depannya, baik yg program kerja ataupun yg bukan biar mahasiswa tahu(music ON) "mau dibawa kemana B-E-M ini". Pastinya butuh trik khusus agar dari awal kabinet terbentuk bisa dapet brand yang rekat dengan mahasiswa agar "kesan pertama begitu menggoda selanjutnya biar konkret yang bicara".

Ayo ayo semangat buat Kominfo berikutnya...kalian harus "gila" agar infonya nyampe ke mahasiswa.

Walopun sungguh disayangkan ada sebuah lembaga yang bertugas mengawasi BEM tapi organisasi itu yang notabene berisi perwakilan ormawa, mahasiswa yang mewakilkan ormawa serta perwakilan mahasiswa(via pemilu) justru bersikap black box terhadap pengawasannya dalam arti tidak pernah(atau tepatnya belum terpikirnya) untuk menyampaikan hasil pengawasannya secara konsisten di tiap ormawa yang diwakilinya atau diwakilkannya. Jangan tahu-tahu jemlugudug LPJ, ini nih yang bikin kerjaan Kominfo berat, perwakilan mahasiswa(dan ormawa) tahu BEM udah ngapain(ampe tahu cacatnya yang kecil buanget terus dibahas di LPJ) tapi mahasiswa dan ormawa secara umum masih bureng, tahu-tahu juga mengkalim itu kerjaan Kominfo (*sambil garuk-garuk kepala). Moga tahun ini organisasi tersebut bisa memperbaikinya, tapi kalo pandangan saya yang salah, minta maaf atas kesalahpandangan saya, mungkin karena di AD ART tidak ada.

BEM ntu beda dengan himpunan, UKM, LK, legislatif kampus&fakultas. BEM punya lapak ruang gerak yang sangat luas dan memungkinkan melakukan perubahan, bukan sekedar kata-kata perubahan lho. BEM punya kesempatan dan kekuatan untuk memberi peringatan keras kepada pemerintahan. Walaupun BEM bukan satu-satunya jalan untuk melakukan perubahan yang luas. Kemurnian BEM dari jamahan partai politik jadi bekal media massa dan bahkan pemerintah percaya atas pernyataan sikap BEM terhadap suatu isu, ya walaupun kadang oleh pemerintah masuk telinga kanan, keluar telinga kanan. Dan BEM juga organisasi yang paling dipercaya institusi(dalam hal ini rektorat, bukan dekanat) sebagai perwakilan dari mahasiswa, meskipun hanya segelintir mahasiswa yang menuntut tapi tatkala BEM mengadukannya ke rektorat maka hal itu segera disikapi. Tapi tetap BEM tidak punya daya apa-apa tatkala mahasiswa tidak percaya dengan BEM. Kepercayaan dari mahasiswa merupakan modal yang jadi "bahan bakar" BEM untuk jadi lokomotif mahasiswa.

Semoga BEM 2011 lebih baik dari BEM 2010